Pw.
S. BENEDIKTUS, Abas (P)
Kej.
32:22-32
Mzm.
17:1,2-3,6-7,8b,15
Mat.
9:32-38
Kej.
32:22-32
32:22 Pada malam itu Yakub
bangun dan ia membawa kedua isterinya, kedua budaknya perempuan dan kesebelas
anaknya, dan menyeberang di tempat penyeberangan sungai Yabok.
32:23 Sesudah ia
menyeberangkan mereka, ia menyeberangkan juga segala miliknya.
32:24 Lalu tinggallah Yakub
seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar
menyingsing.
32:25 Ketika orang itu
melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha
Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan
orang itu.
32:26 Lalu kata orang itu:
"Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing." Sahut Yakub:
"Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati
aku."
32:27 Bertanyalah orang itu
kepadanya: "Siapakah namamu?" Sahutnya: "Yakub."
32:28 Lalu kata orang itu:
"Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau
telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang."
32:29 Bertanyalah Yakub:
"Katakanlah juga namamu." Tetapi sahutnya: "Mengapa engkau
menanyakan namaku?" Lalu diberkatinyalah Yakub di situ.
32:30 Yakub menamai tempat
itu Pniel, sebab katanya: "Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi
nyawaku tertolong!"
32:31 Lalu tampaklah
kepadanya matahari terbit, ketika ia telah melewati Pniel; dan Yakub pincang
karena pangkal pahanya.
32:32 Itulah sebabnya sampai
sekarang orang Israel tidak memakan daging yang menutupi sendi pangkal paha,
karena Dia telah memukul sendi pangkal paha Yakub, pada otot pangkal pahanya.
Mat.
9:32-38
9:32 Sedang kedua orang buta
itu keluar, dibawalah kepada Yesus seorang bisu yang kerasukan setan.
9:33 Dan setelah setan itu
diusir, dapatlah orang bisu itu berkata-kata. Maka heranlah orang banyak,
katanya: "Yang demikian belum pernah dilihat orang di Israel."
9:34 Tetapi orang Farisi
berkata: "Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan."
9:35 Demikianlah Yesus
berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan
memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan
kelemahan.
9:36 Melihat orang banyak
itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka
lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.
9:37 Maka kata-Nya kepada
murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.
9:38 Karena itu mintalah
kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk
tuaian itu."
Benediktus
Abas
Benediktus
dikenal sebagai pendiri cara hidup monastik di Eropa Barat. Ia meninggalkan
kehidupan duniawi dan menjadi seorang pertapa. Kemudian ia mendirikan sebuah
tarekat yang dikenal dengan namanya, ordo Benediktin, yang bermarkas di Monte
Casino. Pada tahun 1944 ketika Perang Dunia II berkecamuk biara induk Monte
Casino dihancurkan, dan baru dibangun kembali setelah perang. Benediktus lahri
di Nursia, Italia Tengah sekitar tahun 480 dan meninggal dunia di Monte Casino
pada tahun 547. Saudarinya, Skolastika, yang kemudian menjadi seorang Santa,
adalah seorang religius sejati yang membaktikan dirinya kepada Tuhan dan
sesama. Dibantu oleh sebuah keluarga bangsawan yang mengikuti kebiasaan
mendidik anak-anaknya bagi karier politik, Benediktus dikirim ke Roma untuk
menlanjutkan pendidikannya. Di Roma ia menderita sekali karena tingginya biaya
hidup. Alau ditemani oleh seorang pelayan keluarga yang terpercaya, ia
meninggalkan kota Roma. Ketika itu ia berusia 20 tahun.
Untuk
sementara waktu, ia tinggal di Enfide sekitar 40 mil baratdaya kota Roma
bersama sekelompok orang Kristen saleh sambil terus melanjutkan studi dan
praktek askesenya. Ia kemudian meninggalkan Enfide untuk hidup menyendiri jauh
dari kehidupan ramai di kota. Rekan-rekannya sangat mencintai dia dan percaya
akan kemampuannya membuat mukzijat. Ia menemukan suatu tempat pengungsian yang
sepi di dalam sebuah gua di atas gunung Subiako, 50 mil sebelah timur kota
Roma. Di dalam gua itu, ia bertapa selama tiga tahun. Ia dibantu oleh Romanus,
seorang pertapa lain dalam bimbingan rohani maupun makan-minum setiap hari.
Reputasi Benediktus sebagai seorang pertapa tidak bisa terus
disembunyikan. Namanya segera terkenal di antara penduduk desa di sekitarnya.
Tatkala superior dari sebuah biara di dekat gua pertapaannya meninggal dunia,
biarawan-biarawan itu meminta Benediktus menjadi pemimpin mereka. Dengan senang
hati Benediktus menerima permohonan itu dan segera meninggalkan gua
pertapaannya. Ia disambut dengan gembira. Tetapi segera ia menyadari, bahwa
kehidupan di biara itu tidak berjalan sebagaimana mestinya. Para biarawan tidak
disiplin dan lemah pendiriannya. Benediktus berusaha untuk memperbaiki situasi
biara itu, namun tidak semua biarawan setuju, ada yang bahkan membenci dan berupaya
meracuninya. Untunglah Benediktus selamat. Gelas minumnya yang berisi racun itu
tiba-tiba saja hancur berantakan ketika dijamahnya. Benediktus segera
meninggalkan biara itu dengan sedih hati. Ia kembali ke gua Subiako. Dari sana
ia mulai mengumpulkan banyak pertapa yang terpencar dimana-mana. Sejak itu ia
mulai meninggalkan idenya yang lama dan memulai hidup Cenobitik: sebuah
komunitas pria yang mengabdikan diri pada kehidupan religius. Dengan meniru
cara hidup asketis Mesir, teristimewa dari tradisi Pakomius, Benediktus
mengelompokkan pengikut-pengikutnya dalam 12 kelompok, masing-masing dengan
pimpinannya. Kehidupan monastik dengan 12 biara ini dimulainya di Subiako.
Selanjutnya, seorang bangsawan Roma memberinya sebidang tanah di
dekat kota Kasino, kira-kira 30 mil jauhnya dari Subiako. Kasino terletak di
kaki gunung dan sangat subur. Di sini Benediktus mendirikan sebuah gereja yang
dipersembahkan kepada Santo Yohanes Pembaptis. Demikianlah awal dari biara
Monte Kasino yang terkenal itu. Enam hari sebelum wafatnya, Benediktus menyuruh
rekan-rekannya menyiapkan kuburnya di samping saudarinya Skolastika yang
meninggal enam minggu sebelumnya. Relikiu Benediktus dan Skolastika ditemukan
kembali pada tahun 1950 di bawah reruntuhan altar gereja Monte Kasino yang
hancur pada masa Perang Dunia II.
Semua berita tentang kehidupan Benediktus diketahui dari buku
"Dialog" karangan Paus Gregorius Agung yang ditulis 50 tahun setelah
kematian Benediktus. Sumber informasi lain ialah aturan-aturan hidup yang
disusunnya bagi pengikut-pengikut di Monte Kasino. Dari aturan hidup itu
terlihat jelas kepribadian Benediktus sebagai seorang pemimpin biara yang ramah
tamah, bijaksana dan penuh pengertian. Sikapnya sangat moderat baik dalam hal
doa, kerja, pewartaan, makanan, tidur, dan lain-lainnya. Aturan hidup membiara
Santo Benediktus merupakan aturan hidup membiara pertama di Eropa Barat. Santo
Benediktus biasanya digambarkan sebagai seorang Abbas yang sedang memegang satu
salinan aturan hidup membiara. https://www.imankatolik.or.id
Saudara terkasih,
bagaimana pewartaan Yesus yang menggunakan bukti, fakta, dan contoh konkret,
keteladanan, pun masih bisa diputarbalikan. Jika kita sebagai pengikut-Nya
mengalami hal yang sama, tentu kita tidak perlu heran. Yesus saja mengalami,
apalagi kita yang lemah dan tidak berdaya. Penyembuhan jelas dari kuasa Allah.
toh orang Farisi demi kepentingan mereka mengatakan sebaliknya. Apa yang kita
alami dan saksikan sebagai bagian dari Indonesia yang sedang menggeliat kita
rasakan ada kemiripan bukan?
Apa yang dialami Yesus
bukan membuat Ia patah semangat. Hati-Nya tetap penuh belas kasihan. Ia
merasakan banyaknya domba yang perlu gembala. Kita layak merenungkan jawaban atas
tuduhan orang Farisi itu, Ia tetap merasakan, berempati, dan memikirkan apa
yang seharusnya Ia lakukan. Ia tidak berhenti pada tuduhan itu, namun melampaui
apa yang memang harus Ia lakukan. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar