Senin, 24 Juli 2017

Tuhan Kita, Tuhan yang Sabar dan Memberi Kesempatan

HARI RAYA MINGGU BIASA XVI (H)
Keb. 12:13,16-19
Mzm. 86:5-6,9-10,15-16a
Rm. 8:26-27
Mat. 13:24-30



Keb. 12:13,16-19

12:13 Ketika engkau tidak ayal-ayalan dan bangkit serta meninggalkan makananmu untuk pergi mengapani mayat itu, maka aku diutus untuk mencobai engkau.
12:16 Maka terperanjatlah kedua orang itu lalu sujud menyembah dan ketakutan.
12:17 Tetapi berkatalah malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut; damai sejahtera dengan kamu. Pujilah Allah selama-lamanya!
12:18 Waktu aku ada dengan kamu, maka bukan karena kerelaanku sendirilah terjadi demikian, melainkan karena kehendak Allah. Maka pujilah Dia seumur hidup, bernyanyi-nyanyilah kepada-Nya!
12:19 Telah kamu perhatikan bahwa aku tidak makan apa-apa. Hanya suatu penglihatan yang kamu lihat.

Rm. 8:26-27

8:26 Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
8:27 Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.


Mat. 13:24-30

13:24 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.
13:25 Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi.
13:26 Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu.
13:27 Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu?
13:28 Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu?
13:29 Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu.
13:30 Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.



Tuhan Kita, Tuhan yang Sabar dan Memberi Kesempatan

Saudara terkasih, kita patut berbahagia karena Tuhan yang kita imani dan pahami itu Tuhan yang Pemurah, Pemurah sehingga bukan hanya konsep atau nama atau sebutan saja, namun benar-benar demikian. Dalam bacaan hari ini, kita saksikan, bahwa Ia memberikan kesempatan.Ia sabar hingga pada akhirnya.
Simbol mengenai lalang dan gandum dengan penabur bibit lalang merupakan gambaran hidup manusiawi kita. Bagaimana kebaikan dan kejahatan hidup bersama. Jika emosional dan tidak sabar sebagaimana gambaran peladang tersebut, kita bisa kacau, malah bisa membuat masalah karena kebaikan pun bisa ikut tercerabut.
Tuhan memberikan kesempatan. Di sanalah kualitas Tuhan yang membedakan dengan manusiawi kita.  Kita lebih mengedepankan emosi, hukuman harus sesegera mungkin, dan itu biasanya ribet. Tidak mau memberikan tenggang waktu, tidak heran hukuman sering bernuansa dendam dan pembalasan.
Tuhan menantikan kita, memilih yang mana, baik atau buruk. Semua tumbuh bersama dan Tuhan tahu apa yang akan kita pilih. Tuhan bukan kita yang memberikan kebebasan hanya setengah-setengah. Ia membebaskan sepenuhnya. Ia tetap menantikan kita apa yang akan kita pilih.

Ia sabar melihat apapun pilihan kita. Sekaligus Ia memberikan kita kesempatan untuk memilih dan pilihan itu mengandung konsekuensi. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar