Rabu, 03 Januari 2018

Maria Bunda Allah

HARI RAYA SANTA MARIA BUNDA ALLAH (P)
Bil. 6:22-27
Mzm. 67:2-3,5,6,8
Gal. 4:4-7
Luk. 2:16-21




Bil. 6:22-27

6:22 TUHAN berfirman kepada Musa:
6:23 "Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya: Beginilah harus kamu memberkati orang Israel, katakanlah kepada mereka:
6:24 TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau;
6:25 TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;
6:26 TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.
6:27 Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka."

Gal. 4:4-7

4:4 Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.
4:5 Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak.
4:6 Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
4:7 Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.


Luk. 2:16-21

2:16 Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan.
2:17 Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu.
2:18 Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka.
2:19 Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.
2:20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
2:21 Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.


Maria Bunda Allah

Saudara-saudari terkasih, hal ini memang sebuah iman jika diajarkan bukan hal yang mudah, apalagi jika berhadapan dengan saudara beragama lain. Apa yang kita perlukan adalah iman. Tidak heran ketika Filipus memperkenalkan Nathanael kepada Yesus, ia berkata, datanglah dan lihatlah. Artinya, bahwa kita datang dan kemudian melihat. Datang dulu dan melihat apa yang ada di sana.
Iman memang bukan semata pengetahuan kognisi, rasio, dan logika semata. Logika dan ilmu pengetahuan memang mendasari iman sehingga orang tidak jatuh pada fanatisme sempit. Hal yang sama tidak cukup dan tidak akan sama persis dengan ilmu lain. Iman itu  perlu penghayatan, pengamalan, dan pengalaman yang melingkupinya.
Bila di dalam pergaulan dan hidup bersama ada pertanyaan, masak Allah memiliki Anak, tidak usah takut atau khawatir, jawab saja dengan itu imanku yang belum tentu mudah bisa Anda terima, apalagi jika sudah mengandung apriori dan ajarannya yang terbaik. Lebih banyak permusuhan dan persoalan yang akan datang dari pada persaudaraan.
Gereja juga menggunakan hari ini sebagai hari Perdamaian Sedunia. Bagaimana dunia yang tercabik-cabik dengan aneka perbedaan dan perselisihan hendak dikembalikan. Perdamaian itu tidak mudah, ketika orang penuh dengan prasangka dan kecurigaan. Melepaskan prasangka dan kecurigaan akan membuat dunia makin damai dan bahagia. Dan itu ada perjuangan kita bersama. BD.eLeSHa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar