Hari
Selasa Biasa Khusus Adven (U)
1
Sam. 1:24-28
1
Sam.2:1,4-5,6-7,8abcd,
Luk.
1:46-46
1
Sam. 1:24-28
1:24 Setelah perempuan itu
menyapih anaknya, dibawanyalah dia, dengan seekor lembu jantan yang berumur
tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur, lalu diantarkannya ke dalam
rumah TUHAN di Silo. Waktu itu masih kecil betul kanak-kanak itu.
1:25 Setelah mereka
menyembelih lembu, mereka mengantarkan kanak-kanak itu kepada Eli;
1:26 lalu kata perempuan itu:
"Mohon bicara tuanku, demi tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu
berdiri di sini dekat tuanku untuk berdoa kepada TUHAN.
1:27 Untuk mendapat anak
inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari
pada-Nya.
1:28 Maka aku pun
menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada
TUHAN." Lalu sujudlah mereka di sana menyembah kepada TUHAN.
1:24 Setelah perempuan itu
menyapih anaknya, dibawanyalah dia, dengan seekor lembu jantan yang berumur
tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur, lalu diantarkannya ke dalam
rumah TUHAN di Silo. Waktu itu masih kecil betul kanak-kanak itu.
1:25 Setelah mereka
menyembelih lembu, mereka mengantarkan kanak-kanak itu kepada Eli;
1:26 lalu kata perempuan itu:
"Mohon bicara tuanku, demi tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu
berdiri di sini dekat tuanku untuk berdoa kepada TUHAN.
1:27 Untuk mendapat anak
inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari
pada-Nya.
1:28 Maka aku pun
menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada
TUHAN." Lalu sujudlah mereka di sana menyembah kepada TUHAN.
Luk.
1:46-46
1:46 Lalu kata Maria:
"Jiwaku memuliakan Tuhan,
1:47 dan hatiku bergembira
karena Allah, Juruselamatku,
1:48 sebab Ia telah
memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala
keturunan akan menyebut aku berbahagia,
1:49 karena Yang Mahakuasa
telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.
1:50 Dan rahmat-Nya
turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.
1:51 Ia memperlihatkan
kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang
congkak hatinya;
1:52 Ia menurunkan
orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang
rendah;
1:53 Ia melimpahkan segala
yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan
tangan hampa;
1:54 Ia menolong Israel,
hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya,
1:55 seperti yang
dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk
selama-lamanya."
1:56 Dan Maria tinggal
kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke
rumahnya.
Magnifikat:
Jiwaku Memuliakan Tuhan
Saudara terkasih, kita mendapatkan pelajaran
berharga dari apa yang Maria lakukan, setelah kemarin bertemu dengan saudaranya
Elisabet yang membawa suka cita, hari ini kita diajak untuk merenungkan Maria
yang memuliakan Tuhan. Di dalam keterbatasannya untuk menerima kehendak Tuhan,
ia tidak lari atau menggerutu, malah memuji Tuhan.
Tentu saja Maria tidak tahu dengan baik apa yang
akan terjadi, namun ia menyerahkan sepenuhnya di dalam Tuhan. Ia mengambil
pengalama Perjanjian Lama untuk menempa hidup rohaninya. Hidup spiritual yang
menguatkan hati dan jiwanya yang akan menerima tekanan amat berat di kemudian
hari.
Memuliakan Tuhan dengan seluruh jiwa dan raganya.
Dalam seluruh hidupnya, bahkan di saat yang tidak enak sekalipun, di kala sedih
dan berbeban berat, di waktu hendak mencari
kehendak Tuhan dalam hidupnya.
Saudara terkasih, apa yang kita lakukan saat kita
tidak tahu apa yang akan terjadi? Apakah datang kepada Tuhan untuk berseraah
dan mempelajari apa yang Tuhan kehendaki? Atau mencari pelampiasan dengan
berbagai cara. Datang ke hadapan Tuhan dan melihat apa yang akan Tuhan
rencanakan dan rancangkan bagi hidup kita.
Memuliakan Tuhan meskipun sedang tidak enak, tidak
tahu apa yang akan terjadi, membantu meringankan beban kita dan kita menjadi
ringan. Beban yang ringan membuat kita mampu menemukan solusi yang terbaik
dalam hidup kita. Sama sekali tidak akan bisa berfikir kalau kita sedang
tertekan bukan? Mendengarkan suara Tuhan yang halus mengundang melalui hati
nurani kita. Biarkanlah Allah bersuara di dalam hati kita yang sedang
membutuhkan bantuan dan uluran tangan kasih-Nya. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar