Sabtu
Biasa pekan XXXI (H)
Flp.
4:10-19
Mzm.
112:1-2,5-6,8a,9
Luk.
16:9-15
Flp.
4:10-19
4:10 Aku sangat bersukacita
dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk
aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu.
4:11 Kukatakan ini bukanlah
karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala
keadaan.
4:12 Aku tahu apa itu
kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala
perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal
kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal
kekurangan.
4:13 Segala perkara dapat
kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
4:14 Namun baik juga
perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku.
4:15 Kamu sendiri tahu juga,
hai orang-orang Filipi; pada waktu aku baru mulai mengabarkan Injil, ketika aku
berangkat dari Makedonia, tidak ada satu jemaat pun yang mengadakan perhitungan
hutang dan piutang dengan aku selain dari pada kamu.
4:16 Karena di Tesalonika pun
kamu telah satu dua kali mengirimkan bantuan kepadaku.
4:17 Tetapi yang kuutamakan
bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu.
4:18 Kini aku telah menerima
semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan,
karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang
harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah.
4:19 Allahku akan memenuhi
segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.
Luk.
16:9-15
16:9 Dan Aku berkata
kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur,
supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah
abadi."
16:10 "Barangsiapa setia
dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan
barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam
perkara-perkara besar.
16:11 Jadi, jikalau kamu
tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan
kepadamu harta yang sesungguhnya?
16:12 Dan jikalau kamu tidak
setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri
kepadamu?
16:13 Seorang hamba tidak
dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang
seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan
tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada
Mamon."
16:14 Semuanya itu didengar
oleh orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka mencemoohkan Dia.
16:15 Lalu Ia berkata kepada
mereka: "Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui
hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.
Peringatan
akan Harta
Saudara terkasih, apa yang Bunda Gereja ajak untuk kita renungkan hari
ini adalah mengenai harta dan sikap kita di dalam mengelolanya. Pengelolaan dan
kesetiaan menjadi pokok pikir Yesus dalam pengajaran-Nya.
Yesus mengajak kita untuk setia dan tidak mengabdi
pada dua tuan, ketika kita memikirkan dua hal sekaligus, apalagi jika itu
adalah bertentangan, jangan harap bisa berlaku adil. Yesus mengajarkan
bagaimana jika kita mengabdi pada harta dan Tuhan Allah, apakah tidak akan
berat sebelah dan apakah bisa lebih memilih Allah dan mengesampingkan materi? Hal
ini nampaknya sulit.
Tuhan tidak menafikan materi dan uang, namun
bagaimana kita menilai, mengelola, dan bersikap terhadap uang itu. Boleh kita
mencari uang, mengelola harta benda, dan mendapatkan harta kekayaan, namun
jangan itu kemudian menjadi segala-galanya.
Sikap batin kita terhadap materi. Bagaimana jika
kita menggunakan nama Allah untuk mencari uang, atau menekan orang lain untuk
mendapatkan keuntungan pribadi, itu yang tidak disukai Tuhan. Hal ini konkret
Saudara terkasih dengan adanya tim saber pungli yang hendak menata kehidupan
bersama agar berlaaku adil. Tidak jarang pula orang mengesampingkan kebenaran
dan menjual ayat-ayat sabda Tuhan demi sesuap nasi dan segenggam materi. Hal-hal
tersebut konkret ada di sekitar kita, itu yang tidak dikehendaki Allah. Kkayaannya
tidak salah, namun cara dan sikap kita yang perlu dibenahi. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar