Selasa, 31 Maret 2020

Siapakah Engkau?


Selasan Prapaskah Pekan V (U)
Bil 21:4-9
Mzm. 102:2-3,16-18,19-20
Yoh. 8:21-30




Bil 21:4-9

21:4 Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan.
21:5 Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak."
21:6 Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati.
21:7 Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: "Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu.
21:8 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup."
21:9 Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup


Yoh. 8:21-30

8:21 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang."
8:22 Maka kata orang-orang Yahudi itu: "Apakah Ia mau bunuh diri dan karena itu dikatakan-Nya: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang?"
8:23 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini.
8:24 Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."
8:25 Maka kata mereka kepada-Nya: "Siapakah Engkau?" Jawab Yesus kepada mereka: "Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan kamu?
8:26 Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu; akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari pada-Nya, itu yang Kukatakan kepada dunia."
8:27 Mereka tidak mengerti, bahwa Ia berbicara kepada mereka tentang Bapa.
8:28 Maka kata Yesus: "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku.
8:29 Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya."
8:30 Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya



Siapakah Engkau?

Saudara terkasih, hari ini, kita bersama Bunda Gereja bersama-sama merenungkan firman Tuhan megenai pengenalan  akan Yesus dalam hidup kita. Siapa Tuhan itu bagi kita. Figur Tuhan yang seperti apa yang kita perlukan, gambarkan, dan menjadi sebuah citra pribadi. Konsep, hafalan karena pelajaran mungkin sangat banyak dan beragam.
Ada Mahakasih, Mahacinta, Pengampun, Rahim, dan akan banyak lagi kita peroleh. Pelajaran agama yang kita terima. Namun dalam praktek, semua yang indah, baik, dan sempurna dalam memadang Tuhan itu malah terjadi sebaliknya. Bagaimana Tuhan bisa sangat kejam, pemarah, pendendam, dan penuntut balas. Cukup aneh dan lucu. Bagaimana bisa konsep dapat bertolak belakang demikian?
Gambaran dalam Perjanjian Lama memang Tuhan Allah itu pencemburu, penuntut balas, sekaligus penuh kasih setia, pembela yang besar, dan gambaran Allah yang kuat dan perkasa. Permenungan dan refleksi dunia itu sangat wajar jika demikian. Maka ada  hukum nyawa ganti nyawa, gigi ganti gigi, mata ganti mata. Penuntut balas, pendendam, dan kekerasan yang terus terulang. Lingkaran kekerasan.
Dunia Perjanjian Baru, masa di mana Yesus berkarya membawa perubahan drastis. Allah yang dekat, penyayang, pengampun, panjang sabar, dan penuh kasih setia. Bagaimana bisa Allah yang katanya pengampun kog sekaligus penuntut balas. Berarti sama sekali tidak benar. Tidak mungkin bertolak belakang, yang ada tentunya satu kesatuan yang sama.
Pengalaman manusiawi, pengalaman personal, pengalaman religius sangat berperan di dalam mengartikan siapa dan seperti apa Tuhan itu. Orang yang  dididik dengan kekerasan, penuh dengan sikap iri dengki, pemarah, juga akan menerjemahkan Tuhan yang demikian. Jangan kaget  ketika pengenalan mereka Tuhan itu ya seperti lingkungan mereka. Tuhan yang kejam dan penuh kemarahan dalam menghadapi masalah dan persoalan.
Saudara terkasih, Siapakah Aku?  Idealnya mengantar kita kepada Allah Yang Penuh Kasih Karunia di dalam hidup-Nya. Kita dan dunia ini adalah karena kasih-Nya yang besar dan tak terbatas itu. Semua ada karena cinta Tuhan kepada kita. Apa yang tidak ada yang kita perlukan, dan itu semua disediakan Tuhan dengan cuma-cuma  untuk kita.
Bagaimana kita bisa mengenal dan mencitrakan Tuhan sebagai Juru Selamat? Dengan rajin membaca dan merenungkan Kitab Suci, merayakan sakramen, dan hidup penuh kasih dengan sesama kita.BD.eLeSHa.

Senin, 30 Maret 2020

Pengampunan itu Kebijaksanaan dan Kualitas Diri


Senin Prapaskah Pekan V (U)
Dan. 13:41-62
Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6
Yoh. 8:1-11




Dan. 13:41-62

13:41 Ia tidak mau memberitahu kami. Inilah kesaksian kami." Himpunan rakyat percaya akan mereka, oleh karena mereka adalah orang tua-tua di antara rakyat dan hakim. Lalu hukuman mati dijatuhkannya kepada Susana.
13:42 Maka berserulah Susana dengan suara nyaring: "Allah yang kekal yang mengetahui apa yang tersembunyi dan yang mengenal sesuatu sebelum terjadi,
13:43 Engkaupun tahu pula bahwa mereka itu memberikan kesaksian palsu terhadap aku. Sungguh, aku mati meskipun tidak kulakukan sesuatupun dari apa yang mereka bohongi aku."
13:44 Maka Tuhan mendengarkan suaranya.
13:45 Ketika Susana dibawa keluar untuk dihabisi nyawanya, maka Allah membangkitkan roh suci dari seorang anak muda, Daniel namanya.
13:46 Berserulah ia dengan suara nyaring: "Aku ini tidak bersalah terhadap darah perempuan itu!"
13:47 Maka segenap rakyat berpaling kepada Daniel, katanya: "Apakah maksudnya yang kaukatakan itu?"
13:48 Danielpun lalu berdiri di tengah-tengah mereka, katanya: "Demikian bodohkah kamu, hai orang Israel? Adakah kamu menghukum seorang puteri Israel tanpa pemeriksaan dan tanpa bukti?
13:49 Kembalilah ke tempat pengadilan, sebab kedua orang itu memberikan kesaksian palsu terhadap perempuan ini!"
13:50 Bergegas-gegas kembalilah rakyat lalu orang-orang tua itu berkata kepada Daniel: "Kemarilah, duduklah di tengah-tengah kami dan beritahulah kami. Sebab Allah telah menganugerahkan kepadamu martabat orang tua-tua."
13:51 Lalu kata Daniel kepada orang-orang yang ada di situ: "Pisahkanlah mereka berdua itu jauh-jauh, maka mereka akan kuperiksa."
13:52 Setelah mereka dipisahkan satu sama lain maka Daniel memanggil seorang di antara mereka dan berkata kepadanya: "Hai engkau, yang sudah beruban dalam kejahatan, sekarang engkau ditimpa dosa-dosa yang dahulu telah kauperbuat
13:53 dengan menjatuhkan keputusan-keputusan yang tidak adil, dengan menghukum orang yang tidak bersalah dan melepaskan orang yang bersalah, meskipun Tuhan telah berfirman: Orang yang tak bersalah dan orang benar janganlah kaubunuh.
13:54 Oleh sebab itu, jika engkau sungguh-sungguh melihat dia, katakanlah: Di bawah pohon apakah telah kaulihat mereka bercampur?" Sahut orang tua-tua itu: "Di bawah pohon mesui."
13:55 Kembali Daniel berkata: "Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri! Sebab malaikat Allah sudah menerima firman dari Allah untuk membelah engkau!"
13:56 Setelah orang itu disuruh pergi Danielpun lalu menyuruh bawa yang lain kepadanya. Kemudian berkatalah Daniel kepada orang itu: "Hai keturunan Kanaan dan bukan keturunan Yehuda, kecantikan telah menyesatkan engkau dan nafsu berahi telah membengkokkan hatimu.
13:57 Kamu sudah biasa berbuat begitu dengan puteri-puteri Israel dan merekapun terpaksa menuruti kehendakmu karena takut. Tetapi puteri Yehuda ini tidak mau mendukung kefasikanmu!
13:58 Oleh sebab itu, katakanlah kepadaku: Di bawah pohon apakah telah kaudapati mereka bercampur?" Sahut orang tua-tua itu: "Di bawah pohon berangan."
13:59 Kembali Daniel berkata: "Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri. Sebab malaikat Allah sudah menunggu-nunggu dengan pedang terhunus untuk membahan engkau, supaya membinasakan kamu!"
13:60 Maka berseru-serulah seluruh himpunan itu dengan suara nyaring. Mereka memuji Allah yang menyelamatkan siapa saja yang berharap kepada-Nya.
13:61 Serentak mereka bangkit melawan kedua orang tua-tua itu, sebab Daniel telah membuktikan dengan mulut mereka sendiri bahwa mereka telah memberikan kesaksian palsu. Lalu mereka diperlakukan sebagaimana mereka sendiri mau mencelakakan sesamanya.
13:62 Sesuai dengan Taurat Musa kedua orang itu dibunuh. Demikian pada hari itu diselamatkan darah yang tak bersalah.

Yoh. 8:1-11

8:1 tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun.
8:2 Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka.
8:3 Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.
8:4 Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah.
8:5 Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"
8:6 Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah.
8:7 Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."
8:8 Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.
8:9 Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.
8:10 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"
8:11 Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."



Pengampunan itu Kebijaksanaan dan Kualitas Diri

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan Sabda-Nya mengenai pengampunan. Pertobatan, tahu diri, dan pengampunan yang merupakan satu kesatuan utuh atas perilaku beriman. Kita tidak jarang mudah menuding, menyatakan diri sebagai baik-baik saja, pada pihak lain sebagai salah, sesat, dan berdosa. Mudah dan ringan, menghakimi diri dan orang lain sebagai yang berbeda, bertolak belakang.
Hari-hari ini kita juga menghadapi hal yang identik. Beberapa kelompok mabuk agama, dan memisahkan yang berbeda sebagai sesat, kafir, dan sampai menghalalkan darahnya. Pembunuhan atas yang berbeda dianggap sah-sah saja. Dikotomi yang seolah-olah mewakili otoritas Ilahiah, yang sayangnya itu sangat dominan dalam pembicaraan publik.
Hidup harian seolah-olah saleh, namun jauh dari nilai-nilai kebaikan dan kebenaran univeral. Ketika dibantah, diluruskan, dan diajak berpikir jernih, caci maki, ngotot, dan mengatakan menistakan agama. Agama seolah-olah adalah Allah, kadang malah menjauhkan diri dari sifat-sifat yang dikehendaki Allah karena menafsirkan agama dengan membabi buta dan ngotot, karena memang kurang pemahaman dan pengetahuannya.
Ciri beriman yang mendalam adalah pengampunan. Menghakimi menjadi penghambat atas pengampunan. Mengapa? Orang jatuh pada pembenaran diri dan mencari kesalahan pada pihak lain. Susah mendapatkan kebenaran obyektif jika demikian. Kekuasaan dan  kebersamaan menjadi kekuatan untuk bisa mendapatkan legitimasi. Sendirian tidak berani. Ini khas model pendekatan kelompok ini.
Mengampuni perlu proses karena harus berdamai dengan diri sendiri terlebih dahulu. Susah jika pada diri sendiri saja menghakimi dengan begitu keras, apalagi dengan yang di luar diri. Perlu kebijaksanaan, menerima kesalahaan dan perbedaan dengan dewasa.
Memaafkan menjadi kunci untuk pada tahap mengampuni. Termasuk memaafkan diri sendiri. Pribadi yang mengulik kesalahan baik diri sendiri apalagi orang lain, sejatinya mempertontonkan jiwa kerdilnya sendiri. Hal ini yang patut disadari untuk diolah lebih lanjut. Sayang kadang kita abai karena banyak yang berperilaku sama.
Saudara terkasih, Tuhan memberikan pengampunan karena IA adalah kasih. Kasih karunia tidak menghakimi, namun mengampuni. Memberikan  harapan dan hidup lebih baik dikemudian hari. Tuhan tidak menyatakan bahwa perilaku salah sebagai benar, namun memberikan kesempatan kepada manusia untuk bertindak lebih baik di kemudian hari. Ini berbeda. Jangan menyamakan perilaku dan kemanusiaan.
Kesempatan untuk memperbaiki diri dan hidup lebih baik itu menjadi penting. Manusia tidak ada yang sempurna perlu untuk dijadikan acauan sehingga tidak menjadi sombong dan merasa diri lebih baik. BD.eLeSHa.

Minggu, 29 Maret 2020

Mengandalkan Tuhan dalam Kondisi Sulit


HARI MINGGU PRAPASKAH PEKAN V (U)
Yeh. 37:12-14
Mzm. 130:1-2,3-4,5,6b,7b-8
Rm. 8:8-11
Yoh. 11:1-41




Yeh. 37:12-14

37:12 Oleh sebab itu, bernubuatlah dan katakan kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai umat-Ku, dari dalamnya, dan Aku akan membawa kamu ke tanah Israel.
37:13 Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, pada saat Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai umat-Ku, dari dalamnya.
37:14 Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalammu, sehingga kamu hidup kembali dan Aku akan membiarkan kamu tinggal di tanahmu. Dan kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan membuatnya, demikianlah firman TUHAN.



Rm. 8:8-11

8:8 Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.
8:9 Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
8:10 Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.
8:11 Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu


Yoh. 11:1-41

11:1 Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta.
11:2 Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya.
11:3 Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit."
11:4 Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan."
11:5 Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus.
11:6 Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada;
11:7 tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Mari kita kembali lagi ke Yudea."
11:8 Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?"
11:9 Jawab Yesus: "Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini.
11:10 Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya."
11:11 Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya."
11:12 Maka kata murid-murid itu kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh."
11:13 Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa.
11:14 Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: "Lazarus sudah mati;
11:15 tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya."
11:16 Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia."
11:17 Maka ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur.
11:18 Betania terletak dekat Yerusalem, kira-kira dua mil jauhnya.
11:19 Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya.
11:20 Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah.
11:21 Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.
11:22 Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya."
11:23 Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit."
11:24 Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman."
11:25 Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,
11:26 dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?"
11:27 Jawab Marta: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia."
11:28 Dan sesudah berkata demikian ia pergi memanggil saudaranya Maria dan berbisik kepadanya: "Guru ada di sana dan Ia memanggil engkau."
11:29 Mendengar itu Maria segera bangkit lalu pergi mendapatkan Yesus.
11:30 Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung itu. Ia masih berada di tempat Marta menjumpai Dia.
11:31 Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ.
11:32 Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."
11:33 Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata:
11:34 "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!"
11:35 Maka menangislah Yesus.
11:36 Kata orang-orang Yahudi: "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!"
11:37 Tetapi beberapa orang di antaranya berkata: "Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang ini tidak mati?"
11:38 Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu.
11:39 Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."
11:40 Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"
11:41 Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku.



Mengandalkan Tuhan dalam Kondisi Sulit

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan firman-Nya dan belajar beriman dari Maria dan Marta. Tiga bersaudara yang demikian mengasihi Tuhan Yesus dengan cara mereka yang luar biasa. Kali ini peristiwa kematian saudara laki-laki mereka, Lazarus. Beberapa hal yang layak kita renungkan dengan lebih mendalam.
Pertama, Yesus menunda dua hari setelah mendengar Lazarum sakit keras. Mengapa demikia tega membiarkan murid-Nya menderita dan bersedih. Inilah yang sering kita abaikan, ada waktu dan maksud Tuhan yang perlu kita pahami. Gampang kita malah menyalahkan Tuhan atau  lari dari Tuhan dengan tudingan Tuhan tidak mendengarkan kita. Sering bukan demikian kita lakukan atau dengar?
Kedua, itu adalah sarana Tuhan mempertunjukkan kepada murid dan pendengar-Nya kuasa yang lebih besar. Apakah ini pamer? Jelas bukan, orang perlu bukti dan fakta di depan mata. Ini kenyataan yang memang menjadi gaya orang di dalam beriman dan hidup bersama. Menghidupkan Lazarus yang sudah empat hari dikubur menjadi penting.
Ketiga, hidupnya Lazarus kembali menunjukkan semakin kuatnya perilaku Mesianik Yesus. Menyembuhkan orang lumpuh, mencelikkan yang buta, dan yang tuli bisa mendengar. Komplit dengan hidupnya orang mati. Hal yang mendasar dan sebenarnya tidak bisa disangkal lagi oleh para ahli agama waktu itu.
Keempat. Lazarus hidup lagi namun pada waktunya akan mati lagi. Berbeda dengan konsep kebangkitan Yesus saat Paskah. Ini adalah pengajaran yang mendasari Kekristenan hingga hari ini. kematian dan hidup lagi Lazarus yang masih akan mati lagi. Kebangkitan badan pada akhir zaman yang mengalahkan kematian.
Kelima, iman Maria dan Marta mendapatkan pembenaran dan koreksi dari Tuhan selaku Guru dan Penyelamat. Ada pemahaman yang perlu diluruskan dan dibuktikan. Lazarus hidup lagi.
Saudara terkasih, dalam hari-hari ini kita menghadapi keadaan yang tidak mudah. Pandemi yang begitu mencekam karena pemberitaan yang tidak berimbang, membuat orang panik. Kita justru diajak kembali kepada Tuhan. Bersama Tuhan kita memiliki sikap optimis dan harapan.
Mengandalkan Tuhan bukan malah mengandalkan diri dan dunia ini. Jika mengandalkan diri dengan sok tahu menafsirkan kehendak Tuhan dengan akal budi sempit, ya celaka. Semakin mengandalkan Tuhan dalam keadaan terburuk itu pilihan baik dan bijak. BD.eLeSHa.


Beriman Pokok e


Sabtu Prapaskah Pekan IV (U)
Yer. 11:18-20
Mzm. 7:2-3,9b-10,11-12
Yoh. 7:40-53



Yer. 11:18-20

11:18 TUHAN memberitahukan hal itu kepadaku, maka aku mengetahuinya; pada waktu itu Engkau, TUHAN, memperlihatkan perbuatan mereka kepadaku.
11:19 Tetapi aku dulu seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih, aku tidak tahu bahwa mereka mengadakan persepakatan jahat terhadap aku: "Marilah kita binasakan pohon ini dengan buah-buahnya! Marilah kita melenyapkannya dari negeri orang-orang yang hidup, sehingga namanya tidak diingat orang lagi!"
11:20 Tetapi, TUHAN semesta alam, yang menghakimi dengan adil, yang menguji batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku


Yoh. 7:40-53

7:40 Beberapa orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkataan itu, berkata: "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang."
7:41 Yang lain berkata: "Ia ini Mesias." Tetapi yang lain lagi berkata: "Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea!
7:42 Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal."
7:43 Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia.
7:44 Beberapa orang di antara mereka mau menangkap Dia, tetapi tidak ada seorang pun yang berani menyentuh-Nya.
7:45 Maka penjaga-penjaga itu pergi kepada imam-imam kepala dan orang-orang Farisi, yang berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak membawa-Nya?"
7:46 Jawab penjaga-penjaga itu: "Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!"
7:47 Jawab orang-orang Farisi itu kepada mereka: "Adakah kamu juga disesatkan?
7:48 Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepada-Nya, atau seorang di antara orang-orang Farisi?
7:49 Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah mereka!"
7:50 Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu telah datang kepada-Nya, berkata kepada mereka:
7:51 "Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?"
7:52 Jawab mereka: "Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea."
7:53 Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya,



Beriman Pokok e

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan firman Tuhan mengenai beriman pokok-e. Tidak mau tahu yang penting pokoknya begitu. Pengetahuan yang sepenggal menjadi penghambat akan kasih karunia yang lebih besar lagi. Cinta yang mendasar  yang sebenarnya bisa diperoleh, jika tidak membatasi diri dengan pemikiran dan pendekatan pribadi. Ini yang menjadi persoalan.
Iman memang membutuhkan pengetahuan, sehingga bisa bertindak kritis, tidak fanatis buta, dan realistis. Dalam hidup bersama kita sering demikian.Lihat hari-hari ini kita pun menghadapi hal yang sama. Bagaimana orang melihat larangan beribadah, peniadaan air suci, dan sejenisnya dianggap tidak percaya kuasa Allah. Padahal hal yang sungguh berbeda.
Pun ketika ada anjuran untuk berhati-hati, menjaga jarak, eh dianggap bahwa itu mengurangi kewibawaan dan kuasa Allah. Padahal sama  sekali tidak ada urusan dengan itu semua. Ada bagian masing-masing. Kuasa Tuhan benar bekerja, sepanjang orang juga berusaha dengan sejalan atas kehendak Allah. Menjadi lucu ketika orang latah menolak atau mendukung ini dan itu, padahal selama ini sama sekali tidak melakukan ketika keadaan baik-baik saja. Contoh ribut membagikan link Misa daring, padahal dalam keadaan normal Misa saja tidak.
Sekelompok orang memaksakan ibadah dengan yakin akan kuasa Tuhan melindungi mereka. Namun mereka lupa, Tuhan sudah hadir dengan peringatan sebelumnya untuk menjaga jarak. Memahami dan mengenal Tuhan dengann cara sempit, seenak perutnya, dan memaksakan tafsiran yang berbeda secara umum. Parahnya lagi sudah dihinggapi perasaan sombong dan jemawa.  Di sinilah perbedaan itu.
Teologi, beragama, dan beriman dengan andalan pokoke membuat repot. Apalagi jika sudah memaksakan kehendak untuk keyakinannya itu. Orang-orang  mulai percaya siapa Yesus dengan melihat perbuatan dan mukjizat-Nya, namun ada yang mengandalkan pokok e karena merasa iri, mengapa bukan dia tapi Yesus yang terpilih.
Mengenal Yesus bukan semata karena tempat kelahiran, tidak hanya siapa ibu atau bapa-Nya, namun juga pengajaran-Nya, perbuatan-perbuatan, dan kuasa-Nya yang demikian besar. Pengenalan secara menyeluruh dan komplit sangat membantu. Jangan malah secuil  pengetahuan menjadi penghambat.
Upaya terus menerus perlu dilakukan agar lebih mampu menjadi pribadi yang mengenal Tuhan. Iman yang mendasar, bukan semata pokoknya begitu. BD. eLeSHa.

Jumat, 27 Maret 2020

Konsistensi di Dalam Kebenaran


Jumat Prapaskah Pekan IV (U)
Keb. 2: 1, 12-22
Mzm. 34:17-18,19-20,21,23
Yoh. 7:1-2,10,25-30




Keb. 2: 1, 12-22

2:1 Karena angan-angannya tidak tepat maka berkatalah mereka satu sama lain: "Pendek dan menyedihkan hidup kita ini, dan pada akhir hidup manusia tidak ada obat mujarab; seseorang yang kembali dari dunia orang mati tidak dikenal.
2:12 Marilah kita menghadang orang yang baik, sebab bagi kita ia menjadi gangguan serta menentang pekerjaan kita. Pelanggaran-pelanggaran hukum dituduhkannya kepada kita, dan kepada kita dipersalahkannya dosa-dosa terhadap pendidikan kita.
2:13 Ia membanggakan mempunyai pengetahuan tentang Allah, dan menyebut dirinya anak Tuhan.
2:14 Bagi kita ia merupakan celaan atas anggapan kita, hanya melihat dia saja sudah berat rasanya bagi kita.
2:15 Sebab hidupnya sungguh berlainan dari kehidupan orang lain, dan lain dari lainlah langkah lakunya.
2:16 Kita dianggap olehnya sebagai orang yang tidak sejati, dan langkah laku kita dijauhinya seolah-olah najis adanya. Akhir hidup orang benar dipujinya bahagia, dan ia bermegah-megah bahwa bapanya ialah Allah.
2:17 Coba kita lihat apakah perkataannya benar dan ujilah apa yang terjadi waktu ia berpulang.
2:18 Jika orang yang benar itu sungguh anak Allah, niscaya Ia akan menolong dia serta melepaskannya dari tangan para lawannya.
2:19 Mari, kita mencobainya dengan aniaya dan siksa, agar kita mengenal kelembutannya serta menguji kesabaran hatinya.
2:20 Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati keji terhadapnya, sebab menurut katanya ia pasti mendapat pertolongan."
2:21 Demikianlah mereka berangan-angan, tapi mereka sesat, karena telah dibutakan oleh kejahatan mereka.
2:22 Maka mereka tidak tahu akan rahasia-rahasia Allah, tidak yakin akan ganjaran kesucian, dan tidak menghargakan kemuliaan bagi jiwa yang murni.

Yoh. 7:1-2,10,25-30

7:1 Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya.
7:2 Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun.
7:10 Tetapi sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, Ia pun pergi juga ke situ, tidak terang-terangan tetapi diam-diam.
7:25 Beberapa orang Yerusalem berkata: "Bukankah Dia ini yang mereka mau bunuh?
7:26 Dan lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa dan mereka tidak mengatakan apa-apa kepada-Nya. Mungkinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu, bahwa Ia adalah Kristus?
7:27 Tetapi tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya, tetapi bilamana Kristus datang, tidak ada seorang pun yang tahu dari mana asal-Nya."
7:28 Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru: "Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal.
7:29 Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku."
7:30 Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorang pun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba



Konsistensi di Dalam Kebenaran

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan betapa berat perjuangan Yesus, bahkan di tengah keluarga dan sanak saudara mereka. Penolakan, bahkan kematian setiap saat mengintai. Padahal apa yang disampaikan apa salah? Bagi yang sudah nyaman, memiliki kekuasaan, mampu menjadi orang yang memiliki pengaruh, dari sana mendapatkan keuntungan, keberadaan Yesus itu mengganggu.
Tantangan dan bahkan tentangan itu karena terganggungnya kepentingan. Masyarakat biasa tidak terpengaruh sebenarnya. Mereka bahkan merasa memiliki harapan, senang akan pengajaran Yesus yang memberikan perhatian kepada mereka. Provokasi pihak-pihak yang merasa tersindir, cemas kalau lahan mereka terpenggal karena keberadaan Yesus yang lebih menjanjikan dan menyenangkan.
Hari-hari ini, kita sebagai bangsa juga sebenarnya merasakan hal yang sama. Bagaimana negara yang baik-baik saja, sedang dalam laju pembangunan yang baik. Namun banyak godaan, aneka tantangan yang diberikan oleh orang-orang yang terganggu kepentingannya selama ini leluasa dalam banyak aspek kehidupan. Ada yang menguasai tambang demi diri dan keluarga, kini mau dikelola negara. Siapa yang rela coba. Biasa kaya raya atas milik negara.
Rakyat senang dengan cara bernegara yang seperti ini, tetapi banyak pihak yang enggan untuk tertib hidup bersama. Kepentingan menjadi kata kunci atas penolakan gaya hidup baru. Identik dengan apa yang terjadi era Yesus. Tawaran kasih itu ditolak karena orang dipaksa untuk takut dan tergantung pada otoritas agama yang tidak kalah sadisnya dengan penjajah.
Saudara terkasih, kita layak belajar dari cara Yesus berkarya. IA tidak melawan arus, ketika memang keadaan tidak mendukungnya dengan penerimaan, toh Yesus memilih menyingkir. Hari ini kita merenungkan itu, bahkan hingga dua, tiga kali pengulangan. Berarti ini adalah  hal penting. Tuhan tidak mau mati sia-sia, tanpa menjalankan perutusan Allah.
Konsistensi di dalam membela dan memperjuangkan kebenaran namun juga memikirkan atas tujuan. Yesus sangat mungkin membungkam para penolak-Nya, namun itu bukan bagian atas perutusan yang IA jalani. Di sinilah kita harus belajar untuk mampu menjadi pribadi yang lepas bebas. Termasuk bebas keterikatan akan kebenaran itu sendiri. Jika demikian malah abai akan siapa yang mengutus. Kita melakukan apa yang kita yakini sendiri. BD.eLeSHa.

Kamis, 26 Maret 2020

Kesaksian Kasih


Kamis Prapaskah Pekan IV (U)
Kel. 32:7-14
Mzm. 106:19-20,21-22,23
Yoh. 5:31-47



Kel. 32:7-14

32:7 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya.
32:8 Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir."
32:9 Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk.
32:10 Oleh sebab itu biarkanlah Aku, supaya murka-Ku bangkit terhadap mereka dan Aku akan membinasakan mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar."
32:11 Lalu Musa mencoba melunakkan hati TUHAN, Allahnya, dengan berkata: "Mengapakah, TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat?
32:12 Mengapakah orang Mesir akan berkata: Dia membawa mereka keluar dengan maksud menimpakan malapetaka kepada mereka dan membunuh mereka di gunung dan membinasakannya dari muka bumi? Berbaliklah dari murka-Mu yang bernyala-nyala itu dan menyesallah karena malapetaka yang hendak Kaudatangkan kepada umat-Mu.
32:13 Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel, hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau telah bersumpah demi diri-Mu sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan membuat keturunanmu sebanyak bintang di langit, dan seluruh negeri yang telah Kujanjikan ini akan Kuberikan kepada keturunanmu, supaya dimilikinya untuk selama-lamanya."
32:14 Dan menyesallah TUHAN karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya


Yoh. 5:31-47

5:31 Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar;
5:32 ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar.
5:33 Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran;
5:34 tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan.
5:35 Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu.
5:36 Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku.
5:37 Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nya pun tidak pernah kamu lihat,
5:38 dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya.
5:39 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku,
5:40 namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.
5:41 Aku tidak memerlukan hormat dari manusia.
5:42 Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah.
5:43 Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia.
5:44 Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa?
5:45 Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa, yang kepadanya kamu menaruh pengharapanmu.
5:46 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.
5:47 Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"



Kesaksian Kasih

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan mengenai kesaksian tentang Yesus. Pengenalan akan Yesus yang sering kali salah mengerti, salah tafsir, dan juga karena oran terlalu asyik dengan pencarian diri dengan pemikiran dan logikanya sendiri. Hal yang sama juga sering kita lakukan. Allah yang hadir dengan jelas, kita bisa salah menyangka, karena kita mengharapkan hal yang bombastis, luar biasa, dan heboh.
Kisah rohani sering menggambarkan, bagaimana orang enggan ditolong dengan berbagai perlengkapan karena imannya meyakinkan Allah yang akan datang sendiri. Mau perahu, helikopter, atau siapapun, tidak mau, karena Tuhannya yang akan menolong. Padahal Tuhan hadir melalui sesama yang peduli.
Hari-hari ini, dalam pandemi ini juga banyak orang menjadi salah makna beriman. Mengatakan imannya akan menolong, sehingga memaksakan tetap beribadah. Dan ketika satu dari pribadi yang memaksakan diri sehingga ribuan orang terjangkit, apakah itu Tuhan tidak hadir? Jika masih berpikir demikian, jelas perlu cek kesehatan lagi.
Dalam bacaan Injil jelas Tuhan Yesus mengatakan, jika kehadiran-Nya itu ditulis dari zaman ke zaman, namun mereka masih saja asyik mencari pembenarannya. Bagaimana tindakan luar biasa Tuhan itupun belum juga mengusik nurani mereka. Ini adalah soal egoisme pribadi, logika, dan pemikiran manusia yang menghendaki semuanya selalu dalam kepentingannya.
Orang-orang masih mencari-cari, mempertanyakan siapa Yesus dan apa kuasa dan kualifikasi-Nya. Kadang kita pun demikian, mencari-cari siapa Tuhan itu. Pengetahuan  kognisi yang tidak akan pernah bisa puas. Iman menjadi pembeda.
Salah satu ciri yang membuat Yesus berbeda adalah kasih. Perilaku kasih-Nya yang tak terbatas adalah kualitas Diri yang tidak bisa dibantah lagi. Apa yang dilakukan Yesus adalah pancaran kasih. IA membawa kasih dan membagikan kepada siapa saja tanpa melihat latar belakangnya.
Saudara terkasih, kita pun sama. Perwujudan iman kita kepada Yesus adalah membawa kasih kepada siapa saja. Tidak semata memilih karena persamaan Gereja, agama, atau suku dan bangsa. Melakukannya kepada siapa saja. Mengapa? Karena kita juga sudah menerima kasih dari Allah terlebih dahulu. BD.eLeSHa.