Selasa, 31 Maret 2020

Siapakah Engkau?


Selasan Prapaskah Pekan V (U)
Bil 21:4-9
Mzm. 102:2-3,16-18,19-20
Yoh. 8:21-30




Bil 21:4-9

21:4 Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan.
21:5 Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak."
21:6 Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati.
21:7 Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: "Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu.
21:8 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup."
21:9 Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup


Yoh. 8:21-30

8:21 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang."
8:22 Maka kata orang-orang Yahudi itu: "Apakah Ia mau bunuh diri dan karena itu dikatakan-Nya: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang?"
8:23 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini.
8:24 Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."
8:25 Maka kata mereka kepada-Nya: "Siapakah Engkau?" Jawab Yesus kepada mereka: "Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan kamu?
8:26 Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu; akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari pada-Nya, itu yang Kukatakan kepada dunia."
8:27 Mereka tidak mengerti, bahwa Ia berbicara kepada mereka tentang Bapa.
8:28 Maka kata Yesus: "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku.
8:29 Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya."
8:30 Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya



Siapakah Engkau?

Saudara terkasih, hari ini, kita bersama Bunda Gereja bersama-sama merenungkan firman Tuhan megenai pengenalan  akan Yesus dalam hidup kita. Siapa Tuhan itu bagi kita. Figur Tuhan yang seperti apa yang kita perlukan, gambarkan, dan menjadi sebuah citra pribadi. Konsep, hafalan karena pelajaran mungkin sangat banyak dan beragam.
Ada Mahakasih, Mahacinta, Pengampun, Rahim, dan akan banyak lagi kita peroleh. Pelajaran agama yang kita terima. Namun dalam praktek, semua yang indah, baik, dan sempurna dalam memadang Tuhan itu malah terjadi sebaliknya. Bagaimana Tuhan bisa sangat kejam, pemarah, pendendam, dan penuntut balas. Cukup aneh dan lucu. Bagaimana bisa konsep dapat bertolak belakang demikian?
Gambaran dalam Perjanjian Lama memang Tuhan Allah itu pencemburu, penuntut balas, sekaligus penuh kasih setia, pembela yang besar, dan gambaran Allah yang kuat dan perkasa. Permenungan dan refleksi dunia itu sangat wajar jika demikian. Maka ada  hukum nyawa ganti nyawa, gigi ganti gigi, mata ganti mata. Penuntut balas, pendendam, dan kekerasan yang terus terulang. Lingkaran kekerasan.
Dunia Perjanjian Baru, masa di mana Yesus berkarya membawa perubahan drastis. Allah yang dekat, penyayang, pengampun, panjang sabar, dan penuh kasih setia. Bagaimana bisa Allah yang katanya pengampun kog sekaligus penuntut balas. Berarti sama sekali tidak benar. Tidak mungkin bertolak belakang, yang ada tentunya satu kesatuan yang sama.
Pengalaman manusiawi, pengalaman personal, pengalaman religius sangat berperan di dalam mengartikan siapa dan seperti apa Tuhan itu. Orang yang  dididik dengan kekerasan, penuh dengan sikap iri dengki, pemarah, juga akan menerjemahkan Tuhan yang demikian. Jangan kaget  ketika pengenalan mereka Tuhan itu ya seperti lingkungan mereka. Tuhan yang kejam dan penuh kemarahan dalam menghadapi masalah dan persoalan.
Saudara terkasih, Siapakah Aku?  Idealnya mengantar kita kepada Allah Yang Penuh Kasih Karunia di dalam hidup-Nya. Kita dan dunia ini adalah karena kasih-Nya yang besar dan tak terbatas itu. Semua ada karena cinta Tuhan kepada kita. Apa yang tidak ada yang kita perlukan, dan itu semua disediakan Tuhan dengan cuma-cuma  untuk kita.
Bagaimana kita bisa mengenal dan mencitrakan Tuhan sebagai Juru Selamat? Dengan rajin membaca dan merenungkan Kitab Suci, merayakan sakramen, dan hidup penuh kasih dengan sesama kita.BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar