Selasa, 01 November 2016

Lepaskanlah Pamrih

Senin Biasa Pekan XXXI (H)
Flp. 2:1-4
Mzm. 131:1,2,3
Luk. 14:12-14



Flp. 2:1-4

2:1 Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,
2:2 karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
2:4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.


Luk. 14:12-14

14:12 Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: "Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya.
14:13 Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta.
14:14 Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar."



Lepaskanlah Pamrih

Saudara terkasih, sering kita berpikir akan mendapatkan balasan. Melepaskan dengan rela jika membantu, memberi, atau mengundang, biasa menjadi motivasi manusiawi kita. Tidak heran ketika memberikan kita seperti memancing agar mendapatkan balasan yag lebih besar.
Menerapkan inipun tidak jarang ketika berbuat baik dalam kaitannya dengan Tuhan. Persembahan di gereja, membantu sesama kita, atau memberikan bantuan motivasinya agar mendapatkan kembali jauh lebih besar. Beberapa budaya memang meyakini model ini, namun Yesus mengajak kita lepas kepentingan agar Bapa di surga yang membalasnya.
Kisah dalam bacaan ini adalah mengundang pesta itu bukan hanya untuk orang yang mampu membalasnya, justru lebih berkenan di hadapan Tuhan jika kita mengundang orang yang terlupakan, tidak akan pernah merasakan undangan dan makan mewah. Biasanya kita susah ya berbuat demikian. Inilah salib. Jalan Tuhan itu tidak mudah, jika mudah itu bukan mengalahkan diri dan biasanya bukan jalan Tuhan.

Peduli merupakan bagian utuh ikut Tuhan dan jalan yang Ia rencanakan. Berani mengalahkan diri dengan mengundang siapa yang tidak mungkin membalas dan memberikan setimpal kepada kita. Inilah kualitas dan jalan Tuhan. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar