Kamis, 31 Agustus 2017

Kesiapsediaan

Kamis Pekan Biasa XXI (H)
1 Tes. 4:7-13
Mzm. 90:3-4,12-13,14,17
Mat. 24:42-51



1 Tes. 4:7-13

3:7 maka kami juga, saudara-saudara, dalam segala kesesakan dan kesukaran kami menjadi terhibur oleh kamu dan oleh imanmu.
3:8 Sekarang kami hidup kembali, asal saja kamu teguh berdiri di dalam Tuhan.
3:9 Sebab ucapan syukur apakah yang dapat kami persembahkan kepada Allah atas segala sukacita, yang kami peroleh karena kamu, di hadapan Allah kita?
3:10 Siang malam kami berdoa sungguh-sungguh, supaya kita bertemu muka dengan muka dan menambahkan apa yang masih kurang pada imanmu.
3:11 Kiranya Dia, Allah dan Bapa kita, dan Yesus, Tuhan kita, membukakan kami jalan kepadamu.
3:12 Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu.
3:13 Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya.



Mat. 24:42-51

24:42 Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.
24:43 Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.
24:44 Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga."
24:45 "Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?
24:46 Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.
24:47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.
24:48 Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya:
24:49 Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk,
24:50 maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya,
24:51 dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi."


Kesiapsediaan

Saudara terkasih, kita hari ini diajak merenungkan bagaimana sikap kita jika mendapatkan tanggung jawab, dan yang memberikan kepercayaan itu tidak ada. Ada dua sikap yang kita lakukan, pertama kita tetap setia akan apa yang dipercayakan kepada kita. Kita tekun melakukan apa yang dipercayakan kepada kita. Kedua kita abai dan malah melakukan apa yang kita senangi, termasuk apa yang dilarang oleh si pemberi kepercayaan.
Hal ini adalah gambaran apa yang dikehendaki Tuhan atas kita. Karena kita tidak setia, kita melakukan apa yang kita sukai, namun justru tidak dikehendaki Tuhan. Mabuk, suka akan hal-hal yang berkaitan dengan duniawi, dengan dalih nanti kan ada waktunya untuk bertobat. Ini hal yang  fatal karena waktu-Nya Tuhan tidak ada yang tahu. Mengandalkan kebaikan dan kerahiman Tuhan, sehingga mengabaikan tanggung jawab kita.
Ada pula sikap bijaksana di mana bukan masalah Tuhan kapan datang atau ada pengawas atau tidak. Di sanalah kualitas pribadi beriman. Kesetiaan akan memperoleh berkat berlimpah dari Tuhan. Tuhan tidak lupa akan janji-Nya. Kita tidak akan dibiarkan tanpa berkat. Apa yang kita cari bukan berkat itu, namun bahwa kita sepantasnya setia karena Tuhan terlebih dulu setia. Kita bukan melakukan agar kita mendapatkan berkat-Nya, namun sudah selayaknya, sepantasnya, dan konsekuensi atas kasih Tuhan Allah yang begitu baik.

Kesiapsediaan kita bukan karena kedatangan Tuhan, namun karena kasih-Nya yang memampukan kita setia. Ia yang setia membuat kita juga setia. BD.eLeSHa.

Rabu, 30 Agustus 2017

Kemunafikan


Rabu Pekan Biasa XXI (H)
1 Tes. 2:9-13
Mzm. 139:7-8,9-10,11-12ab
Mat. 23:27-32



1 Tes. 2:9-13

2:9 Sebab kamu masih ingat, saudara-saudara, akan usaha dan jerih lelah kami. Sementara kami bekerja siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun juga di antara kamu, kami memberitakan Injil Allah kepada kamu.
2:10 Kamu adalah saksi, demikian juga Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kamu, yang percaya.
2:11 Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya, telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang,
2:12 dan meminta dengan sangat, supaya kamu hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya.
2:13 Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi -- dan memang sungguh-sungguh demikian -- sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya.


Mat. 23:27-32

23:27 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.
23:28 Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.
23:29 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh
23:30 dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu.
23:31 Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu.
23:32 Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu!


Kemunafikan

Saudara terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak kita untuk merenungkan bagaimana sikap Yesus menghadapi kaum Farisi. Mereka dikatakan sebagai munafik karena menghias makam dengan cantik padahal isinya adalah kebusukan. Apa yang dikatakan Yesus adalah tabiat pura-pura, beda dengan kenyataan apa yang dinyatakan.
Apa yang dikatakan Yesus sangat terasa dalam kehidupan kita bersama sebagai bangsa. Bagaimana kita saksikan orang-orang yang merasa paling suci, paling saleh, paling benar, pakaian keagaaman yang dipamerkan, sedangkan hidupnya jauh dari nilai-nilai agama yang mereka anut. Mengatakan ganyang korupsi namun melakukan seolah hal yang sangat wajar dan biasa saja.
Satunya perkataan dan perbuatan ternyata masih menjadi keprihatinan bersama. Pribadi yang baik adalah pribadi yang bisa dibaca apa adanya. Tidak ada yang ditutup-tutupi. Apa yang ia katakan itu yang ia lakukan.

Bagaimana sikap kita sebagai pengikut Yesus, adalah keberanian memiliki satu kata dan perbuatan. Agama bukan semata ritual dan kalimat suci. Ayat-ayat Tuhan, sabda Tuhan, firman-Nya tidak hanya sitiran dalam pembicaraan, pikiran, atau tulisan, namun juga dihayati dalam kehidupan bersama. Mudah mengutip ayat suci, firman Tuhan, namun mampukah menjalankannya? Kita dituntut bukan masalah hapal, namun juga mengamalkannya. Melakukan apa yang dipelajari, bukan semata tahu saja. BD.eLeSHa.

Selasa, 29 Agustus 2017

Peran Kenabian

Pw. Wafatnya S. Yohanes Pembaptis, Mrt. (M)
Yer. 1:17-19
Mzm. 71:1-2,3-4a,5-6ab, 15ab,17
Mrk. 6:17-29



Yer. 1:17-19

1:17 Tetapi engkau ini, baiklah engkau bersiap, bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka!
1:18 Mengenai Aku, sesungguhnya pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imamnya dan rakyat negeri ini.
1:19 Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN."

Mrk. 6:17-29

6:17 Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri.
6:18 Karena Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!"
6:19 Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat,
6:20 sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.
6:21 Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea.
6:22 Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: "Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!",
6:23 lalu bersumpah kepadanya: "Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!"
6:24 Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: "Apa yang harus kuminta?" Jawabnya: "Kepala Yohanes Pembaptis!"
6:25 Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: "Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!"
6:26 Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya.
6:27 Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara.
6:28 Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya.
6:29 Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.



Peran Kenabian


Saudara terkasih, apa yang kita dengarkan hari ini adalah kematian tragis Yohanes Pembaptis. Demi egoisme Herodes kepala Yohanes Pembaptis harus ada di dalam talam. Sebenarnya hal ini karena dendamnya Herodias karena kritik yang disampaikan Yohanes Pembaptis. Egoisme yang mengajarkan kepada anaknya sikap dendam dan tidak patut.
Dari sisi Yohanes Pembaptis, hal ini adalah peran kenabian yang harus memang dinyatakan, konsekuensinya adalah kematian itu. Menyuarakan kebenaran tidak peduli atas apapun, kebenaran adalah kebenaran. Ia nyatakan apa yang memang harus ia nyatakan. Tidak peduli apapun atau siapapun yang harus diluruskan karena melakukan kesalahan.

Saudara terkasih, hal ini sangat kontekstual untuk kehidupan kita bersama. Sikap sungkan, apalagi jika mencari aman atas ketidakadilan, ketidakbenaran, dan ketakutan akan jabatan atau pekerjaan tentu sangat tidak patut. Teladan Yohanes Pembaptis tentu menggairahkan kita, menyemangati kita, dan mendorong kita berani menyuarakan kebenaran di manapun berada. Kebenaran universal tidak bisa direduksi karena kepentingan. Jangan takut karena sedikit, kecil, atau sendirian, jika itu benar nyatakan sebagai kebenaran. BD.eLeSHa.

Senin, 28 Agustus 2017

Santo Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja

Pw. S. Agustinus, PujG (P)
1 Tes. 1:2-5, 8-10
Mzm. 149:1-2,3-4,5-6,9
Mat. 23:13-22



1 Tes. 1:2-5, 8-10

1:2 Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami.
1:3 Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita.
1:4 Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu.
1:5 Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu.
1:8 Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu.
1:9 Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar,
1:10 dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang


Mat. 23:13-22

23:13 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.
23:14 [Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.]
23:15 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.
23:16 Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.
23:17 Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?
23:18 Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.
23:19 Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu?
23:20 Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya.
23:21 Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ.
23:22 Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.


Santo Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja

Agustinus adalah Bapa Gereja purba yang terkenal. Ia lahir di Tagaste (sekarang: Soukh-Ahras), Afrika Utara pada tanggal 13 November 354. Ibunya, Monika, seorang yang beriman Kristen dari sebuah keluarga yang taat agama; sedangkan ayahnya Patrisius, seorang tuan tanah dan sesepuh kota yang masih kafir. Berkat semangat doa Monika yang tak kunjung padam, Patrisius bertobat dan dipermandikan menjelang saat kematiannya. Kekafiran Patrisius sungguh berpengaruh besar pada diri anaknya Agustinus. Karena itu Agustinus belum juga dipermandikan menjadi Kristen meskipun ia sudah besar. Usaha ibunya untuk menanamkan benih iman Kristen padanya seolah-olah tidak berdaya mematahkan pengaruh kekafiran ayahnya.
Semenjak kecil Agustinus sudah menampilkan kecerdasan yang tinggi. Karena itu ayahnya mencita-citakan agar ia menjadi seorang yang terkenal. Ia masuk sekolah dasar di Tagaste. Karena kecerdasannya, ia kemudian dikirim untuk belajar bahasa latin dan macam-macam tulisan latin di Madauros. Pada usia 17 tahun, ia di kirim ke Kartago untuk belajar ilmu retorika. Di Kartago, ia belajar dengan tekun hingga menjadi seorang murid yang terkenal. Namun hidupnya tidak lagi tertib oleh aturan moral. Ia menganut aliran Manikeisme, suatu sekte keagamaan dari Persia yang mengajarkan bahwa semua barang material adalah buruk. Minatnya pada ajaran ini berakhir ketika ia menyaksikan kebodohan Faustus, seorang pengajar Manikeisme. Selanjutnya selama beberapa tahun, ia meragukan semua kebenaran agama-agama.
Pada tahun 383 ia pergi ke Roma lalu ke Milano, kota pemerintahan dan kota kediaman Uskup Ambrosius. Di Milano ia mengajar ilmu retorika. Banyak orang Roma berbondong-bondong datang kepadanya hanya untuk mendengarkan kuliah dan pidatonya. Di kota itupun ia berkenalan dengan Uskup Santo Ambrosius, seorang mantan gubernur yang saleh. Ia menyaksikan dari dekat cara hidup para biarawan yang bijaksana, ramah dan saling mengasihi. Hatinya tersentuh dan mulailah ia berpikir: “Apa yang mendasari hidup mereka? Injilkah yang mewarnai hidup mereka itu?” Kecuali itu, ia sering mendengarkan kotbah-kotbah Uskup Ambrosius dan tertarik pada semua ajarannya. Semuanya itu kembali menyadarkan dia akan nasehat-nasehat ibunya tatkala ia masih di Tagaste. Suatu hari, ia mendengar suara ajaib seorang anak: “Ambil dan bacalah!” Tanpa banyak berpikir, ia segera menjamah kitab Injil itu, membukanya dan membaca: “Marilah kita hidup sopan seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.” (Rom 13:13-14).
Agustinus yang telah banyak mendalami filsafat itu akhirnya terbuka pikirannya dan melihat kebenaran sejati, yakni wahyu ilahi yang dibawakan Yesus Kristus. Ia kemudian bertobat dan bersama dengan sahabatnya Alipius, ia dipermandikan pada tahun 387. Dalam bukunya ‘Confession’, ia menulis riwayat hidup dan pertobatannya dan dengan terus terang mengakui betapa ia sangat terbelenggu oleh kejahatan dosa dan ajaran Manikeisme. Suara hatinya terus mendorong dia agar memperbaiki cara hidupnya seperti banyak orang lain yang meneladani Santo Antonius dari Mesir.
Pada tahun 388, ia kembali ke Afrika bersama ibunya Monika. Di kota pelabuhan Ostia, ibunya meninggal dunia. Tahun-tahun pertama hidupnya di Afrika, ia bertapa dan banyak berdoa bersama beberapa orang rekannya. Kemudian ia ditabhiskan menjadi imam pada tahun 391, dan bertugas di Hippo sebagai pembantu uskup di kota itu. Sepeninggal uskup itu pada tahun 395, ia dipilih menjadi Uskup Hippo. Selama 35 tahun ia menjadi pusat kehidupan keagamaan di Afrika. Rahmat Tuhan yang besar atas dirinya dimuliakannya di dalam berbagai bentuk kidung dan tulisan. Tulisan-tulisannya meliputi 113 buah buku, 218 buah surat dan 500 buah kotbah. Tak terbilang banyaknya orang berdosa yang bertobat karena membaca tulisan-tulisannya. Tulisan-tulisannya itu hingga kini dianggap oleh para ahli filsafat dan teologi sebagai sumber penting dari pengetahuan rohani. Semua kebenaran iman Kristiani diuraikan secara tepat dan mendalam sehingga mampu menggerakkan hati orang.
Sebagai seorang uskup, Agustinus sangat menaruh perhatian besar pada umatnya terutama yang miskin dan melarat. Dialah yang mendirikan asrama dan rumah sakit pertama di Afrika Utara demi kepentingan umatnya. Agustinus meninggal dunia pada tanggal 28 Agustus 430 tatkala bangsa Vandal mengepung Hippo. Jenazah Agustinus berhasil diamankan oleh umatnya dan kini dimakamkan di basilik Santo Petrus. www.imankatolik.or.id



Pernyataan Iman

HARI MINGGU PEKAN BIASA XXI (H)
Yes. 22:19-23
Mzm. 138:1-2a,2bc-3,6,8bc
Rm. 11:33-36
Mat. 16:13-20



Yes. 22:19-23

22:19 Aku akan melemparkan engkau dari jabatanmu, dan dari pangkatmu engkau akan dijatuhkan.
22:20 Maka pada waktu itu Aku akan memanggil hamba-Ku, Elyakim bin Hilkia:
22:21 Aku akan mengenakan jubahmu kepadanya dan ikat pinggangmu akan Kuikatkan kepadanya, dan kekuasaanmu akan Kuberikan ke tangannya; maka ia akan menjadi bapa bagi penduduk Yerusalem dan bagi kaum Yehuda.
22:22 Aku akan menaruh kunci rumah Daud ke atas bahunya: apabila ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.
22:23 Aku akan memberikan dia kedudukan yang teguh seperti gantungan yang dipasang kuat-kuat pada tembok yang kokoh; maka ia akan menjadi kursi kemuliaan bagi kaum keluarganya.

Rm. 11:33-36

11:33 O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!
11:34 Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?
11:35 Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya?
11:36 Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!

Mat. 16:13-20

16:13 Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
16:14 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi."
16:15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
16:16 Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
16:17 Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.
16:18 Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
16:19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."
16:20 Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun bahwa Ia Mesias.


Pernyataan Iman

Saudara terkasih, hari ini kita diajak Bunda Gereja untuk merenungkan mengenai pernyataan iman. Bagaimana iman yang kita nyatakan itu. Berbagai cara bisa kita ungkapkan iman kita. Bisa karena ajaran yang pernah kita dengar, apa yang kita dengar, kata orang, dan Yesus menghendaki kita mengungkapkan apa yang kita rasakan. Apa yang kita ketahui bukan karena semata ajaran, kata orang, atau pemikiran, namun hasil permenungan kita sendiri.
Ungkapan tak kenal maka tak sayang sangat pas dan tepat menggambarkan apa yang Tuhan kehendaki dalam pernyataan iman ini. Bagaimana kita memahami iman kita, perlu kenal pribadi Yesus, membaca sabda-Nya, merenungkannya, belajar dari para ahli, dan kemudian meresapkan dalam hati.
Saudara terkasih, kita sering abai akan hal ini, tidak heran ketika kita ditanya mengenai Yesus, apa yang disabdakan dalam Ekaristi hari itu, sering gelagapan dan merasa tidak mampu mengatakannya. Ini karena kita tidak akrab akan pribadi Yesus. Relasi personal sangat baik dibangun dengan banyak cara. Pembiasaan agar semakin tahu, semakin mengenal Siapakah Dia itu, bukan kata orang namun kita mengaalami sendiri. Menyatakan Yesus sebagai Juru Selamat, apa buktinya, mengatakan Yesus sebagai sahabat, bisa tidak mengatakan mengapa demikian.
Apa yang bisa kita lakukan adalah belajar, membangun relasi yang dekat dan personal dengan-Nya dan kemudian bisa mengatakan Engkaulah Mesias, karena selalu menjadi penolongku, apalagi nanti di dalam kehidupan kekal. Bukti banyak bertebaran dalam Kitab Suci, namun pernahkah kita menerapkannya dalam pengalaman harian kita?BD.eLeSHa.




Keselarasan Perkataan dan Perbuatan

Sabtu Pekan Biasa XX (H)
Ruth. 2:1-3, 8-11;4:13-17
Mzm. 128:1-2,3,4,5
Mat. 23:1-12



Ruth. 2:1-3, 8-11;4:13-17

2:1 Naomi itu mempunyai seorang sanak dari pihak suaminya, seorang yang kaya raya dari kaum Elimelekh, namanya Boas.
2:2 Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: "Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku." Dan sahut Naomi kepadanya: "Pergilah, anakku."
2:3 Pergilah ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit; kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh.
2:8 Sesudah itu berkatalah Boas kepada Rut: "Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan.
2:9 Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu."
2:10 Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata kepadanya: "Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?"
2:11 Boas menjawab: "Telah dikabarkan orang kepadaku dengan lengkap segala sesuatu yang engkau lakukan kepada mertuamu sesudah suamimu mati, dan bagaimana engkau meninggalkan ibu bapamu dan tanah kelahiranmu serta pergi kepada suatu bangsa yang dahulu tidak engkau kenal.
4:13 Lalu Boas mengambil Rut dan perempuan itu menjadi isterinya dan dihampirinyalah dia. Maka atas karunia TUHAN perempuan itu mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki.
4:14 Sebab itu perempuan-perempuan berkata kepada Naomi: "Terpujilah TUHAN, yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus. Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel.
4:15 Dan dialah yang akan menyegarkan jiwamu dan memelihara engkau pada waktu rambutmu telah putih; sebab menantumu yang mengasihi engkau telah melahirkannya, perempuan yang lebih berharga bagimu dari tujuh anak laki-laki."
4:16 Dan Naomi mengambil anak itu serta meletakkannya pada pangkuannya dan dialah yang mengasuhnya.
4:17 Dan tetangga-tetangga perempuan memberi nama kepada anak itu, katanya: "Pada Naomi telah lahir seorang anak laki-laki"; lalu mereka menyebutkan namanya Obed. Dialah ayah Isai, ayah Daud.

Mat. 23:1-12

23:1 Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
23:2 "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
23:3 Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
23:4 Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
23:5 Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
23:6 mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat;
23:7 mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
23:8 Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara.
23:9 Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.
23:10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.
23:11 Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.
23:12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.


Keselarasan Perkataan dan Perbuatan

Saudara terkasih, bacaan hari ini sangat tepat, pas, dan kontekstual dengan hidup kita sebagai bangsa Indonesia. Bacaan diawali dengan pernyataan Yesus bahwa orang Farisi itu telah menduduki kursi Musa karena perilaku dan hidupnya yang berdasar pada Taurat. Mereka dan kedudukannya diakui Yesus oleh karenanya ajaran mereka layak untuk dituruti dan dilakukan, asal bukan perilakunya.
Yesus mengakui bahwa ajaran mereka patut untuk dilakukan dan dituruti, namun bukan soal perilaku mereka. Mereka mengatakan yang baik namun tidak melakukan yang mereka ajarkan itu. Perilaku yang berbeda dengan ajaran mereka sendiri yang Yesus kecam. Bedakan ajaran, perilaku pengajar, dan ucapan mereka. Di sinilah yang memberikan kualitas pada Yesus. Yesus mengecam pada perliaku bukan ajaran, bukan pula pribadinya.
Saudara terkasih, kita hidup bersama sebagai bangsa ini tahu dengan persisi bagaimana perilaku dan perihidup banyak pesohor, elit baik politik atau pejabat negara, mereka mengatakan yang suci-suci mengenai agama, menyitir kalimat keagamaan dengan fasih, namun maling, menggunakan uang rakyat, menindas, merasa palimng benar, dan memfitnah sebagai hal yang biasa. Gelar keagamaan, pakaian keagamaan lebih menjadi tujuan daripada perilaku yang patut.

Perkataan dan perbuatan yang berbeda dari para elit ini biasa seolah wajar dan bukan masalah. meninggikan diri, merasa paling berjasa dan berprestasi, kesalahan ada pihak lain seolah menjadi gaya hidup. saudara terkasih, kita patut merenungkan apakah kita telah selaras dengan kehendak Yesus ini? Atau malah merasa suci dan paling benar? BD.eLeSHa.

Jumat, 25 Agustus 2017

Hukum Kasih adalah Salib


Jumat Pekan Biasa XX (H)
Rut: 1:1,3-6,14-16,22
Mzm. 146:5-6,7,8-9a,9bc-10
Mat. 22:34-40



Rut: 1:1,3-6,14-16,22

1:1 Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing.
1:3 Kemudian matilah Elimelekh, suami Naomi, sehingga perempuan itu tertinggal dengan kedua anaknya.
1:4 Keduanya mengambil perempuan Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut; dan mereka diam di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya.
1:5 Lalu matilah juga keduanya, yakni Mahlon dan Kilyon, sehingga perempuan itu kehilangan kedua anaknya dan suaminya.
1:6 Kemudian berkemaslah ia dengan kedua menantunya dan ia pulang dari daerah Moab, sebab di daerah Moab ia mendengar bahwa TUHAN telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka.
1:14 Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya.
1:15 Berkatalah Naomi: "Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu."
1:16 Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku;
1:22 Demikianlah Naomi pulang bersama-sama dengan Rut, perempuan Moab itu, menantunya, yang turut pulang dari daerah Moab. Dan sampailah mereka ke Betlehem pada permulaan musim menuai jelai.

Mat. 22:34-40

22:34 Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka
22:35 dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia:
22:36 "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?"
22:37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
22:40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.




Hukum Kasih adalah Salib


Saudara terkasih, sering orang meledek, melecehkan, dan merendahkan salib. Memang tidak ada yang salah dari itu semua.  Bagaimana tidak, hukuman yang sangat keji, parah, dan mempermalukan amat. Namun di dalam Yesus semua itu dibalik, semua diubah, semua menjadi baik. Tidak ada yang buruk di dalam salib, bahkan membanggakan, karena keselamatan dan kehidupan ada di sana.
Salib sebagai simbol relasi, kasih, dan cinta yang utama itu kepada Tuhan. Seluruh daya upaya, seluruh pemikiran, perilaku, keinginan diarahkan untuk Tuhan. Tugas kita di dunia ini untuk memuji Allah, mengabdi kepada-Nya dengan seluruh akal budi dan hati kita. Mengarahkan kepada Tuhan atas segala sesuatu di atas semuanya.
Hukum kedua adalah mengasihi sesama sebagaimana diri sendiri. Mengapa takarannya diri sendiri? Karena kemanusiaan kita ini sering berorientasi kepada diri dulu. Jika kita berpikir orang lain sebagaimana diri sendiri artinya kita telah mengalahkan diri sendiri. Mengasihi orang lain sebagaimana diri sendiri. Mengalah, memberikan yang terbaik kepada pihak lain, dan tidak mencari keuntungan dari padanya. Mana ada orang menagih kepada diri sendiri bukan? Atau mencela diri.

Saudara terkasih, berbahagialah kita yang memiliki Tuhan yang sangat paham, mengerti, dan memanjakan kita dengan begitu banyak kebaikan. Memahami kelemahan kita yang IA kuatkan. Kasih-Nya yang lebih dulu memampukan kita mengasihi-Nya dan sesama dengan baik. BD.eLeSHa.

Kamis, 24 Agustus 2017

Santo Bartolomeus

Pesta S. Bartolomeus, Ras. (M)
Why. 21:9-14
Mzm. 145:10-11,12-13ab,17-18
Yoh. 1:45-51



Why. 21:9-14


21:9 Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."
21:10 Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
21:11 Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
21:12 Dan temboknya besar lagi tinggi dan pintu gerbangnya dua belas buah; dan di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua belas malaikat dan di atasnya tertulis nama kedua belas suku Israel.
21:13 Di sebelah timur terdapat tiga pintu gerbang dan di sebelah utara tiga pintu gerbang dan di sebelah selatan tiga pintu gerbang dan di sebelah barat tiga pintu gerbang.
21:14 Dan tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar dan di atasnya tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba itu.

Yoh. 1:45-51

1:45 Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret."
1:46 Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?"
1:47 Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"
1:48 Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara."
1:49 Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!"
1:50 Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu."
1:51 Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."



Santo Bartolomeus

Santo Bartolomeus adalah salah seorang dari kedua belas Rasul. Kita tidak tahu siapa namanya yang sesungguhnya. Bartolomeus adalah nama keluarga: bar-Tolomeus, yang artinya 'anak Tolomeus'. Banyak yang beranggapan bahwa Bartolomeus adalah Natanael.
Bartolomeus berasal dari Kana di daerah Galilea. Ketika diajak oleh temannya, Filipus, untuk menemui Yesus dari Nazaret, ia menggumam, "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia:
Sejak saat itu Bartolomeus mengikuti Yesus hingga Ia wafat disalib dan menjadi saksi kebangkitan-Nya.
Bartolomeus mewartakan Injil ke banyak negara termasuk India, di mana ia meninggalkan satu salinan Injil Matius dalam bahasa Ibrani. Bartolomeus termasuk orang yang paling berani di seluruh dunia. Coba bayangkan betapa beraninya ia dan betapa kuat imannya hingga rela dikuliti hidup-hidup. Beberapa orang bahkan mengatakan ia juga disalibkan setelah dikuliti. Karena ia lebih suka mati demi membela imannya, ia masuk dalam himpunan para martir.
Dia ini seorang yang sungguh-sungguh tabah! Oleh karena itu Bartolomeus adalah santo pelindung yang paling tepat bagi orang-orang yang memohon keberanian serta kekuatan iman dalam membela kebenaran. Memang sangat sulit bersikap teguh membela kebenaran jika tampaknya semua orang memusuhi kamu, tapi coba tirulah teladan St. Bartolomeus.
Bartolomeus diangkat sebagai santo pelindung Armenia, di mana ia wafat sebagai martir. Armenia adalah tempat di mana Tabut Perjanjian diletakkan juga tempat di mana burung merpati perdamaian membawa sehelai daun zaitun segar ke bahtera Nuh.
Pada abad ke-4 jenasah Bartolomeus dipindahkan ke sebuah gereja di Roma, di sebuah pulau di tengah-tengah sungai Tiber. Yesaya.indocell.net