Kamis, 12 Maret 2020

Kaya Hati


Kamis Prapaskah Pekan II (U)
Yer. 17:5-10
Mzm.1:1-2,3,4,6
Luk. 16:19-31




Yer. 17:5-10

17:5 Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
17:6 Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
17:8 Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
17:9 Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?
17:10 Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya.


Luk. 16:19-31

16:19 "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
16:20 Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu,
16:21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
16:22 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
16:23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.
16:24 Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.
16:25 Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
16:26 Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.
16:27 Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku,
16:28 sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.
16:29 Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.
16:30 Jawab orang itu: Tidak, Bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.
16:31 Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.



Kaya Hati

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja belajar dan merenungkan firman Tuhan mengenai kaya hati. Kekayaan dan kemiskinan di dalam hati yang menjadi pembeda. Tuhan Allah tidak anti akan kekayaan, namun bagaimana mengelola harta itu demi kebaikan bersama. Baik untuk diri atau juga demi kepentingan saudaranya yang kekurangan.
Kisah dalam bacaan Injil hari ini layak kita renungkan dengan lebih mendalam dalam beberapa hal sebagai berikut:
Pertama, kekayaan itu normal, wajar, dan netral. Kecaman bukan untuk kekayaannya atau dukungan untuk kemiskinannya. Namun bagaimana si kaya itu peduli pada si miskin. Si miskin pun tetap setia di dalam keadaannya, bukan malah menjadi penjahat demi memenuhi kebutuhannya.
Kedua, kesediaan untuk peduli dan berbagi. Bagaimana digambarkan dalam bacaan si miskin mengharapkan remah-remah yang jatuh. Malah anjing yang datang untuk menjilai luka atau boroknya. Ini soal penderitaan dan kehilangan kemanusiaan yang amat parah. Dan tidak ada kepedulian dari si kaya.
Ketiga, keselamatan itu tidak berkaitan dengan kaya atau miskin materi. Namun kekayaan hati yang mau berbagi dan peduli.  Menghargai kemanusiaan di atas materi yang mereka punyai. Kita dapat melihat bagaimana banyak orang abai akan sesama ketika berbicara mengenai harta dan kekayaan.
Perebutan warisan, korupsi, ketidakadilan, biasanya ujungnya adalah uang. Orang tamak, tidak puas, dan merasa selalu kurang akan materi. Mana mau tahu itu menyengsarakan sesamanya. Lha uang bantuan sosial saja tega mencurinya demi kemewahan diri.
Keempat, keselamatan itu mau mendengarkan kesaksian para rasul. Sering orang mau mukjizat, namun abai akan kesaksian berabad-abda yang telah ada. Dalam bacaan Injil kita juga belajar, bagaimana orang kaya itu menghendaki Allah mengirim orang mati untuk bisa memberikan kesaksian. Susah melihat hal demikian. Ini soal kehendak baik yang memang tidak mencukupi.
Saudara terkasih, alam modern sering mengajak kita untuk  mengumpulkan, menimbun, dan menabung. Itu tidak salah, ketika masih mengingat bahwa ada yang membutuhkan. Sikap bukan soal mengumpulkannya. Mau berbagi dan menolong jika ada yang berkekurangan. Jangan pula menolong demi mendapatkan balasan. Berbuat baik tanpa pamrih dan lepas bebas.BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar