Pw.
ALFONSUS MARIA de LIGUORI
Kel.
33:7-11;34:5-9,28
Mzm.
103, 6-13
Mat.
13:36-43
Kel.
33:7-11;34:5-9,28
33:7 Sesudah itu Musa
mengambil kemah dan membentangkannya di luar perkemahan, jauh dari perkemahan,
dan menamainya Kemah Pertemuan. Setiap orang yang mencari TUHAN, keluarlah ia
pergi ke Kemah Pertemuan yang di luar perkemahan.
33:8 Apabila Musa keluar
pergi ke kemah itu, bangunlah seluruh bangsa itu dan berdirilah mereka,
masing-masing di pintu kemahnya, dan mereka mengikuti Musa dengan matanya,
sampai ia masuk ke dalam kemah.
33:9 Apabila Musa masuk ke
dalam kemah itu, turunlah tiang awan dan berhenti di pintu kemah dan
berbicaralah TUHAN dengan Musa di sana.
33:10 Setelah seluruh bangsa
itu melihat, bahwa tiang awan berhenti di pintu kemah, maka mereka bangun dan
sujud menyembah, masing-masing di pintu kemahnya.
33:11 Dan TUHAN berbicara
kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya;
kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang
yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu.
34:5 Turunlah TUHAN dalam
awan, lalu berdiri di sana dekat Musa serta menyerukan nama TUHAN.
34:6 Berjalanlah TUHAN lewat
dari depannya dan berseru: "TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih,
panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya,
34:7 yang meneguhkan kasih
setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan
dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman,
yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada
keturunan yang ketiga dan keempat."
34:8 Segeralah Musa berlutut
ke tanah, lalu sujud menyembah
34:9 serta berkata:
"Jika aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, ya Tuhan,
berjalanlah kiranya Tuhan di tengah-tengah kami; sekalipun bangsa ini suatu
bangsa yang tegar tengkuk, tetapi ampunilah kesalahan dan dosa kami; ambillah
kami menjadi milik-Mu."
34:28 Dan Musa ada di sana
bersama-sama dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak
makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan
perjanjian, yakni Kesepuluh Firman.
Mat.
13:36-43
13:36 Maka Yesus pun
meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-murid-Nya datang dan berkata
kepada-Nya: "Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang
itu."
13:37 Ia menjawab, kata-Nya:
"Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia;
13:38 ladang ialah dunia. Benih
yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat.
13:39 Musuh yang menaburkan
benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu
malaikat.
13:40 Maka seperti lalang itu
dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman.
13:41 Anak Manusia akan
menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang
menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya.
13:42 Semuanya akan
dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan
gigi.
13:43 Pada waktu itulah
orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka.
Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"
Siapa
Bertelinga, Hendaklah Ia Mendengar!
Saudara terkasih, apa yang Tuhan sampaikan sangat
tepat dan bermanfaat, bahkan hingga hari ini, berkaitan dengan kebenaran dan
kebiasaan, terutama bangsa Indonesia. Banyak hal berseliweran, antara yang
benar dan salah salih tumpang tindih. Tuhan berfirman, hendaklah mendengarkan
yang memiliki telinga. Kita semua memiliki telinga, memang ada yang sudah
rusak, sedang rusak, atau memang tidak bisa dipakai sejak awal.
Kerusakan telinga di dalam masyarakat kita
akhir-akhir ini karena kebencian dan fanatisme sempit semata. Berkaitan dengan
lalang dan gandum, semua bisa tumbuh bersama, bisa berkembang bersama, dan Tuhan
tidak menghendaki itu dicabut, namun memberikan kesempatan.
Ada dua pilihan, yaitu kita memilih untuk menjadi
gandum, atau menjadi lalang. Tuhan memberikan kepada kita kebebasan. Bahkan menjadi
lalang pun Tuhan masih memberikan
kesempatan. Jangan sampai sudah memilih yang buruk tambah buruk karena
mempengaruhi pertumbuhan gandum. Kita bisa saja menjadi pelaku keburukan yang
berganda-ganda jika salah pilih, sudah menghianati Tuhan masih keji pula pada
manusia.
Kebenaran yang tidak kita tangkap dengan baik
karena telinga, baik indera ataupun telinga batin kita, masih bisa kita
toleransi, namun jika karena kita sengaja menyembunyikannya? Jangan harap kita
bisa lepas dari para malaikat yang akan mencabut kita. Kebenaran yang kita tahu
bahwa itu palsu namun kita nyatakan benar, dan yang benar kita buat seolah
salah, itu jauh lebih buruk. Kita memiliki telinga namun tidak mau mendengar.
BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar