Minggu, 15 Oktober 2017

Iman itu Tanggapan

HARI MINGGU PEKAN BIASA XXVIII (H)
Yes. 26:6-10
Mzm. 23:1-3a, 3b-4,5,6
Flp. 4:12-14,19-20
Mat. 22:1-10


Yes. 26:6-10

25:6 TUHAN semesta alam akan menyediakan di gunung Sion ini bagi segala bangsa-bangsa suatu perjamuan dengan masakan yang bergemuk, suatu perjamuan dengan anggur yang tua benar, masakan yang bergemuk dan bersumsum, anggur yang tua yang disaring endapannya.
25:7 Dan di atas gunung ini TUHAN akan mengoyakkan kain perkabungan yang diselubungkan kepada segala suku bangsa dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa-bangsa.
25:8 Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan Tuhan ALLAH akan menghapuskan air mata dari pada segala muka; dan aib umat-Nya akan dijauhkan-Nya dari seluruh bumi, sebab TUHAN telah mengatakannya.
25:9 Pada waktu itu orang akan berkata: "Sesungguhnya, inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan, supaya kita diselamatkan. Inilah TUHAN yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita oleh karena keselamatan yang diadakan-Nya!"
25:10 Sebab tangan TUHAN akan melindungi gunung ini, tetapi Moab akan diinjak-injak di tempatnya sendiri, sebagai jerami diinjak-injak dalam lobang kotoran.


Flp. 4:12-14,19-20

4:12 Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.
4:13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
4:14 Namun baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku.
4:19 Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.
4:20 Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! Amin.


Mat. 22:1-10

22:1 Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka:
22:2 "Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya.
22:3 Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang.
22:4 Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini.
22:5 Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya,
22:6 dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya.
22:7 Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka.
22:8 Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu.
22:9 Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu.
22:10 Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu.



Iman itu Tanggapan


Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan mengenai iman dan panggilan Allah. Yesus bersabda melalui perumpamaan pesta. Bagaimana undangan disebar, gambaran undangan dan tawaran Allah. Diberikan kepada orang-orang yang patut tentunya. Eh tanggapan itu jauh dari harapan. Semua tersedia, malah banyak yang asyik dengan aktivitas mereka masing-masing. Mereka tidak peduli akan pesta yang berlangsung.
Tuan rumah mengubah orientasi, undangan diberikan kepada siapa saja tidak pandang bulu, pokoknya yang siap dan mau boleh datang. Ternyata pesta menjadi meriah dan penuh. Pesta dapat terselenggara. Namun ada yang kurang ajar. Datang dengan tidak pantas. Ini yang membuat murka tuan rumah. Undangan diberikan eh tanggapannya sangat tidak patut.
Pertama yang diundang dipilih, malah seenaknya sendiri. Gambaran bangsa terpilih yang merasa bisa berbuat seenaknya sendiri. Tidak demikian. Tawaran harus mendapatkan jawaban dan tanggapan yang semestinya. Iman tidak bisa bersikap seenaknya sendiri. Jaminan keselamatan pun perlu sikap yang patut, bukan malah diabaikan demi kesenangan sendiri. Hal ini zaman ini pun masih terjadi. datang ke Gereja hanya raganya, sedang pikiran dan konsentrasinya ke gadgetnya. Kota-kota besar sudah terhinggapi tawaran yang dinomorduakan karena asyik dengan media sosial dan hape-nya. Datang sih namun bukan seluruh hati dan budinya. Hanya separo raganya. Badan fisiknya, toh mata dan tangan di layar telpon.

Tamu yang dibawa masuk mendapatkan tawaran khusus, namun eh malah datang dengan seenaknya sendiri. Iman itu ada tanggapan yang patut. Bagaimana sikap dan perbuatan kita juga harus mencerminkan apa yang  kita tanggapi. Bagaimana kita bisa menanggapi panggilan Allah namun masih juga melakukan tindakan buruk sekaligus? Tanggapan yang pantas layak mendapatkan bagian bersama dalam perjamuan Tuhan. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar