HARI
RAYA MINGGU BIASA XVI (H)
Keb.
12:13,16-19
Mzm.
86:5-6,9-10,15-16a
Rm.
8:26-27
Mat.
13:24-30
Keb.
12:13,16-19
12:13 Ketika engkau tidak
ayal-ayalan dan bangkit serta meninggalkan makananmu untuk pergi mengapani
mayat itu, maka aku diutus untuk mencobai engkau.
12:16 Maka terperanjatlah
kedua orang itu lalu sujud menyembah dan ketakutan.
12:17 Tetapi berkatalah
malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut; damai sejahtera dengan kamu.
Pujilah Allah selama-lamanya!
12:18 Waktu aku ada dengan
kamu, maka bukan karena kerelaanku sendirilah terjadi demikian, melainkan
karena kehendak Allah. Maka pujilah Dia seumur hidup, bernyanyi-nyanyilah
kepada-Nya!
12:19 Telah kamu perhatikan
bahwa aku tidak makan apa-apa. Hanya suatu penglihatan yang kamu lihat.
Rm.
8:26-27
8:26 Demikian juga Roh
membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya
harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan
keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
8:27 Dan Allah yang
menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai
dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
Mat.
13:24-30
13:24 Yesus membentangkan
suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga
itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.
13:25 Tetapi pada waktu semua
orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu,
lalu pergi.
13:26 Ketika gandum itu
tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu.
13:27 Maka datanglah
hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik,
yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu?
13:28 Jawab tuan itu: Seorang
musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah
tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu?
13:29 Tetapi ia berkata:
Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang
itu.
13:30 Biarkanlah keduanya
tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para
penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk
dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.
Tuhan
Kita, Tuhan yang Sabar dan Memberi Kesempatan
Saudara terkasih, kita patut berbahagia karena
Tuhan yang kita imani dan pahami itu Tuhan yang Pemurah, Pemurah sehingga bukan
hanya konsep atau nama atau sebutan saja, namun benar-benar demikian. Dalam
bacaan hari ini, kita saksikan, bahwa Ia memberikan kesempatan.Ia sabar hingga
pada akhirnya.
Simbol mengenai lalang dan gandum dengan penabur
bibit lalang merupakan gambaran hidup manusiawi kita. Bagaimana kebaikan dan
kejahatan hidup bersama. Jika emosional dan tidak sabar sebagaimana gambaran
peladang tersebut, kita bisa kacau, malah bisa membuat masalah karena kebaikan
pun bisa ikut tercerabut.
Tuhan memberikan kesempatan. Di sanalah kualitas
Tuhan yang membedakan dengan manusiawi kita.
Kita lebih mengedepankan emosi, hukuman harus sesegera mungkin, dan itu
biasanya ribet. Tidak mau memberikan tenggang waktu, tidak heran hukuman sering
bernuansa dendam dan pembalasan.
Tuhan menantikan kita, memilih yang mana, baik atau
buruk. Semua tumbuh bersama dan Tuhan tahu apa yang akan kita pilih. Tuhan
bukan kita yang memberikan kebebasan hanya setengah-setengah. Ia membebaskan
sepenuhnya. Ia tetap menantikan kita apa yang akan kita pilih.
Ia sabar melihat apapun pilihan kita. Sekaligus Ia
memberikan kita kesempatan untuk memilih dan pilihan itu mengandung
konsekuensi. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar