Kamis, 25 Januari 2018

Pertobatan itu Balik Arah

Pesta Pertobatan S. Paulus, Ras. (P)
Kis. 22:3-16
Mzm. 116:1,2
Mrk. 16:15-18



Kis. 22:3-16

22:3 "Aku adalah orang Yahudi, lahir di Tarsus di tanah Kilikia, tetapi dibesarkan di kota ini; dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel dalam hukum nenek moyang kita, sehingga aku menjadi seorang yang giat bekerja bagi Allah sama seperti kamu semua pada waktu ini.
22:4 Dan aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara.
22:5 Tentang hal itu baik Imam Besar maupun Majelis Tua-tua dapat memberi kesaksian. Dari mereka aku telah membawa surat-surat untuk saudara-saudara di Damsyik dan aku telah pergi ke sana untuk menangkap penganut-penganut Jalan Tuhan, yang terdapat juga di situ dan membawa mereka ke Yerusalem untuk dihukum.
22:6 Tetapi dalam perjalananku ke sana, ketika aku sudah dekat Damsyik, yaitu waktu tengah hari, tiba-tiba memancarlah cahaya yang menyilaukan dari langit mengelilingi aku.
22:7 Maka rebahlah aku ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang berkata kepadaku: Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?
22:8 Jawabku: Siapakah Engkau, Tuhan? Kata-Nya: Akulah Yesus, orang Nazaret, yang kauaniaya itu.
22:9 Dan mereka yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar.
22:10 Maka kataku: Tuhan, apakah yang harus kuperbuat? Kata Tuhan kepadaku: Bangkitlah dan pergilah ke Damsyik. Di sana akan diberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu.
22:11 Dan karena aku tidak dapat melihat oleh karena cahaya yang menyilaukan mata itu, maka kawan-kawan seperjalananku memegang tanganku dan menuntun aku ke Damsyik.
22:12 Di situ ada seorang bernama Ananias, seorang saleh yang menurut hukum Taurat dan terkenal baik di antara semua orang Yahudi yang ada di situ.
22:13 Ia datang berdiri di dekatku dan berkata: Saulus, saudaraku, bukalah matamu dan melihatlah! Dan seketika itu juga aku melihat kembali dan menatap dia.
22:14 Lalu katanya: Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya.
22:15 Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar.
22:16 Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!

Mrk. 16:15-18

16:15 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.
16:16 Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.
16:17 Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,
16:18 mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."



Pertobatan itu Balik Arah

Saudara terkasih, berbicara mengenai pertobatan, kita pasti ingat kisah Rasul Paulus. Bagaimana ia menjadi pewarta ulung dan pembela iman, padahal sebelumnya ia adalah pengejar para pengikut jalan Tuhan. Dikisahkan juga siapa dia, reputasinya sebagai orang Yahudi yang tidak bisa diragukan lagi. Beberapa hal yang patut direnungkan mengenai tobat.
Pertama, ada inisiatif, sentuhan, inspirasi daru Tuhan. Dalam hal Paulus, Tuhan hadir yang membuatnya silau dan buta. Buta hati sehingga ia dibukakan mata batinnya oleh Tuhan. Dalam hidup kita, bisa beraneka macam jalan dan cara Tuhan untuk menyapa. Bisa dengan cara membuat usaha kita bangkrut. Sindiran atau sapaan saudara, atau melihat pengalaman orang lain. inisiatif dari Tuhan. Kita perlu menjawab atau memberikan tanggapan.
Kedua, berbalik arah, bukan semata kalimat atau janji, namun benar-benar berbaalik arah, balik kanan, kembali ke jalan yang berseberangan dengan yang sudah biasa dijalani.  Tentu ke arah yang lebih baik, bukan sebaliknya. Jika belum berbalik arah, masih patut dipertanyakan. Apa yang membuat kita masih enggan putar balik.
Ada yang mendampingi, membimbing, dan mengarahkan. Roh Kudus, pun bisa melalui orang-orang di sekitar kita. Membuat kita mantab dan melangkah dengan pasti, bukan malah ragu dan kemudian takut. Roh Kudus datang juga melalui saudara kita yang akan menguatkan.
Ciri pertobatan, juga dinyatakan dalam bacaan Injil, kita diutus untuk mewartakan khabar gembira. Khabar suka cita ke seluruh bumi dan kepada seluruh makhluk. Memiliki kemampuan untuk mengusir setan dan menyembuhkan penyakit. Jika masih suka maksiat, berarti kita belum mendapatkan pertobatan kita. Ada orang sakit namun tidak peduli dan malah asyik dengan diri sendiri, pun itu ciri yang belum mendapatkan sentuhan Allah untuk bertobat. Apakah pilihan kita atas tawaran Allah untuk bertobat? BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar