Sabtu
Pekan Biasa XX (H)
Ruth.
2:1-3, 8-11;4:13-17
Mzm.
128:1-2,3,4,5
Mat.
23:1-12
Ruth.
2:1-3, 8-11;4:13-17
2:1 Naomi itu mempunyai
seorang sanak dari pihak suaminya, seorang yang kaya raya dari kaum Elimelekh,
namanya Boas.
2:2 Maka Rut, perempuan Moab
itu, berkata kepada Naomi: "Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut
bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku." Dan sahut
Naomi kepadanya: "Pergilah, anakku."
2:3 Pergilah ia, lalu sampai
di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit; kebetulan ia berada
di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh.
2:8 Sesudah itu berkatalah
Boas kepada Rut: "Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi
memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini,
tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan.
2:9 Lihat saja ke ladang yang
sedang disabit orang itu. Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab
aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau.
Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok
oleh pengerja-pengerja itu."
2:10 Lalu sujudlah Rut
menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata kepadanya:
"Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan
memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?"
2:11 Boas menjawab:
"Telah dikabarkan orang kepadaku dengan lengkap segala sesuatu yang engkau
lakukan kepada mertuamu sesudah suamimu mati, dan bagaimana engkau meninggalkan
ibu bapamu dan tanah kelahiranmu serta pergi kepada suatu bangsa yang dahulu
tidak engkau kenal.
4:13 Lalu Boas mengambil Rut
dan perempuan itu menjadi isterinya dan dihampirinyalah dia. Maka atas karunia
TUHAN perempuan itu mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki.
4:14 Sebab itu
perempuan-perempuan berkata kepada Naomi: "Terpujilah TUHAN, yang telah
rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus. Termasyhurlah
kiranya nama anak itu di Israel.
4:15 Dan dialah yang akan
menyegarkan jiwamu dan memelihara engkau pada waktu rambutmu telah putih; sebab
menantumu yang mengasihi engkau telah melahirkannya, perempuan yang lebih
berharga bagimu dari tujuh anak laki-laki."
4:16 Dan Naomi mengambil anak
itu serta meletakkannya pada pangkuannya dan dialah yang mengasuhnya.
4:17 Dan tetangga-tetangga
perempuan memberi nama kepada anak itu, katanya: "Pada Naomi telah lahir
seorang anak laki-laki"; lalu mereka menyebutkan namanya Obed. Dialah ayah
Isai, ayah Daud.
Mat.
23:1-12
23:1 Maka berkatalah Yesus
kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
23:2 "Ahli-ahli Taurat
dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
23:3 Sebab itu turutilah dan
lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu
turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak
melakukannya.
23:4 Mereka mengikat
beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri
tidak mau menyentuhnya.
23:5 Semua pekerjaan yang
mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali
sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
23:6 mereka suka duduk di
tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat;
23:7 mereka suka menerima
penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
23:8 Tetapi kamu, janganlah
kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara.
23:9 Dan janganlah kamu
menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang
di sorga.
23:10 Janganlah pula kamu
disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.
23:11 Barangsiapa terbesar di
antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.
23:12 Dan barangsiapa
meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan
ditinggikan.
Keselarasan
Perkataan dan Perbuatan
Saudara terkasih, bacaan hari ini sangat tepat,
pas, dan kontekstual dengan hidup kita sebagai bangsa Indonesia. Bacaan diawali
dengan pernyataan Yesus bahwa orang Farisi itu telah menduduki kursi Musa
karena perilaku dan hidupnya yang berdasar pada Taurat. Mereka dan kedudukannya
diakui Yesus oleh karenanya ajaran mereka layak untuk dituruti dan dilakukan,
asal bukan perilakunya.
Yesus mengakui bahwa ajaran mereka patut untuk
dilakukan dan dituruti, namun bukan soal perilaku mereka. Mereka mengatakan
yang baik namun tidak melakukan yang mereka ajarkan itu. Perilaku yang berbeda
dengan ajaran mereka sendiri yang Yesus kecam. Bedakan ajaran, perilaku
pengajar, dan ucapan mereka. Di sinilah yang memberikan kualitas pada Yesus.
Yesus mengecam pada perliaku bukan ajaran, bukan pula pribadinya.
Saudara terkasih, kita hidup bersama sebagai bangsa
ini tahu dengan persisi bagaimana perilaku dan perihidup banyak pesohor, elit
baik politik atau pejabat negara, mereka mengatakan yang suci-suci mengenai
agama, menyitir kalimat keagamaan dengan fasih, namun maling, menggunakan uang
rakyat, menindas, merasa palimng benar, dan memfitnah sebagai hal yang biasa. Gelar
keagamaan, pakaian keagamaan lebih menjadi tujuan daripada perilaku yang patut.
Perkataan dan perbuatan yang berbeda dari para elit
ini biasa seolah wajar dan bukan masalah. meninggikan diri, merasa paling
berjasa dan berprestasi, kesalahan ada pihak lain seolah menjadi gaya hidup.
saudara terkasih, kita patut merenungkan apakah kita telah selaras dengan
kehendak Yesus ini? Atau malah merasa suci dan paling benar? BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar