Selasa
Biasa Pekan III Adven (U)
Zef.
3:1-2,9-13
Mzm.
34:2-3,6-7,18,19,23
Mat.
21:28-32
Zef.
3:1-2,9-13
3:1 Celakalah si pemberontak
dan si cemar, hai kota yang penuh penindasan!
3:2 Ia tidak mau mendengarkan
teguran siapa pun dan tidak mempedulikan kecaman; kepada TUHAN ia tidak percaya
dan kepada Allahnya ia tidak menghadap.
3:9 "Tetapi sesudah itu
Aku akan memberikan bibir lain kepada bangsa-bangsa, yakni bibir yang bersih,
supaya sekaliannya mereka memanggil nama TUHAN, beribadah kepada-Nya dengan
bahu-membahu.
3:10 Dari seberang
sungai-sungai negeri Etiopia orang-orang yang memuja Aku, yang terserak-serak,
akan membawa persembahan kepada-Ku.
3:11 Pada hari itu engkau
tidak akan mendapat malu karena segala perbuatan durhaka yang kaulakukan
terhadap Aku, sebab pada waktu itu Aku akan menyingkirkan dari padamu
orang-orangmu yang ria congkak, dan engkau tidak akan lagi meninggikan dirimu
di gunung-Ku yang kudus.
3:12 Di antaramu akan
Kubiarkan hidup suatu umat yang rendah hati dan lemah, dan mereka akan mencari
perlindungan pada nama TUHAN,
3:13 yakni sisa Israel itu.
Mereka tidak akan melakukan kelaliman atau berbicara bohong; dalam mulut mereka
tidak akan terdapat lidah penipu; ya, mereka akan seperti domba yang makan
rumput dan berbaring dengan tidak ada yang mengganggunya.
Mat.
21:28-32
21:28 "Tetapi apakah
pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada
anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun
anggur.
21:29 Jawab anak itu: Baik,
bapa. Tetapi ia tidak pergi.
21:30 Lalu orang itu pergi
kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku
tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga.
21:31 Siapakah di antara
kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang
terakhir." Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu
masuk ke dalam Kerajaan Allah.
21:32 Sebab Yohanes datang
untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya.
Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya
kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal
dan kamu tidak juga percaya kepadanya."
Pertobatan
Itu Sebuah Tindakan Nyata
Saudara terkasih, hari ini, di mana kedatangan
Tuhan di hari Natal makin dekat, kita semakin diingatkan untuk mempersiapkan
diri, salah satunya dengan pertobatan. Bertobat dengan menerima sakramen
rekonsiliasi, di mana keadaan kita dipuluhkan kembali. Hubungan yang sempat
rusak itu kembali dijalin, relasi yang hakiki, karena berkaitan dengan Tuhan
Allah.
Kisah dua anak ini, khas Matius, di mana ada dua
orang anak yang diperintahkan untuk ke ladang dengan dua jawaban yang berbeda. Anak
pertama mengatakan ya, namun tidak melakukan dan yang kedua mengatakan tidak
namun menyesal dan menjalankan perintah itu.
Saudara terkasih, kita sering mengatakan ya namun
masih saja hidup dalam manusia lama kita. Menyesal hanya dalam mulut, namun
hati dan perilakunya masih tetap saja sama. Hal ini tidak berbeda dengan sikap
anak yang pertama tadi. Pilihan mencari aman, toh tidak ada yang tahu, mencari
enaknya sendiri, beda antara perbuatan dan perkataan merupakan ciri anak
pertama ini.
Berbeda dengan anak yang kedua, ada evaluasi,
refleksi diri, yang membawa kepada perubahan sikap dan melangkah setelah
menyesali atas apa yang dikatakan. Menolak namun mengerti kehendak bapanya
untuk bekerja, ia melangkah dan bekerja. Gambaran sikap yang mau berubah dan
tidak hanya mengatakan sudah selesai, atau berbicara asal mengucap dan tidak
lagi peduli akan tanggung jawabnya.
Contoh kecil yang dipakai Yesus untuk mengritik
para imam kepala dan orang-orang Farisi yang jelas-jelas mendengarkan pewartaan
Yohanes Pembaptis namun tidak mau melakukan apa yang ia ajarkan. Sikap yang
berbeda ditunjukkan oleh pemungut cukai, penderita kusta, dan para perempuan
sundal yang biasa dicap sampah masyarakat justru mau berbalik arah dan
mengikuti DIA.
Pertobatan bukan hanya melulu sakramen
rekonsiliasi, namun perubahan sikap dan perbuatan. Berbalik arah dari yang
jahat kepada kehidupan yang lebih baik. Perbahan sikap dan perbuatan nyata
menjadi utama dan jauh lebih penting karena berarti mendasar dan keseluruhan
hidup telah berubah. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar