Senin
Biasa Pekan IX (H)
2
Ptr. 1:1-7
Mzm.
91:1-2,14-15ab, 15c-16
Mrk.
12:1-12
2
Ptr. 1:1-7
1:1 Dari Simon Petrus, hamba
dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh
iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.
1:2 Kasih karunia dan damai
sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita.
1:3 Karena kuasa ilahi-Nya
telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang
saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya
yang mulia dan ajaib.
1:4 Dengan jalan itu Ia telah
menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar,
supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari
hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.
1:5 Justru karena itu kamu
harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu
kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,
1:6 dan kepada pengetahuan
penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan
kesalehan,
1:7 dan kepada kesalehan
kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan
semua orang.
Mrk.
12:1-12
12:1 Lalu Yesus mulai
berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: "Adalah seorang membuka kebun
anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras
anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada
penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain.
12:2 Dan ketika sudah tiba
musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk
menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka.
12:3 Tetapi mereka menangkap
hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa.
12:4 Kemudian ia menyuruh
pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka
kepalanya dan sangat mereka permalukan.
12:5 Lalu ia menyuruh seorang
hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada
yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh.
12:6 Sekarang tinggal hanya
satu orang anaknya yang kekasih. Akhirnya ia menyuruh dia kepada mereka,
katanya: Anakku akan mereka segani.
12:7 Tetapi
penggarap-penggarap itu berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris,
mari kita bunuh dia, maka warisan ini menjadi milik kita.
12:8 Mereka menangkapnya dan
membunuhnya, lalu melemparkannya ke luar kebun anggur itu.
12:9 Sekarang apa yang akan
dilakukan oleh tuan kebun anggur itu? Ia akan datang dan membinasakan
penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang
lain.
12:10 Tidak pernahkah kamu
membaca nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi
batu penjuru:
12:11 hal itu terjadi dari
pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita."
12:12 Lalu mereka berusaha
untuk menangkap Yesus, karena mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya
dengan perumpamaan itu. Tetapi mereka takut kepada orang banyak, jadi mereka
pergi dan membiarkan Dia.
Tentang
Para Penggarap
Saudara terkasih, hari ini kita merenungkan
bagaimana Yesus menjawab pertanyaan anggota Sanhedrin Sabtu yang lalu. Di sana
Yesus ditanya mengenai kuasa mana Dia melakukan itu. Penjelasan lengkapnya hari
ini dengan perumpaan mengenai penggarap kebun anggur.
Mengenai penggarap kebun anggur Yesus menggunakan
kisah Perjanjian Lama, di manakebun yang baik, dirawat, dipellihara, dan
dipupuk, namun malah menghasilkan anggur masam. Pemilik membuka kebun itu
sehingga hancur semua kebun itu, dikalahkan oleh rerumputan (Yes. 5:1-2).
Budaya Yahudi saat itu biasa tuan tanah membuka dan membuat kebun anggur dan kemudian
menyerahkan kepada para penggarap, pada saat panen mereka datang untuk
mengambil hasil panenan sesuai kesepakatan. Namun mereka melakukan kejahatan
dengan melemparkan orang suruhan pemilik
kebun anggur. Anak sang pemilikpun dibunuh dengan alasan untuk menguasai kebun
anggr itu.
Perbedaan dengan kisah Yesaya, ialah, bahwa Tuhan
Yesus tidak merusak kebun anggur itu, hanya mengambil dan menyerahkan kepada
orang yang bertanggung jawab. Lihat, Yesus tetap memelihara kebun namun
mengganti pekerja yang tidak setia, yaitu para pemimpin umat Yahudi. Menolak anak
sama juga menolak pemilik kebun anggur.
Yesus tidak mengatakan dengan terus terang bahwa
Dia lah yang dimaksudkan sebagai Anak Pemilik kebun anggur, Ia menyatakan
dengan perumpamaan dalam Mzm. 118:22, mengenai batu penjuru. Apa yang
disampaikan dalam ketidakterusterangan tersebut malah dijawab dengan para
anggota Sanhedrin yang merasakan bahwa mereka yang dikatakan oleh Yesus.
Saudara terkasih, Tuhan Allah itu mempercayakan
kepada kita apa yang layak kita jalani. Tuhan tahu kemampuan kita, namun kita
juga bisa memilih bagaimana mau setia akan tugas itu, atau malah seenaknya
sendiri? Jika seenaknya dan kemudian Tuhan mengambil apa yang dipercayakan
kepada kita, tentu salah kita sendiri bukan? Apakah kita rela jika apa yang
dianugerahkan Tuhan diminta kembali? Jika tidak ingin terjadi, kita patut untuk
melakukan dengan setia dan tekun. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar