Rabu
Pekan Biasa XXI (H)
1
Tes. 2:9-13
Mzm.
139:7-8,9-10,11-12ab
Mat.
23:27-32
1
Tes. 2:9-13
2:9 Sebab kamu masih ingat,
saudara-saudara, akan usaha dan jerih lelah kami. Sementara kami bekerja siang
malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun juga di antara kamu, kami
memberitakan Injil Allah kepada kamu.
2:10 Kamu adalah saksi,
demikian juga Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di
antara kamu, yang percaya.
2:11 Kamu tahu, betapa kami,
seperti bapa terhadap anak-anaknya, telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu
seorang demi seorang,
2:12 dan meminta dengan
sangat, supaya kamu hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kamu ke
dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya.
2:13 Dan karena itulah kami
tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah
menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia,
tetapi -- dan memang sungguh-sungguh demikian -- sebagai firman Allah, yang
bekerja juga di dalam kamu yang percaya.
Mat.
23:27-32
23:27 Celakalah kamu, hai
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab
kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang
bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan
pelbagai jenis kotoran.
23:28 Demikian jugalah kamu,
di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam
kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.
23:29 Celakalah kamu, hai
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab
kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh
23:30 dan berkata: Jika kami
hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam
pembunuhan nabi-nabi itu.
23:31 Tetapi dengan demikian
kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh
nabi-nabi itu.
23:32 Jadi, penuhilah juga takaran
nenek moyangmu!
Kemunafikan
Saudara terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak
kita untuk merenungkan bagaimana sikap Yesus menghadapi kaum Farisi. Mereka dikatakan
sebagai munafik karena menghias makam dengan cantik padahal isinya adalah
kebusukan. Apa yang dikatakan Yesus adalah tabiat pura-pura, beda dengan
kenyataan apa yang dinyatakan.
Apa yang dikatakan Yesus sangat terasa dalam
kehidupan kita bersama sebagai bangsa. Bagaimana kita saksikan orang-orang yang
merasa paling suci, paling saleh, paling benar, pakaian keagaaman yang
dipamerkan, sedangkan hidupnya jauh dari nilai-nilai agama yang mereka anut. Mengatakan
ganyang korupsi namun melakukan seolah hal yang sangat wajar dan biasa saja.
Satunya perkataan dan perbuatan ternyata masih
menjadi keprihatinan bersama. Pribadi yang baik adalah pribadi yang bisa dibaca
apa adanya. Tidak ada yang ditutup-tutupi. Apa yang ia katakan itu yang ia
lakukan.
Bagaimana sikap kita sebagai pengikut Yesus, adalah
keberanian memiliki satu kata dan perbuatan. Agama bukan semata ritual dan
kalimat suci. Ayat-ayat Tuhan, sabda Tuhan, firman-Nya tidak hanya sitiran
dalam pembicaraan, pikiran, atau tulisan, namun juga dihayati dalam kehidupan
bersama. Mudah mengutip ayat suci, firman Tuhan, namun mampukah menjalankannya?
Kita dituntut bukan masalah hapal, namun juga mengamalkannya. Melakukan apa
yang dipelajari, bukan semata tahu saja. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar