Minggu, 29 Maret 2020

Beriman Pokok e


Sabtu Prapaskah Pekan IV (U)
Yer. 11:18-20
Mzm. 7:2-3,9b-10,11-12
Yoh. 7:40-53



Yer. 11:18-20

11:18 TUHAN memberitahukan hal itu kepadaku, maka aku mengetahuinya; pada waktu itu Engkau, TUHAN, memperlihatkan perbuatan mereka kepadaku.
11:19 Tetapi aku dulu seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih, aku tidak tahu bahwa mereka mengadakan persepakatan jahat terhadap aku: "Marilah kita binasakan pohon ini dengan buah-buahnya! Marilah kita melenyapkannya dari negeri orang-orang yang hidup, sehingga namanya tidak diingat orang lagi!"
11:20 Tetapi, TUHAN semesta alam, yang menghakimi dengan adil, yang menguji batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku


Yoh. 7:40-53

7:40 Beberapa orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkataan itu, berkata: "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang."
7:41 Yang lain berkata: "Ia ini Mesias." Tetapi yang lain lagi berkata: "Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea!
7:42 Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal."
7:43 Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia.
7:44 Beberapa orang di antara mereka mau menangkap Dia, tetapi tidak ada seorang pun yang berani menyentuh-Nya.
7:45 Maka penjaga-penjaga itu pergi kepada imam-imam kepala dan orang-orang Farisi, yang berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak membawa-Nya?"
7:46 Jawab penjaga-penjaga itu: "Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!"
7:47 Jawab orang-orang Farisi itu kepada mereka: "Adakah kamu juga disesatkan?
7:48 Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepada-Nya, atau seorang di antara orang-orang Farisi?
7:49 Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah mereka!"
7:50 Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu telah datang kepada-Nya, berkata kepada mereka:
7:51 "Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?"
7:52 Jawab mereka: "Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea."
7:53 Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya,



Beriman Pokok e

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan firman Tuhan mengenai beriman pokok-e. Tidak mau tahu yang penting pokoknya begitu. Pengetahuan yang sepenggal menjadi penghambat akan kasih karunia yang lebih besar lagi. Cinta yang mendasar  yang sebenarnya bisa diperoleh, jika tidak membatasi diri dengan pemikiran dan pendekatan pribadi. Ini yang menjadi persoalan.
Iman memang membutuhkan pengetahuan, sehingga bisa bertindak kritis, tidak fanatis buta, dan realistis. Dalam hidup bersama kita sering demikian.Lihat hari-hari ini kita pun menghadapi hal yang sama. Bagaimana orang melihat larangan beribadah, peniadaan air suci, dan sejenisnya dianggap tidak percaya kuasa Allah. Padahal hal yang sungguh berbeda.
Pun ketika ada anjuran untuk berhati-hati, menjaga jarak, eh dianggap bahwa itu mengurangi kewibawaan dan kuasa Allah. Padahal sama  sekali tidak ada urusan dengan itu semua. Ada bagian masing-masing. Kuasa Tuhan benar bekerja, sepanjang orang juga berusaha dengan sejalan atas kehendak Allah. Menjadi lucu ketika orang latah menolak atau mendukung ini dan itu, padahal selama ini sama sekali tidak melakukan ketika keadaan baik-baik saja. Contoh ribut membagikan link Misa daring, padahal dalam keadaan normal Misa saja tidak.
Sekelompok orang memaksakan ibadah dengan yakin akan kuasa Tuhan melindungi mereka. Namun mereka lupa, Tuhan sudah hadir dengan peringatan sebelumnya untuk menjaga jarak. Memahami dan mengenal Tuhan dengann cara sempit, seenak perutnya, dan memaksakan tafsiran yang berbeda secara umum. Parahnya lagi sudah dihinggapi perasaan sombong dan jemawa.  Di sinilah perbedaan itu.
Teologi, beragama, dan beriman dengan andalan pokoke membuat repot. Apalagi jika sudah memaksakan kehendak untuk keyakinannya itu. Orang-orang  mulai percaya siapa Yesus dengan melihat perbuatan dan mukjizat-Nya, namun ada yang mengandalkan pokok e karena merasa iri, mengapa bukan dia tapi Yesus yang terpilih.
Mengenal Yesus bukan semata karena tempat kelahiran, tidak hanya siapa ibu atau bapa-Nya, namun juga pengajaran-Nya, perbuatan-perbuatan, dan kuasa-Nya yang demikian besar. Pengenalan secara menyeluruh dan komplit sangat membantu. Jangan malah secuil  pengetahuan menjadi penghambat.
Upaya terus menerus perlu dilakukan agar lebih mampu menjadi pribadi yang mengenal Tuhan. Iman yang mendasar, bukan semata pokoknya begitu. BD. eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar