Pw. Karolus Borromeus, Usk (P)
Fil. 3:17-4:1
Mzm. 122:1-2,3-4a,4b-5
Luk. 16:1-8
Fil. 3:17-4:1
3:17
Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama
seperti kami yang menjadi teladanmu.
3:18 Karena,
seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula
sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.
3:19 Kesudahan
mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka
ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.
3:20 Karena
kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan
Yesus Kristus sebagai Juruselamat,
3:21 yang akan
mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia,
menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.
4:1 Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang
kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan,
hai saudara-saudaraku yang kekasih!
Luk.
16:1-8
16:1 Dan Yesus berkata kepada
murid-murid-Nya: "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara.
Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya.
16:2 Lalu ia memanggil
bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau?
Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi
bekerja sebagai bendahara.
16:3 Kata bendahara itu di
dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku
sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu.
16:4 Aku tahu apa yang akan
aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada
orang yang akan menampung aku di rumah mereka.
16:5 Lalu ia memanggil
seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang
pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku?
16:6 Jawab orang itu: Seratus
tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah
dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan.
16:7 Kemudian ia berkata
kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul
gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang
lain: Delapan puluh pikul.
16:8 Lalu tuan itu memuji
bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab
anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.
Tuhan Mereka ialah Perut
Mereka, Kemuliaan Mereka ialah Aib Mereka,
Pikiran Mereka Semata-Mata Tertuju kepada
Perkara Duniawi
Saudara terkasih, hari ini Tuhan mengajak kita
merenungkan sabda-Nya yang sangat konkret, aktual, dan benar-benar telah
menjadi gaya hidup sebagian besar bangsa ini. bagaimana orientasi adalah
kesenangan duniawi, makanan, kesenangan hidup dengan berbagai macam, korupsi
demi kehormatan semua, aib adalah sebuah kebanggaan. Kita bisa menyaksikan
menjadi pemeran dalam film porno masih bisa tertawa-tawa, ditangkap karena
korupsi berlaku sebagaimana perilaku tahanan politik atas nama negara, uang
hasil korupsi dinyatakan sebagai rezeki. Mereka sebenarnya tahu, namun tidak
mau tahu, ketika setan sudah mengubah otak mereka, paham salah pun dinyatakan
sebagai kebenaran. Itu ada di dalam lingkungan kita.
Injil menekankan lebih jauh dengan perilaku “cerdik”
di dalam mengamankan diri bukan kebenaran, jadi seolah semua orang tidak ada
yang tahu, karena demi amannya hidupnya sendiri, dengan merugikan tuannya. Lihat
di sekitar kita dalam hidup berbangsa dan bernegara ini, kita melihat orang
yang memikirkan diri sendiri dan menghianati bangsa dan negara serta rakyat
demi keuntungan sendiri, menjadi penguasa, atau kekayaan dan materi,
menggunakan segala cara, memanipulasi kebenaran, dan membolak-balik fakta
sebagai hal yang biasa.
Uskup Karolus Borromeus melakukan hal yang sangat
konkret dari bacaan-bacaan di atas. Di mana waktu beliau menjadi uskup Milan,
kehidupan umat sangat payah. Tanda salib pun banyak yang tidak bisa. Gereja dijadikan
toko dan tempat berjualan atau bangsa pesta. Imam tidak bisa berkotbah karena
tidak terdidik.
Kesalehannya, hidup doa dan puasa sangat
membantunya karena ia kesulitan berbicara dengan lancar untuk menyatakan ide
dan gagasannya untuk memperbaiki paroki di keuskupannya. Penolakan dari dalam
dan luar gereja menambah berat perjuangannya. Perjuangannya, penolakan, dan
usaha kerasnya menjadi penyebab mundurnya kesehatan dan akhirnya wafat, namun
perjuangan besarnya tidak sia-sia.
Tidak perlu khawatir dengan keadaan dan jalan
terjal yang seolah dunia ini menolak. Masih ada jalan dan Tuhan yang akan
memberikan jalan. BD. eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar