Kamis, 31 Desember 2015

Ia Telah Ada Di Dalam Dunia dan Dunia Dijadikan Oleh-Nya, tetapi Dunia Tidak Mengenal-Nya.

Kamis, Hari Ketujuh dalam Oktaf Natal (P)
1 Yoh. 2:18-21
Mzm. 96:1-2,11-12,13
Yoh. 1:1-18


1 Yoh. 2:18-21

2:18 Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir.
2:19 Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.
2:20 Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya.
2:21 Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran.

Yoh. 1:1-18

1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
1:5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
1:6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;
1:7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.
1:8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.
1:9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.
1:10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.
1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
1:13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
1:15 Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku."
1:16 Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
1:17 sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
1:18 Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.



Ia Telah Ada Di Dalam Dunia dan Dunia Dijadikan Oleh-Nya,
tetapi Dunia Tidak Mengenal-Nya.

Saudara terkasih, hari ini Gereja mengajak kita untuk merenungkan, mengenai dua pribadi besar yaitu Yohanes Pembaptis sebagai pembuka jalan dan tentu Yesus sendiri sebagai Terang sejati. Siapa Yesus sehingga kedatangan-Nya harus didahului pribadi besar pula? Ia adalah Sang Penyelamat yang datang untuk membawa kita kembali kepada Allah.
Bagaimana Yohanes menyerukan agar dunia mengenal-Nya dari apa yang ia buat. Terang itu telah ada di dunia, namun justru manusia itu tidak mengenal dan asyik dengan diri dan dunia yang demikian menggoda. Manusia juga suka untuk digoda, dan terpisah dari kasih-Nya.
Mengapa kita tidak mengenal DIA? Kita telah terpisahkan dengan pilihan-pilihan kita. Dunia menawarkan yang indah-indah, dan itu sering bertentangan dengan apa yang Tuhan Allah kehendaki.
Yesus datang untuk membawa dan membagikan kasih karunia. Apa artinya? Kasih karunia itu membawa keselamatan yaitu hidup sejati, hidup abadi di dalam Kerajaan Surga-Nya. Keterpisahan kita telah dipulihkan dengan hadir-Nya Yesus ke dunia. Allah tidak mau kita terpisah dari kasih Allah yang begitu agung itu, bahkan Anak-Nya sendiri dikirim untuk kita. Kita menjadi anak-anak-Nya karena pengorbanan Yesus.BD.eLeSHa.


Selamat Tahun Baru

Rabu, 30 Desember 2015

Kasih Karunia Ada pada-Nya

 Rabu Hari Keenam dalam Oktaf Natal (P)
1 Yoh. 2:12-17
Mzm. 96:7-8a, 8b-9, 10
Luk. 2:36-40


1 Yoh. 2:12-17

2:12 Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, sebab dosamu telah diampuni oleh karena nama-Nya.
2:13 Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu telah mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu telah mengalahkan yang jahat.
2:14 Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, karena kamu mengenal Bapa. Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu dan kamu telah mengalahkan yang jahat.
2:15 Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
2:16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
2:17 Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.

Luk. 2:36-40

2:36 Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya,
2:37 dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.
2:38 Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.
2:39 Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea.
2:40 Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya


                                                                     
Kasih Karunia Ada pada-Nya

Saudara terkasih, Hana mewartakan siapa Yesus kepada semua orang yang ada di sana. Siapakah Hana, sehingga kita dan orang waktu itu atut mendengarkannya? Ia seorang saleh yang hidupnya di Bait Allah, hari-harinya diisi dengan puasa dan berdoa. Apa artinya? Hana bukan biang gosip yang menyatakan apa yang tidak ia ketahui dan melebih-lebihkan informasi. Bagaimana ia hidup dengan berpuasa tentunya untuk membantu membersihkan hati dan badannya. Berdoa menjalin relasi dengan Tuhannya dengan lebih akrab.
Bacaan pertama menyatakan yang identik, bagaimana Tuhan memberikan segalanya kepada orang yang telah mengenal-Nya. Pribadi-Nya yang memberikan apapun yang bagi dunia tidak mungkin. Syaratnya ialah meninggalkan dunia. Apa yang di dunia ini dicintai dengan berlebihan akan membuat gap, memberikan jarak, dan memisahkan kita dengan Allah. Bagaimana dunia itu menawarkan kemewahan, kekayaan, popularitas, dan semua yang serba indah dan glamor. Bila kita memimpikan itu dengan segala cara untuk mendapatkannya, dan tidak jarang tega berbuat dengan merugikan orang lain, tentu kita akan terpisah dari sesama dan Tuhan.
Yesus, di mana Tuhan berkenan kepada-Nya mendapatkan semuanya karena anugerah, karena berkat, Allah yang memberikan, dan dari sanalah Ia mampu meninggalkan dunia dan memilih dekat dan taat pada-Nya. Kasih karunia ada pada-Nya dan itu membuat-Ny mampu melakukan tugas perutusan dengan baik. Apakah itu ketika dewasa saja? Tidak, sejak dini, IA telah setia dan taat.
Saudara terkasih, bukan kemewahan, kekayaan, atau popularitasnya yang jelek, salah, atau berdosa, namun cara mendapatkannya. Bagaimana kemewahan, kekayaan, dan popularitas itu adalah buah, bonus, dan anugerah hasil dari kerja keras, kesetiaan pada proses dan perjuangan, serta sikap kita di hadapan Allah. Bagaimana semua itu membawa kita makin dekat dan akrba dengan sesama dan Tuhan atau sebaliknya menjauhkan diri dari keduanya.BD.eLeSHa.

Selasa, 29 Desember 2015

Mataku Telah Melihat Keselamatan yang dari pada-Mu

Selasa Hari Kelima dalam Oktaf Natal (P)
1 Yoh. 2:3-11
Mzm. 96:1-2a,2b-3,5b-6
Luk. 2:22-35


1 Yoh. 2:3-11

2:3 Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya.
2:4 Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.
2:5 Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.
2:6 Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.
2:7 Saudara-saudara yang kekasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar.
2:8 Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu, telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang lenyap dan terang yang benar telah bercahaya.
2:9 Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang.
2:10 Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan.
2:11 Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya.

Luk. 2:22-35

2:22 Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan,
2:23 seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah",
2:24 dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
2:25 Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya,
2:26 dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.
2:27 Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat,
2:28 ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya:
2:29 "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,
2:30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
2:31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
2:32 yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."
2:33 Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia.
2:34 Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan
2:35 -- dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri --, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."



Mataku Telah Melihat Keselamatan yang dari pada-Mu

Saudara terkasih, Simeon merasa hidup ini penuh dengan kepuasan apalagi telah melihat apa yang semua orang inginkan. Kerinduan sekian lama untuk menyaksikan lahir dan hadir-Nya Sang Juru Selamat. Tidak heran ia menerima dan langsung menatang-Nya dan memuji Allah. Spontan ada pujian kepada Allah.
Kita bisa membayangkan bagaimana kita layak untuk bersyukur dan memuji Allah ketika sedang senang dan mendapatkan berkat. Ingat siapa Pemberi dan bersyukur atas itu. Tidak jarang kita lupa dan malah lebih berbahagia bersama sesama kita terlebih dahulu.
Hadir-Nya sebagai Terang sebagaimana kisah bacaan pertama. Siapa yang tidak atau belum hidup dalam terang itu hidup dalam kegelapan, sehingga orang bisa tersesat  karena hidup dalam kegelapan dan tentu bisa membuat masuk ke dalam keadaan yang tidak mudah. Syukur kita ialah, bahwa Terang itu melenyapkan kegelapan. Sedikit saja terang hadir gelap akan menyingkir, apalagi Terang ini adalah Terang Sejati.
Simeon melihat Keselamatan itu telah hadir. Kita juga patut bersuka cita dan bersyukur sebagaimana Simeon melakukannya dan menyatakan kepuasan hidupnya. Saudara terkasih, suka cita kita ini berkaitan bahwa kita telah selamat, bukan hanya bahagia yang akan berakhir namun sukacita kekal dan sejati. BD.eLeSHa.



Senin, 28 Desember 2015

Martir Anak

Pesta Kanak-Kanak Suci, Mrt. (M) Hari Keempat Oktaf Natal
1 Yoh. 1:5-2:2
Mzm. 124:2-3,4-5,7b-8
Mat. 2:13-18



1 Yoh. 1:5-2:2

1:5 Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.
1:6 Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran.
1:7 Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.
1:8 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
1:10 Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
2:1 Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.
2:2 Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.


Mat. 2:13-18

2:13 Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia."
2:14 Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir,
2:15 dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."
2:16 Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu.
2:17 Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia:
2:18 "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi."


Martir Anak

Saudara terkasih, memang ini bukan martir sebagaimana penumpahan darah oleh orang dewasa, namun menjadi korban kebengisan Raja Herodes untuk menyingkirkan Bayi Yesus. Pesaing yang tidak diinginkan tumbuh menjadi besar. Pembunuhan bayi di bawah dua tahun sebagai sarana membuat semua anak-anak usia itu habis. Ingat saat Musa bayi juga ada peristiwa yang sama.
Anak-anak yang tidak berdosa menjadi tumbal keserakahan, ketamakan, dan egoisme yang ada di hati sang raja. Tentu tidak sedikit darah yang tercurah dan menjadi pemuas semu bagi Herodes. Anak-anak yang sama sekali tidak tahu apa salahnya. Belum lagi ibu yang berduka, anak-anak yang kehilangan adiknya, dan bapak yang kehilangan harapan masa depannya.
Apa yang bisa kita petik ialah, bahwa rencana Tuhan tidak bisa dibungkam begitu saja oleh rancangan manusia. Sebaliknya, apapun yang kita ingini kalau belum sesuai dengan kehendak Tuhan, juga tidak akan terjadi. Satu langkah saja Tuhan sudah menang dan Herodes tidak bisa apa-apa.  Tuhan berkehendak dan semua pasti terjadi. Ini perlu kita imani dan yakini ketika mendapatkan perlakuan yang sering kita rasakan tidak adil, sulit, dan dicari-cari. Pendewasaan iman itu sangat penting dan caranya sering kita tidak tahu. Cara Tuhan itu yang terbaik meskipun kita susah untuk melihatnya ketika sedang menjalaninya. Berserah, pasrah, rela hati, dan penuh syukur sungguh membantu.
Kita bisa pula menjadi Herodes di zaman modern ketika memaksakan kehendak kepada anak-anak kita, anak-anak yang dipaksa untuk berdandan, bersikap, memilih, dan tumbuh sebagimana keinginan, pola, dan keinginan kita. Masa depan yang dipaksakan, ini tidak boleh itu tidak boleh, selain rencana orang tua. Herodes masa kini perlu kita hilangkan, menelantarkan anak baik secara sengaja atau demi puas kita dalam mengejar materi juga tidak ada bedanya dengan cara Herodes membinasakan anak-anak kecil.BD.eLeSHa.

Minggu, 27 Desember 2015

Keluarga Kudus Nazareth, Keluarga adalah Gereja Mini

Pesta Keluarga Kudus, Yesus, Maria, Yusuf (P), Oktaf Natal
1 Sam. 1:20-22,24-28
Mzm. 84:2-3,5-6,9-10
1 Yoh. 3:1-2,21-24
Luk. 2:41-52


1 Sam. 1:20-22,24-28

1:20 Maka setahun kemudian mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamai anak itu Samuel, sebab katanya: "Aku telah memintanya dari pada TUHAN."
1:21 Elkana, laki-laki itu, pergi dengan seisi rumahnya mempersembahkan korban sembelihan tahunan dan korban nazarnya kepada TUHAN.
1:22 Tetapi Hana tidak ikut pergi, sebab katanya kepada suaminya: "Nanti apabila anak itu cerai susu, aku akan mengantarkan dia, maka ia akan menghadap ke hadirat TUHAN dan tinggal di sana seumur hidupnya.
1:24 Setelah perempuan itu menyapih anaknya, dibawanyalah dia, dengan seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur, lalu diantarkannya ke dalam rumah TUHAN di Silo. Waktu itu masih kecil betul kanak-kanak itu.
1:25 Setelah mereka menyembelih lembu, mereka mengantarkan kanak-kanak itu kepada Eli;
1:26 lalu kata perempuan itu: "Mohon bicara tuanku, demi tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini dekat tuanku untuk berdoa kepada TUHAN.
1:27 Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya.
1:28 Maka aku pun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN." Lalu sujudlah mereka di sana menyembah kepada TUHAN


1 Yoh. 3:1-2,21-24

3:1 Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.
3:2 Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
3:21 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah,
3:22 dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.
3:23 Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita.
3:24 Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita


Luk. 2:41-52

2:41 Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah.
2:42 Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.
2:43 Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya.
2:44 Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka.
2:45 Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia.
2:46 Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.
2:47 Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya.
2:48 Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau."
2:49 Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?"
2:50 Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka.
2:51 Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.
2:52 Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia



Keluarga Kudus Nazareth, Keluarga adalah Gereja Mini

Saudara terkasih, hari ini Gereja memperingati Pesta Keluarga Kudus, di mana Yesus, bertumbuh, berkembang, dan memperoleh penngasuhan dai Ibu dan Bapa-Nya. Keluarga memegang peran penting bagi Gereja sebagai lembaga agama dan masyarakat sebagai lembaga sipil. Keberadaan Gereja dan masyarakat atau negara sangat ditentukan oleh kualitas keluarga.
Keluarga disebut sebagai Gereja mini, atau Ekklesia Domestica, karena keluargalah yang menjadi cikal bakal, dan benih Gereja. Keluarga yang dibina di dalam iman yang mendalam, saling mengasihi, saling mendoakan satu sama lain, dan penuh cinta perhatian akan membuat masyarakat lebih damai. Mengapa timbul perselisihan? Karena sikap cinta yang perlu dikembangkan dan itu keluarga yang memegang peran sangat penting. Kualitas kebersamaan yang makin berkurang karena tuntutan ekonomi dan kemajuan zaman turut berpengaruh dalam kualitas cinta kasih. Sikap egoisme dan persaingan tidak berjiwa sportif lebih menggoda. Di sinilah peran Gereja untuk memberikan pendampingan bagi keluarga agar mampu menjadi pioner menebarkan  cinta. Persaingan sehat, komunikasi mendalam, dan penghormatan akan pribadi di atas segalanya.
Materi dan materialisme lebih menggoda dan bisa memisahkan diri dari humanisme kemanusiaan kita, Gereja dan pengikut Yesus memiliki tanggung jawab untuk menempatkan semua pada tempatnya. Kemanusiaan dan manusia adalah di atas materi, di sanalah keluarga memegang peran. Di mana keluarga yang menghargai manusia sebagai manusia, bukan kepemilikannya akan membuat kita memiliki jiwa yang humanis. Kesalahan bukan bentuk kerugian materi namun merusak kualitas kepribadian. Kehidupan jauh lebih berharga daripada materi dan nama baik.

Keluarga beriman akan mampu menberikan keteladanan. Pengampunan lebih kuat daripada menuntut, memahami lebih mengemuka daripada minta perhatian. Memberikan dan membagikan menjadi pilihan daripada mengumpulkan apalagi dengan cara yang tidak baik. Perhatian dan empati menjadi bagian utuh bagi yang membutuhkan.BD.eLeSHa.

Sabtu, 26 Desember 2015

Keselamatan dan Kemartiran

Pesta St. Stefanus, Martir Pertama (M), Hari Kedua Oktaf Natal
Kis. 6:8-10, 7:54-59
Mzm. 31:3cd-4,6,8ab,16bc,17
Mat. 10:17-22


Kis. 6:8-10, 7:54-59

6:7 Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.
6:8 Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak.
6:9 Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini -- anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria -- bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus,
6:10 tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara.
7:54 Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi.
7:55 Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.
7:56 Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah."
7:57 Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia.
7:58 Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus.
7:59 Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."


Mat. 10:17-22

10:17 Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya.
10:18 Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah.
10:19 Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga.
10:20 Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.
10:21 Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka.
10:22 Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.


Keselamatan dan Kemartiran

Saudara terkasih, kemarin kita merayakan Hari Raya Natal, suka cita dan pesta masih meriah dan terasakan, bahkan banyak yang belum merayakannya di dalam lingkungan terbatas, baik lingkungan Gereja atau kerja. Sukacita itu masih besar dan terasakan.
Hari ini Gereja mengajak kita langsung pengalaman keselamatan itu adalah juga kesaksian. Tanggapan dari pihak kita sebagai manusia di dalam menerima uluran tangan kasih Allah, melalui kesaksian hidup kita. Kemartiran. Martir pertama ialah Stefanus. Stefanus menyerahkan nyawanya kepada Yesus, ketika ia menumpahkan darah karena mempertahankan iman. Di san ada pula Paulus yang pada hari kemudian akan menjadi pejuang iman yang kali ini menjadi saksi kematian pedih itu.
Tuhan sudah menganugerahkan kepada kita keselamatan. Kita perlu juga bersikap sepantasnya dengan memberikan jawaban yangs epadan salah satunya dengan hidup kita sendiri. Mungkin sudah tidak banyak lagi soal kematian dan darah dalam dunia hari ini, namun bebrbagai-bagai kesulitan da persoalan dalam hidup beragama, dan kita tetap teguh dalam iman kita tentu itu juga kesaksian. Bagaimana ucapan Natal saja menjadi polemik, dan kita menerima itu sebagai hal yang biasa, normal, dan tidak menjadi masalah tentu itu kesaksian hidup kita. Serta banyak lagi kesulitan dan hambatan untuk itu, dan kita bisa melakukannya dengan baik tentunya, sepanjang di dalam DIA.

Acap kita mengatakan kekhawatiran akan kemampuan kita dalam membela iman kita, kita tidak perlu takut ada DIA yang akan mengutus Roh-Nya untuk memberikan jawaban, saat itu juga. Pertolongan-Nya selalu tepat waktu. Kita tidak perlu cemas dan takut dengan itu semua. BD.eLeSHa.

SELAMAT HARI RAYA NATAL 2015

HARI RAYA NATAL (P)
BcE Malam: Yes 9:1-6, Mzm. 96:1-2a,2b-3,11-12,13, Tit. 2:11-14, Luk. 2:1-14
BcE. Fajar: Yes. 62:11-12, Mzm. 97:1,6,11-12, Tit. 3:4-7, Luk. 2:15-20
BcE. Siang: Yes. 52: 7-10, Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4,5-6, Ibr. 1:1-6, Yoh. 1:1-18


SELAMAT HARI RAYA NATAL 2015

Saudara terkasih, di hari raya Natal, kita memiliki kecenderungan untuk berpesta, merayakan dengan banyak cara dan hal. Makan-makanan yang tidak sehari-hari kita konsumsi, membeli pakaian baru dan spesial, berkumpul bersama keluarga, dan melakukan aktivitas sosial yang berbeda dengan biasanya. Kita hendak merayakan dengan perbedaan dari hal yang sehari-hari kita alami tentunya.
Kita bersyukur bahwa Tuhan itu hadir dan merasakan sebagaimana manusia rasakan. Tuhan datang dengan rupa insan dan itu bukan perbuatan besar dan ajaib dari Tuhan yang sangat berarti bagi kita.  Ungkapan syukur dan apa yang kita lakukan adalah hal yang kita coba sebanding dengan apa yang kita peroleh. Itu sangat wajar dan sudah seharusnya demikian.
Saudara terkasih, namun apakah kita juga sadar dengan apa yang kita hyati secara spiritual, apakah hidup kita semakin baik, semakin berarti bagi masyarakat dan alam ciptaan, makin mengasihi satu sama lain atau masih mementingkan diri sendiri dan hanya memikirkan hal-hal yang berarti atas kesenangan pribadi, kelompok, dan sektarian semata?
Dunia makin dikuasai oleh materi, apakah kita sudah bijak dalam melihat dan menghayati benda itu sarana saja dalam kehidupan ini, atau ikut arus zaman dan justu menjadikan benda dan materi termasuk kekayaan sebagai berhala kita tanpa kita sadari?
Semua memiliki penafsiran dan pemahaman masing-masing akan Natal dan itu hak yang haris dihormati, namun satu hal yang pasti, apakah itu membawa kita makin dekat dan akrab pada Tuhan dan sesama atau makin jauh? BD. eLeSHa.


Kamis, 24 Desember 2015

Terang Sejati akan Datang

Hari Kamis Biasa Khusus Adven (U)
2 Sam. 7:1-5,8b-12,16
Mzm. 89:2-3,4-5,27,29
Luk.1:67-79


2 Sam. 7:1-5,8b-12,16

7:1 Ketika raja telah menetap di rumahnya dan TUHAN telah mengaruniakan keamanan kepadanya terhadap semua musuhnya di sekeliling,
7:2 berkatalah raja kepada nabi Natan: "Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut Allah diam di bawah tenda."
7:3 Lalu berkatalah Natan kepada raja: "Baik, lakukanlah segala sesuatu yang dikandung hatimu, sebab TUHAN menyertai engkau."
7:4 Tetapi pada malam itu juga datanglah firman TUHAN kepada Natan, demikian:
7:5 "Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN: Masakan engkau yang mendirikan rumah bagi-Ku untuk Kudiami?
7:8 Oleh sebab itu, beginilah kaukatakan kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Akulah yang mengambil engkau dari padang, ketika menggiring kambing domba, untuk menjadi raja atas umat-Ku Israel.
7:9 Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani dan telah melenyapkan segala musuhmu dari depanmu. Aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada di bumi.
7:10 Aku menentukan tempat bagi umat-Ku Israel dan menanamkannya, sehingga ia dapat diam di tempatnya sendiri dengan tidak lagi dikejutkan dan tidak pula ditindas oleh orang-orang lalim seperti dahulu,
7:11 sejak Aku mengangkat hakim-hakim atas umat-Ku Israel. Aku mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada semua musuhmu. Juga diberitahukan TUHAN kepadamu: TUHAN akan memberikan keturunan kepadamu.
7:12 Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya.
7:16 Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.


Luk.1:67-79

1:67 Dan Zakharia, ayahnya, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat, katanya:
1:68 "Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya,
1:69 Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu,
1:70 -- seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus --
1:71 untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita,
1:72 untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita dan mengingat akan perjanjian-Nya yang kudus,
1:73 yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia mengaruniai kita,
1:74 supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut,
1:75 dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita.
1:76 Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya,
1:77 untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka,
1:78 oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan melawat kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi,
1:79 untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera."



Terang Sejati akan Datang

Saudara terkasih, Natal menjelang, dan makna kelahiran Sang Juru Selamat adalah memberikan keselamatan. Keselamatan untuk membawa anak-anak Allah agar mendapatkan kehidupan sejati dan abadi di dalam Kerajaan Surga.
Selama ini, kita hidup dalam kegelapan dosa. Kegelapan akan terusir dengan hadirnya terang, meskipun itu hanya kecil saja. Terang menyingkirkan kegelapan, apalagi ini adalah Terang Sejati. Terang mengusir kedosaan kita sehingga kita memperoleh jalan terang dan bukan membawa maut. Kita bisa membayangkan bagaimana kamar yang gelap dan kita membawa lilin, semua tentu menjadi jelas terlihat. Jelas membuat kita tidak tersesat tentunya.
Pengampunan dosa sebagai sarana keselamatan hadir di dalam Pribadi Yesus, yang mengampuni dan menebus umat manusia yang sempat tersesat.  Ketersesatan karena hidup di dalam kegelapan dan hilangnya terang yang teruskan oleh kedosaan.

Kita telah dipilih untuk hidup dalam terang, namun acap kali memilih kembali ke kegelapan. Allah selalu menawarkan tawaran kasih-Nya dengan tidak henti-hentinya. Kita pun berusaha memperbaiki diri dengan berbagai cara.  Saudara Natal sebagai sarana keselamatan yang ditawarkan Allah, bagaimana kita sepantasnya menerima itu dengan sebaik-baiknya. BD.eLeSHa.

Rabu, 23 Desember 2015

Kelahiran Yohanes Pembaptis

Hari Rabu Biasa Khusus Adven (U)
Mal. 3:1-4;4:5-6
Mzm. 25:4bc-5ab,8-9,10,14
Luk. 1:57-66


Mal. 3:1-4;4:5-6

3:1 Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.
3:2 Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu.
3:3 Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.
3:4 Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati TUHAN seperti pada hari-hari dahulu kala dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.
4:5 Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu.
4:6 Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.


Luk. 1:57-66

1:57 Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan ia pun melahirkan seorang anak laki-laki.
1:58 Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia.
1:59 Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya,
1:60 tetapi ibunya berkata: "Jangan, ia harus dinamai Yohanes."
1:61 Kata mereka kepadanya: "Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian."
1:62 Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu.
1:63 Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: "Namanya adalah Yohanes." Dan mereka pun heran semuanya.
1:64 Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah.
1:65 Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea.
1:66 Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: "Menjadi apakah anak ini nanti?" Sebab tangan Tuhan menyertai dia.


Kelahiran Yohanes Pembaptis

Saudara terkasih, hari menjelang Natal, hari ini kita diajak untuk merenungkan betapa besar makna bagi Yesus, dengan persiapan adanya kelahiran Yohanes Pembaptis. Kelahiran seorang dengan keadaan yang luar biasa untuk menyediakan hal yang tentunya jauh lebih luar biasa lagi. Mana mungkin kelahiran Yohanes Pembaptis yang didahului mukjizat itu hanya hal yang sepele. Tangan Allah menyertai.
Bapaknya, Zakaharia harus bisu dulu, sebelumnya Elisabet yang telah uzur dan mati haid itu mengandung. Perbuatan besar yang hanya dilakukan oleh Allah semata, manusia tidak ada yang bisa melakukan. Kesetiaan yang diuji dan kesetiaan yang terjadi diganjar dengan terbukanya mulut Zakaria.
Saudara terkasih, kita layak bersyukur dan berbahagia mendapatkan anugerah dipilih Allah untuk menjadi anak-anak-Nya. Itu anugerah dan rahmat. Allah yang memilih kita, bukan kita yang memilih Tuhan. Keselamatan yang kita peroleh karena rahmat yang IA anugerahkan bukan jasa kita. Mengirimkan dua pribadi besar untuk kita.
Bagaimanakah sikap kita? Bersyukur, bersungut-sungut, atau seperti apa? Itulah kualitas kita. BD.eLeSHa.


Selasa, 22 Desember 2015

Magnifikat: Jiwaku Memuliakan Tuhan

Hari Selasa Biasa Khusus Adven (U)
1 Sam. 1:24-28
1 Sam.2:1,4-5,6-7,8abcd,
Luk. 1:46-46


1 Sam. 1:24-28

1:24 Setelah perempuan itu menyapih anaknya, dibawanyalah dia, dengan seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur, lalu diantarkannya ke dalam rumah TUHAN di Silo. Waktu itu masih kecil betul kanak-kanak itu.
1:25 Setelah mereka menyembelih lembu, mereka mengantarkan kanak-kanak itu kepada Eli;
1:26 lalu kata perempuan itu: "Mohon bicara tuanku, demi tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini dekat tuanku untuk berdoa kepada TUHAN.
1:27 Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya.
1:28 Maka aku pun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN." Lalu sujudlah mereka di sana menyembah kepada TUHAN.

1:24 Setelah perempuan itu menyapih anaknya, dibawanyalah dia, dengan seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur, lalu diantarkannya ke dalam rumah TUHAN di Silo. Waktu itu masih kecil betul kanak-kanak itu.
1:25 Setelah mereka menyembelih lembu, mereka mengantarkan kanak-kanak itu kepada Eli;
1:26 lalu kata perempuan itu: "Mohon bicara tuanku, demi tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini dekat tuanku untuk berdoa kepada TUHAN.
1:27 Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya.
1:28 Maka aku pun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN." Lalu sujudlah mereka di sana menyembah kepada TUHAN.


Luk. 1:46-46

1:46 Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan,
1:47 dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,
1:48 sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia,
1:49 karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.
1:50 Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.
1:51 Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;
1:52 Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah;
1:53 Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;
1:54 Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya,
1:55 seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya."
1:56 Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.



Magnifikat: Jiwaku Memuliakan Tuhan

Saudara terkasih, kita mendapatkan pelajaran berharga dari apa yang Maria lakukan, setelah kemarin bertemu dengan saudaranya Elisabet yang membawa suka cita, hari ini kita diajak untuk merenungkan Maria yang memuliakan Tuhan. Di dalam keterbatasannya untuk menerima kehendak Tuhan, ia tidak lari atau menggerutu, malah memuji Tuhan.
Tentu saja Maria tidak tahu dengan baik apa yang akan terjadi, namun ia menyerahkan sepenuhnya di dalam Tuhan. Ia mengambil pengalama Perjanjian Lama untuk menempa hidup rohaninya. Hidup spiritual yang menguatkan hati dan jiwanya yang akan menerima tekanan amat berat di kemudian hari.
Memuliakan Tuhan dengan seluruh jiwa dan raganya. Dalam seluruh hidupnya, bahkan di saat yang tidak enak sekalipun, di kala sedih dan berbeban berat, di waktu hendak mencari  kehendak Tuhan dalam hidupnya.
Saudara terkasih, apa yang kita lakukan saat kita tidak tahu apa yang akan terjadi? Apakah datang kepada Tuhan untuk berseraah dan mempelajari apa yang Tuhan kehendaki? Atau mencari pelampiasan dengan berbagai cara. Datang ke hadapan Tuhan dan melihat apa yang akan Tuhan rencanakan dan rancangkan bagi hidup kita.
Memuliakan Tuhan meskipun sedang tidak enak, tidak tahu apa yang akan terjadi, membantu meringankan beban kita dan kita menjadi ringan. Beban yang ringan membuat kita mampu menemukan solusi yang terbaik dalam hidup kita. Sama sekali tidak akan bisa berfikir kalau kita sedang tertekan bukan? Mendengarkan suara Tuhan yang halus mengundang melalui hati nurani kita. Biarkanlah Allah bersuara di dalam hati kita yang sedang membutuhkan bantuan dan uluran tangan kasih-Nya. BD.eLeSHa.


Senin, 21 Desember 2015

Sukacita Perjumpaan dengan Sang Penebus

Hari Senin Biasa Khusus Adven (U)
Zef. 3:14-18
Mzm. 33:2-3,11-12,20-21
Luk. 1:39-45



Zef. 3:14-18

3:14 Bersorak-sorailah, hai puteri Sion, bertempik-soraklah, hai Israel! Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem!
3:15 TUHAN telah menyingkirkan hukuman yang jatuh atasmu, telah menebas binasa musuhmu. Raja Israel, yakni TUHAN, ada di antaramu; engkau tidak akan takut kepada malapetaka lagi.
3:16 Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: "Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu.
3:17 TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai,
3:18 seperti pada hari pertemuan raya." "Aku akan mengangkat malapetaka dari padamu, sehingga oleh karenanya engkau tidak lagi menanggung cela.

Luk. 1:39-45

1:39 Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda.
1:40 Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.
1:41 Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus,
1:42 lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.
1:43 Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?
1:44 Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.
1:45 Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."


Sukacita Perjumpaan dengan Sang Penebus

Perjumpaan yang membawa sukacita, tampak dengan jelas ketika Elisabet menerima Maria. Bagaimana janin yang masih ada di perut Maria itu membawa daya luar biasa sehingga bayi di perut Elisabet memberikan respons dan tanggapan yang besar. Ada komunikasi di antara keduanya, dan merekalah yang akan membawa dunia baru. Satunya membuka jalan bagi Yang Lain, yang akan merasakan karya yang telah dipersiapkan.
Saudara terkasih, iman, kepercayaan, apalagi Tuhan itu membawa suka cita, kegembiraan, kedamaian, dan gairah, serta semangat untuk maju. Kita patut bertanya kalau semangat untuk maju itu pupus, malah adanya ketakutan, khawatir salah, cemas apakah boleh ini dan itu, sedangkan hidup itu penuh pilihan kita patut bertanya.
Iman itu membebaskan. Pewahyuan itu membawa selamat. Cemas, khawatir bukan karya kebebasan tentunya. Suka cita itu kita peroleh dengan adanya perjumpaan dengan Tuhan. Perjumpaan yang menyenangkan. Kita bisa membayangkan bagaimana berjumpa dengan sahabat, kekasih, atau saudara yang selama ini telah berpisah, tentu senang dan bahagia. Tuhan itu hadir setelah sekian lama kita terpisah dengan-Nya. Apakah kita cemas atau senang? Tentu saja senang dan bahagia.

Tuhan kita datang dalam kerangka untuk membawa kita kembali kepada kesatuan dengan Bapa. Tidak ada yang perlu kita cemaskan dan khawatirkan. Semua indah dan suka cita yang ada. Kehidupan kekal sebagai berkat yang paling besar yang boleh kita terima. Reaksi kita sebagaimana bayi Yohanes di dalam kandungan Elisabet yaitu melonjak. Tanda suka cita dan bahagia. BD.eLeSHa.