Selasa, 29 Desember 2015

Mataku Telah Melihat Keselamatan yang dari pada-Mu

Selasa Hari Kelima dalam Oktaf Natal (P)
1 Yoh. 2:3-11
Mzm. 96:1-2a,2b-3,5b-6
Luk. 2:22-35


1 Yoh. 2:3-11

2:3 Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya.
2:4 Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.
2:5 Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.
2:6 Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.
2:7 Saudara-saudara yang kekasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar.
2:8 Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu, telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang lenyap dan terang yang benar telah bercahaya.
2:9 Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang.
2:10 Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan.
2:11 Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya.

Luk. 2:22-35

2:22 Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan,
2:23 seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah",
2:24 dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
2:25 Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya,
2:26 dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.
2:27 Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat,
2:28 ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya:
2:29 "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,
2:30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
2:31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
2:32 yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."
2:33 Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia.
2:34 Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan
2:35 -- dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri --, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."



Mataku Telah Melihat Keselamatan yang dari pada-Mu

Saudara terkasih, Simeon merasa hidup ini penuh dengan kepuasan apalagi telah melihat apa yang semua orang inginkan. Kerinduan sekian lama untuk menyaksikan lahir dan hadir-Nya Sang Juru Selamat. Tidak heran ia menerima dan langsung menatang-Nya dan memuji Allah. Spontan ada pujian kepada Allah.
Kita bisa membayangkan bagaimana kita layak untuk bersyukur dan memuji Allah ketika sedang senang dan mendapatkan berkat. Ingat siapa Pemberi dan bersyukur atas itu. Tidak jarang kita lupa dan malah lebih berbahagia bersama sesama kita terlebih dahulu.
Hadir-Nya sebagai Terang sebagaimana kisah bacaan pertama. Siapa yang tidak atau belum hidup dalam terang itu hidup dalam kegelapan, sehingga orang bisa tersesat  karena hidup dalam kegelapan dan tentu bisa membuat masuk ke dalam keadaan yang tidak mudah. Syukur kita ialah, bahwa Terang itu melenyapkan kegelapan. Sedikit saja terang hadir gelap akan menyingkir, apalagi Terang ini adalah Terang Sejati.
Simeon melihat Keselamatan itu telah hadir. Kita juga patut bersuka cita dan bersyukur sebagaimana Simeon melakukannya dan menyatakan kepuasan hidupnya. Saudara terkasih, suka cita kita ini berkaitan bahwa kita telah selamat, bukan hanya bahagia yang akan berakhir namun sukacita kekal dan sejati. BD.eLeSHa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar