Senin, 07 November 2016

Penyesatan

Senin Biasa Pekan XXXII (H)
Tit. 1:1-9
Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6
Luk. 17:1-6



Tit. 1:1-9

1:2 dan berdasarkan pengharapan akan hidup yang kekal yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta,
1:3 dan yang pada waktu yang dikehendaki-Nya telah menyatakan firman-Nya dalam pemberitaan Injil yang telah dipercayakan kepadaku sesuai dengan perintah Allah, Juruselamat kita.
1:4 Kepada Titus, anakku yang sah menurut iman kita bersama: kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Juruselamat kita, menyertai engkau.
1:5 Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu,
1:6 yakni orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu isteri, yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib.
1:7 Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang penilik jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah,
1:8 melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri
1:9 dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya.


Luk. 17:1-6

17:1 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya.
17:2 Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, dari pada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini.
17:3 Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia.
17:4 Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia."
17:5 Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: "Tambahkanlah iman kami!"
17:6 Jawab Tuhan: "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu."
                                                                                                                                                                                  


Penyesatan

Saudara terkasih, hari ini  kita merenungkan sabda Tuhan dan kontekstual mengenai kehidupan berbangsa kita. Ini bukan soal politik, namun mengenai kehidupan bersama. Berkaitan pula dengan media sosial atau ilmu pengetahuan, di mana di sana perlu yang namanya kedewasaan bersikap, kritis berpikir, dan tidak begitu saja mudah terikut arus dan isu.
Apa yang Tuhan nyatakan adalah soal penyesatan. Kita tahu dengan baik, bagaimana kita menghadapi kehidupan sosial kita berbangsa dan bernegara sedang diombang-ambingkan informasi yang sangat sumir. Kejelian dan kecerdasan berfikir perlu karena saking banyaknya arus informasi yang memang disenaga untuk mengaburkan mana kebenaran yang hakiki. Apa yang Tuhan kehendaki ialah kita tidak terlibat untuk menyesatkan orang lain, karena bahwa penyesatan akan selalu ada. Berkaitan dengan hal itu, kita juga perlu untuk mengajak orang tersesat agar tidak dihukum, dihakimi, dan dijadikan bahan bercerita. Apa yang perlu dilakukan adalah memberikan nasihat kepada mereka agar kembali ke jalan benar. Memberikan pengampunan dan memaafkan yang telah meminta maaf dan menyesali kesalahannya.
Usai mengatakan mengenai penyesatan dan pengampunan, Tuhan mengajak kita mengenai iman. Iman yang kecil, namun memberikan daya yang luar biasa besar. Luar biasanya Tuhan bagi hidup kita.
Saudara terkasih, apa yang kita hadapi adalah keadaan yang perlu mengandalkan Tuhan sehingga kita tidak tersesat, apalagi menjadi batu sandungan dan menyesatkan orang lain. Kita diajak untuk menjadi mengampuni, berjalan dengan baik dan benar, serta memiliki iman yang teguh dalam hidup kita. BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar