Rabu, 10 Januari 2018

Kehadiran Yesus

Rabu Pekan Biasa (H)
1 Sam. 3:1-10, 19-20
Mzm. 40:2.5,7-8a,8b-9,10
Mrk. 1:40-45



1 Sam. 3:1-10, 19-20

3:1 Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu firman TUHAN jarang; penglihatan-penglihatan pun tidak sering.
3:2 Pada suatu hari Eli, yang matanya mulai kabur dan tidak dapat melihat dengan baik, sedang berbaring di tempat tidurnya.
3:3 Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci TUHAN, tempat tabut Allah.
3:4 Lalu TUHAN memanggil: "Samuel! Samuel!", dan ia menjawab: "Ya, bapa."
3:5 Lalu berlarilah ia kepada Eli, serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil; tidurlah kembali." Lalu pergilah ia tidur.
3:6 Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi. Samuel pun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali."
3:7 Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya.
3:8 Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Ia pun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Lalu mengertilah Eli, bahwa TUHANlah yang memanggil anak itu.
3:9 Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel: "Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar." Maka pergilah Samuel dan tidurlah ia di tempat tidurnya.
3:10 Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: "Samuel! Samuel!" Dan Samuel menjawab: "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar."
3:19 Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur.
3:20 Maka tahulah seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi TUHAN.


Mrk. 1:40-45

1:29 Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas.
1:30 Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus.
1:31 Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka.
1:32 Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan.
1:33 Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu.
1:34 Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia.
1:35 Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.
1:36 Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia;
1:37 waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau."
1:38 Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang."
1:39 Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.



Kehadiran Yesus

Saudara terkasih, apa yang patut kita renungkan hari ini adalah, mengenai kehadiran Yesus. Kedatangan yang memikat dengan karya besar-Nya. Kali ini mengenai penyembuhan ibu mertua Petrus dan memikat banyak orang untuk juga disembuhkan. Apakah ini merupakan “puncak” karya-Nya? Bukan. Ia datang bukan semata untuk itu, Ia menghendaki pertobatan karena Kerajaan Surga sudah dekat. Para pendengar ternyata belum sampai ke sana.
Yesus pergi ke tempat sunyi untuk berdoa. Hal yang paling saya sukai dalam merenungkan tindakan Yesus. IA berdoa. Apa yang Yesus lakukan adalah menimba dari Sumber Sejati. Ia saja masih berdoa dan menghadap Bapa-Nya. Tindakan rendah hati, terbuka, dan berserah diri yang mutlak kepada Bapa. Ia tidak melupakan ke mana perlu untuk menimba kekuatan.
Yesus tidak bisa dihentikan oleh kekaguman, oleh banyaknya yang terpikat karena perbuatan besar-Nya. Yesus tahu bahwa kedatangan-Nya untuk memberitakan Injil dan bukan pada perbuatan besar atau mukjizat saja. Pertobatan untuk bisa menerima Kerajaan tidak berhenti pada menerima berkat dan mukjizat.
Saudara terkasih, apakah kita sudah mengenal Yesus secara pribadi, atau  masih berbangga karena menerima berkat-Nya yang luar biasa? Jika iya, apakah sanggup menerima sekiranya berkat itu bukan selaras dengan keinginan kita? BD.eLeSHa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar