Senin, 21 Desember 2015

Sukacita Perjumpaan dengan Sang Penebus

Hari Senin Biasa Khusus Adven (U)
Zef. 3:14-18
Mzm. 33:2-3,11-12,20-21
Luk. 1:39-45



Zef. 3:14-18

3:14 Bersorak-sorailah, hai puteri Sion, bertempik-soraklah, hai Israel! Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem!
3:15 TUHAN telah menyingkirkan hukuman yang jatuh atasmu, telah menebas binasa musuhmu. Raja Israel, yakni TUHAN, ada di antaramu; engkau tidak akan takut kepada malapetaka lagi.
3:16 Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: "Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu.
3:17 TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai,
3:18 seperti pada hari pertemuan raya." "Aku akan mengangkat malapetaka dari padamu, sehingga oleh karenanya engkau tidak lagi menanggung cela.

Luk. 1:39-45

1:39 Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda.
1:40 Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.
1:41 Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus,
1:42 lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.
1:43 Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?
1:44 Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.
1:45 Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."


Sukacita Perjumpaan dengan Sang Penebus

Perjumpaan yang membawa sukacita, tampak dengan jelas ketika Elisabet menerima Maria. Bagaimana janin yang masih ada di perut Maria itu membawa daya luar biasa sehingga bayi di perut Elisabet memberikan respons dan tanggapan yang besar. Ada komunikasi di antara keduanya, dan merekalah yang akan membawa dunia baru. Satunya membuka jalan bagi Yang Lain, yang akan merasakan karya yang telah dipersiapkan.
Saudara terkasih, iman, kepercayaan, apalagi Tuhan itu membawa suka cita, kegembiraan, kedamaian, dan gairah, serta semangat untuk maju. Kita patut bertanya kalau semangat untuk maju itu pupus, malah adanya ketakutan, khawatir salah, cemas apakah boleh ini dan itu, sedangkan hidup itu penuh pilihan kita patut bertanya.
Iman itu membebaskan. Pewahyuan itu membawa selamat. Cemas, khawatir bukan karya kebebasan tentunya. Suka cita itu kita peroleh dengan adanya perjumpaan dengan Tuhan. Perjumpaan yang menyenangkan. Kita bisa membayangkan bagaimana berjumpa dengan sahabat, kekasih, atau saudara yang selama ini telah berpisah, tentu senang dan bahagia. Tuhan itu hadir setelah sekian lama kita terpisah dengan-Nya. Apakah kita cemas atau senang? Tentu saja senang dan bahagia.

Tuhan kita datang dalam kerangka untuk membawa kita kembali kepada kesatuan dengan Bapa. Tidak ada yang perlu kita cemaskan dan khawatirkan. Semua indah dan suka cita yang ada. Kehidupan kekal sebagai berkat yang paling besar yang boleh kita terima. Reaksi kita sebagaimana bayi Yohanes di dalam kandungan Elisabet yaitu melonjak. Tanda suka cita dan bahagia. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar