Rabu Pekan
Biasa (H)
1 Sam.
3:1-10, 19-20
Mzm.
40:2.5,7-8a,8b-9,10
Mrk.
1:40-45
1 Sam.
3:1-10, 19-20
3:1 Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan
Eli. Pada masa itu firman TUHAN jarang; penglihatan-penglihatan pun tidak
sering.
3:2 Pada suatu hari Eli, yang matanya mulai kabur dan tidak dapat
melihat dengan baik, sedang berbaring di tempat tidurnya.
3:3 Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di
dalam bait suci TUHAN, tempat tabut Allah.
3:4 Lalu TUHAN memanggil: "Samuel! Samuel!", dan ia
menjawab: "Ya, bapa."
3:5 Lalu berlarilah ia kepada Eli, serta katanya: "Ya, bapa,
bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak
memanggil; tidurlah kembali." Lalu pergilah ia tidur.
3:6 Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi. Samuel pun bangunlah,
lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata: "Ya, bapa, bukankah bapa
memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil, anakku;
tidurlah kembali."
3:7 Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah
dinyatakan kepadanya.
3:8 Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya.
Ia pun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta katanya: "Ya, bapa,
bukankah bapa memanggil aku?" Lalu mengertilah Eli, bahwa TUHANlah yang
memanggil anak itu.
3:9 Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel: "Pergilah tidur
dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah, TUHAN, sebab
hamba-Mu ini mendengar." Maka pergilah Samuel dan tidurlah ia di tempat
tidurnya.
3:10 Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti
yang sudah-sudah: "Samuel! Samuel!" Dan Samuel menjawab:
"Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar."
3:19 Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada
satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur.
3:20 Maka tahulah seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba, bahwa
kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi TUHAN.
Mrk.
1:40-45
1:29 Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus dengan Yakobus dan
Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas.
1:30 Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera
memberitahukan keadaannya kepada Yesus.
1:31 Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang
tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu
melayani mereka.
1:32 Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada
Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan.
1:33 Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu.
1:34 Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam
penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu
berbicara, sebab mereka mengenal Dia.
1:35 Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi
ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.
1:36 Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia;
1:37 waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari
Engkau."
1:38 Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke
kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena
untuk itu Aku telah datang."
1:39 Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil
dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.
Kehadiran
Yesus
Saudara terkasih, apa yang patut kita renungkan hari ini adalah,
mengenai kehadiran Yesus. Kedatangan yang memikat dengan karya besar-Nya. Kali
ini mengenai penyembuhan ibu mertua Petrus dan memikat banyak orang untuk juga
disembuhkan. Apakah ini merupakan “puncak” karya-Nya? Bukan. Ia datang bukan
semata untuk itu, Ia menghendaki pertobatan karena Kerajaan Surga sudah dekat.
Para pendengar ternyata belum sampai ke sana.
Yesus pergi ke tempat sunyi untuk berdoa. Hal yang paling saya
sukai dalam merenungkan tindakan Yesus. IA berdoa. Apa yang Yesus lakukan
adalah menimba dari Sumber Sejati. Ia saja masih berdoa dan menghadap Bapa-Nya.
Tindakan rendah hati, terbuka, dan berserah diri yang mutlak kepada Bapa. Ia
tidak melupakan ke mana perlu untuk menimba kekuatan.
Yesus tidak bisa dihentikan oleh kekaguman, oleh banyaknya yang
terpikat karena perbuatan besar-Nya. Yesus tahu bahwa kedatangan-Nya untuk
memberitakan Injil dan bukan pada perbuatan besar atau mukjizat saja. Pertobatan
untuk bisa menerima Kerajaan tidak berhenti pada menerima berkat dan mukjizat.
Saudara terkasih, apakah kita sudah mengenal Yesus secara pribadi,
atau masih berbangga karena menerima
berkat-Nya yang luar biasa? Jika iya, apakah sanggup menerima sekiranya berkat
itu bukan selaras dengan keinginan kita? BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar