Kamis
Biasa Pekan V Prapaskah (U)
Kel.
17:3-9
Mzm.
105:4-5,6-7,8-9
Yoh.
8:51-59
Kel.
17:3-9
17:3 Hauslah bangsa itu akan
air di sana; bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata:
"Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami,
anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?"
17:4 Lalu berseru-serulah
Musa kepada TUHAN, katanya: "Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini?
Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!"
17:5 Berfirmanlah TUHAN
kepada Musa: "Berjalanlah di depan bangsa itu dan bawalah beserta engkau
beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga di tanganmu
tongkatmu yang kaupakai memukul sungai Nil dan pergilah.
17:6 Maka Aku akan berdiri di
sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb; haruslah kaupukul gunung batu itu
dan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum."
Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel.
17:7 Dinamailah tempat itu
Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena
mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: "Adakah TUHAN di
tengah-tengah kita atau tidak?"
17:8 Lalu datanglah orang
Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim.
17:9 Musa berkata kepada
Yosua: "Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan
orang Amalek, besok aku akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang
tongkat Allah di tanganku."
Yoh.
8:51-59
8:51 Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut
sampai selama-lamanya."
8:52 Kata orang-orang Yahudi
kepada-Nya: "Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab
Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata:
Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai
selama-lamanya.
8:53 Adakah Engkau lebih
besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabi pun telah mati;
dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?"
8:54 Jawab Yesus:
"Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikit pun
tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata:
Dia adalah Allah kami,
8:55 padahal kamu tidak
mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal
Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan
Aku menuruti firman-Nya.
8:56 Abraham bapamu bersukacita
bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita."
8:57 Maka kata orang-orang
Yahudi itu kepada-Nya: "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau
telah melihat Abraham?"
8:58 Kata Yesus kepada
mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku
telah ada."
8:59 Lalu mereka mengambil
batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.
Yesus
Menjalankan Kehendak-Nya sebagai Rasa Hormat
Saudara terkasih, sikap mempertahankan diri atas pendapat
atau idenya, kalau dipenuhi dengan iri dan dengki, akan bersikap keras kepala
dan menganggap pihak lain sebagai salah dan tidak ada kebenaran yang berujung
pada tuduhan dan bahkan bisa pokoknya salah dan kalau perlu dihukum. Demikian
juga yang terjadi di bangsa ini. Kita bisa saksikan pertikaian demi pertikaian
yang berasal bahwa tidak mau mengakui orang lain juga memiliki kemungkinan
benar, pada pihak lain merasa diri paling benar.
Rasa hormat kepada Allah ialah dengan melakukan
kehendak-Nya. Bisa saja orang merasa dan mengaku sebagai anak Allah namun perilakunya
jauh dari sikap anak Allah dan bahkan mempermalukan Allah dalam perilaku
sehari-hari. Hal itulah yang Yesus kecam. Pemuka Yahudi yang merasa tersudut
akhirnya menyatakan Yesus kerasukan setan, sebagai sarana pertahanan diri yang
sudah tidak ada jalan lagi berkelit.
Saudara terkasih ketika kita sudah merasa benar dan
tidak bisa melihat kebenaran pada pihak lain hati-hatilah, bahwa kita telah
dibawa setan dna kuasanya untuk menjadi pribadi yang sombong dan tinggi hati,
muara dari itu semua adalah fanatisme sempit yang justru menjauhkan diri dari
sikap-sikap anak Allah yang sejati. Anak Allah yang sejati akan setia
menjalankan kehendak-Nya dan akan memperoleh hidup kekal. Bagaimanakah sikap
iman kepercayaan kita ke dalam dan juga berkaitan dengan iman orang lain? BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar