HARI
RAYA TRITUNGGAL MAHAKUDUS (P)
Ams.
8:22-31
Mzm.
8:4-5,6-7,8-9
Rm.
5:1-5
Yoh.
16:12-15
Ams.
8:22-31
8:22 TUHAN telah menciptakan
aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama
dahulu kala.
8:23 Sudah pada zaman
purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada.
8:24 Sebelum air samudera
raya ada, aku telah lahir, sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air.
8:25 Sebelum gunung-gunung
tertanam dan lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah lahir;
8:26 sebelum Ia membuat bumi
dengan padang-padangnya atau debu dataran yang pertama.
8:27 Ketika Ia mempersiapkan
langit, aku di sana, ketika Ia menggaris kaki langit pada permukaan air
samudera raya,
8:28 ketika Ia menetapkan
awan-awan di atas, dan mata air samudera raya meluap dengan deras,
8:29 ketika Ia menentukan
batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Ia
menetapkan dasar-dasar bumi,
8:30 aku ada serta-Nya
sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa
bermain-main di hadapan-Nya;
8:31 aku bermain-main di atas
muka bumi-Nya dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku.
Rm.
5:1-5
5:1 Memang orang mendengar,
bahwa ada percabulan di antara kamu, dan percabulan yang begitu rupa, seperti
yang tidak terdapat sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal
Allah, yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan isteri ayahnya.
5:2 Sekalipun demikian kamu
sombong. Tidakkah lebih patut kamu berdukacita dan menjauhkan orang yang
melakukan hal itu dari tengah-tengah kamu?
5:3 Sebab aku, sekalipun
secara badani tidak hadir, tetapi secara rohani hadir, aku -- sama seperti aku
hadir -- telah menjatuhkan hukuman atas dia, yang telah melakukan hal yang
semacam itu.
5:4 Bilamana kita berkumpul
dalam roh, kamu bersama-sama dengan aku, dengan kuasa Yesus, Tuhan kita,
5:5 orang itu harus kita
serahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar
rohnya diselamatkan pada hari Tuhan.
Yoh.
16:12-15
16:12 Masih banyak hal yang
harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya.
16:13 Tetapi apabila Ia
datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran;
sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu
yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan
kepadamu hal-hal yang akan datang.
16:14 Ia akan memuliakan Aku,
sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.
16:15 Segala sesuatu yang
Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan
kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.
Allah
Tri Tunggal Mahakudus
Saudara terkasih, hari ini kita merayakan Hari raya
Tri Tunggal Mahakudus, ini iman kita, yang sering tidak mudah dipahami kecuali
dengan kacamata iman. Hal ini sering pula menjadi bahan perdebatan dari saudara
yang tidak seiman, dan kita sendiri malah takut untuk menjawabnya. Yang jelas
bahwa kita memahami itu dengan iman bukan dengan kemampuan kita.
Menarik adalah kisah Agustinus seorang teolog
besar, ia berjalan-jalan ke pantai, dan ada seorang anak kecil yang sedang
membuat sumur dengan tangannya di pantai. Ia sapa dan buat apa sumur itu, dan
anak itu menjawab mau memindahkan air laut ke dalam sumurnya. Saudara terkasih,
peristiwa itu menyapa Agustinus sebagai seorang terpelajar selama ini terlal
mengagungkan kemamuan otaknya, sedangka Allah itu tak terbatas, maka mana
mungkin otaknya mampu menampung seluruhnya.
Saudara terkasih, bagaimana bahwa kita akan mampu
memahami keagungan Tuhan Allah yang demikian dasyat dengan keterbatasan kita. Inilah
yang dinamakan sebagai misteri iman. Ada ranah yang tidak bisa kita jabarkan
dan ketahui, apalagi yang sejak awal tidak percaya. Namun bukan juga kita
menyatakan itu misteri dan tidak memahami sama sekali, bukan itu. Tuhan Allah
bisa kita paami dengan bukti-bukti empiris yang menghidupi kita setiap saat.
Tanda salib sebagai lambang iman kita, perlu kita
lakukan dengan iman yang teguh, tidak kenal takut dan khawatir meskipun di
tengah perbedaan yang ada. Gambaran mengenai Allah Tri Tunggal yang coba
diterapkan sangat sulit untuk bisa memuaskan sepua pihak. Jawaban inilah
misteri iman yang memang ada di dalam keterbatasan kemampuan kita. Otak kita,
budi kita, olah pikir kita terbatas, dan itu tidak akan mungkin menampung,
memahami, dan bisa mengajarkan Tuhan dengan gamblang dan jelas. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar