Selasa, 04 Juli 2017

Siapakah DIA?


SELASA BIASA PEKAN XIII (H)
Kej. 19:15-29
Mzm. 26:2-3,9-10,11-12
Mat. 8:23-27



Kej. 19:15-29

19:15 Ketika fajar telah menyingsing, kedua malaikat itu mendesak Lot, supaya bersegera, katanya: "Bangunlah, bawalah isterimu dan kedua anakmu yang ada di sini, supaya engkau jangan mati lenyap karena kedurjanaan kota ini."
19:16 Ketika ia berlambat-lambat, maka tangannya, tangan isteri dan tangan kedua anaknya dipegang oleh kedua orang itu, sebab TUHAN hendak mengasihani dia; lalu kedua orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskannya di sana.
19:17 Sesudah kedua orang itu menuntun mereka sampai ke luar, berkatalah seorang: "Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di mana pun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap."
19:18 Kata Lot kepada mereka: "Janganlah kiranya demikian, tuanku.
19:19 Sungguhlah hambamu ini telah dikaruniai belas kasihan di hadapanmu, dan tuanku telah berbuat kemurahan besar kepadaku dengan memelihara hidupku, tetapi jika aku harus lari ke pegunungan, pastilah aku akan tersusul oleh bencana itu, sehingga matilah aku.
19:20 Sungguhlah kota yang di sana itu cukup dekat kiranya untuk lari ke sana; kota itu kecil; izinkanlah kiranya aku lari ke sana. Bukankah kota itu kecil? Jika demikian, nyawaku akan terpelihara."
19:21 Sahut malaikat itu kepadanya: "Baiklah, dalam hal ini pun permintaanmu akan kuterima dengan baik; yakni kota yang telah kau sebut itu tidak akan kutunggangbalikkan.
19:22 Cepatlah, larilah ke sana, sebab aku tidak dapat berbuat apa-apa, sebelum engkau sampai ke sana." Itulah sebabnya nama kota itu disebut Zoar.
19:23 Matahari telah terbit menyinari bumi, ketika Lot tiba di Zoar.
19:24 Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit;
19:25 dan ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah.
19:26 Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam.
19:27 Ketika Abraham pagi-pagi pergi ke tempat ia berdiri di hadapan TUHAN itu,
19:28 dan memandang ke arah Sodom dan Gomora serta ke seluruh tanah Lembah Yordan, maka dilihatnyalah asap dari bumi membubung ke atas sebagai asap dari dapur peleburan.
19:29 Demikianlah pada waktu Allah memusnahkan kota-kota di Lembah Yordan dan menunggangbalikkan kota-kota kediaman Lot, maka Allah ingat kepada Abraham, lalu dikeluarkan-Nyalah Lot dari tengah-tengah tempat yang ditunggangbalikkan itu.

Mat. 8:23-27

8:23 Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nya pun mengikuti-Nya.
8:24 Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur.
8:25 Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa."
8:26 Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.
8:27 Dan heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?"



Siapakah DIA?

Saudara terkasih, ombak besar di laut, atau danau, pada masa itu dinilai sebagai gambaran kuasa kegelapan. Kuasa jahat yang sangat menakutkan. Apa yang dilakukan Yesus mau melambangkan dan hendak menyatakan bahwa setan pun bisa IA kendalikan. Ini adalah pengantar bagaimana kita memahami bacaan hari ini.
Para murid di dalam perjumpaan personal dengan Yesus membuahkan buah pikir dan refleksi mendalam siapa sebenarnya Yesus. Pengalaman ini hanya para murid yang bersama-sama di dalam perahu. Kita dan sebagainya, ikut bacaan kemarin, yang tidak melihat namun percaya. Beda konteks dan kondisi.
Pertanyaan yang sama soal siapa Yesus bagi kita, adalah tugas kita seumur hidup. Mirip dengan  pertanyaan siapa kita ini sebenarnya. Artinya, bahwa di dalam sejarah hidup kita, pemikiran, permenungan kita, dan olah pikir serta batin kita lah yang bisa menyebut kita ini siapa, dan siapakah Yesus itu. Jangan salahkan pribadi yang melihat Yesus sebagai orang biasa, miskin, mati telanjang, dan sebagainya, karena olah pikir dan batin mereka memang hanya sedemikian.

Satu yang pasti, apakah kita bisa mengatakan, Ya Tuhanku dan Allahku? Sebagaimana pengalaman Tomas pada bacaan kemarin?  Tentu ini adalah permenungan dan refleksi kita sepanjang hayat. Tidak akan ada yang bisa dipaksakan dan memaksakan hingga ke sana.BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar