Hari
Senin Biasa Khusus Adven (U)
Zef.
3:14-18
Mzm.
33:2-3,11-12,20-21
Luk.
1:39-45
Zef.
3:14-18
3:14 Bersorak-sorailah, hai
puteri Sion, bertempik-soraklah, hai Israel! Bersukacitalah dan beria-rialah
dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem!
3:15 TUHAN telah
menyingkirkan hukuman yang jatuh atasmu, telah menebas binasa musuhmu. Raja
Israel, yakni TUHAN, ada di antaramu; engkau tidak akan takut kepada malapetaka
lagi.
3:16 Pada hari itu akan
dikatakan kepada Yerusalem: "Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu
menjadi lemah lesu.
3:17 TUHAN Allahmu ada di
antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau
dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena
engkau dengan sorak-sorai,
3:18 seperti pada hari
pertemuan raya." "Aku akan mengangkat malapetaka dari padamu,
sehingga oleh karenanya engkau tidak lagi menanggung cela.
Luk.
1:39-45
1:39 Beberapa waktu kemudian
berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di
Yehuda.
1:40 Di situ ia masuk ke
rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.
1:41 Dan ketika Elisabet
mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun
penuh dengan Roh Kudus,
1:42 lalu berseru dengan
suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan
diberkatilah buah rahimmu.
1:43 Siapakah aku ini sampai
ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?
1:44 Sebab sesungguhnya,
ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak
kegirangan.
1:45 Dan berbahagialah ia,
yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan
terlaksana."
Sukacita
Perjumpaan dengan Sang Penebus
Perjumpaan yang membawa sukacita, tampak dengan
jelas ketika Elisabet menerima Maria. Bagaimana janin yang masih ada di perut
Maria itu membawa daya luar biasa sehingga bayi di perut Elisabet memberikan
respons dan tanggapan yang besar. Ada komunikasi di antara keduanya, dan
merekalah yang akan membawa dunia baru. Satunya membuka jalan bagi Yang Lain,
yang akan merasakan karya yang telah dipersiapkan.
Saudara terkasih, iman, kepercayaan, apalagi Tuhan
itu membawa suka cita, kegembiraan, kedamaian, dan gairah, serta semangat untuk
maju. Kita patut bertanya kalau semangat untuk maju itu pupus, malah adanya
ketakutan, khawatir salah, cemas apakah boleh ini dan itu, sedangkan hidup itu
penuh pilihan kita patut bertanya.
Iman itu membebaskan. Pewahyuan itu membawa
selamat. Cemas, khawatir bukan karya kebebasan tentunya. Suka cita itu kita
peroleh dengan adanya perjumpaan dengan Tuhan. Perjumpaan yang menyenangkan. Kita
bisa membayangkan bagaimana berjumpa dengan sahabat, kekasih, atau saudara yang
selama ini telah berpisah, tentu senang dan bahagia. Tuhan itu hadir setelah
sekian lama kita terpisah dengan-Nya. Apakah kita cemas atau senang? Tentu saja
senang dan bahagia.
Tuhan kita datang dalam kerangka untuk membawa kita
kembali kepada kesatuan dengan Bapa. Tidak ada yang perlu kita cemaskan dan
khawatirkan. Semua indah dan suka cita yang ada. Kehidupan kekal sebagai berkat
yang paling besar yang boleh kita terima. Reaksi kita sebagaimana bayi Yohanes
di dalam kandungan Elisabet yaitu melonjak. Tanda suka cita dan bahagia. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar