Pw.
S. Yosafat, UskMrt (M)
3
Yoh. 5-8
Mzm.
112:1-2,3-4,5-6
Luk.
18:1-8
3
Yoh. 5-8
1:5 Saudaraku yang kekasih,
engkau bertindak sebagai orang percaya, di mana engkau berbuat segala sesuatu
untuk saudara-saudara, sekalipun mereka adalah orang-orang asing.
1:6 Mereka telah memberi
kesaksian di hadapan jemaat tentang kasihmu. Baik benar perbuatanmu, jikalau
engkau menolong mereka dalam perjalanan mereka, dengan suatu cara yang berkenan
kepada Allah.
1:7 Sebab karena nama-Nya
mereka telah berangkat dengan tidak menerima sesuatu pun dari orang-orang yang
tidak mengenal Allah.
1:8 Kita wajib menerima
orang-orang yang demikian, supaya kita boleh mengambil bagian dalam pekerjaan
mereka untuk kebenaran.
Luk.
18:1-8
18:1 Yesus mengatakan suatu
perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa
dengan tidak jemu-jemu.
18:2 Kata-Nya: "Dalam
sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati
seorang pun.
18:3 Dan di kota itu ada
seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku
terhadap lawanku.
18:4 Beberapa waktu lamanya
hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak
takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun,
18:5 namun karena janda ini
menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia
datang dan akhirnya menyerang aku."
18:6 Kata Tuhan:
"Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu!
18:7 Tidakkah Allah akan
membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan
adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?
18:8 Aku berkata kepadamu: Ia
akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang,
adakah Ia mendapati iman di bumi?"
Santo Yosafat Kunzewich, Uskup
dan Martir
Rusia Pada tahun 1600, seorang
pemuda berusia 16 tahun dikirim orangtuanya ke kota Wilma, barat laut kota
Minak, Rusia, untuk dididik dalam ilmu perdagangan. Pemuda itu adalah Yohanes
Kunzewich. Ia rajin belajar dan bekerja; namun sementara itu cepat sekali ia
menyadari bahwa bakatnya bukan di bidang perdagangan. Ia sebaliknya lebih
tertarik pada hal-hal kerohanian.
Di kota besar itu ia menyaksikan
keadaan Gereja Rusia yang kacau balau, oleh pengaruh skisma yang timbul di
kalangan umatnya. Umat memutuskan hubungannya dengan Gereja Roma dan tidak lagi
mengakui Paus sebagai pemimpin tertinggi Gereja. Tak sukar baginya untuk
memilih mana Gereja yang sebenarnya menurut kehendak Kristus. Ia yakin bahwa
kebenaran dan cintakasih Kristen tidak ditemukan di dalam cara-cara kekerasan,
tipu muslihat dan fitnah sebagaimana terlihat di dalam Gereja Ortodoks. Hidup
rohaninya mulai berkembang terlebih dengan turut-sertanya ia di dalam
kegiatan-kegiatan liturgi sebagai lektor atau penyanyi. Tidak ada upacara di
gereja Tritunggal Mahakudus yang diabaikannya.
Pada tahun 1604 ia masuk biara
Tritunggal Mahakudus dan menerima nama baru yaitu Yosafat. Jumlah calon di
biara itu kurang sekali; tiga tahun lamanya ia sendiri saja, bersama pemimpin
biara, yang bergelar Archimandret. Namun tujuan hidupnya jelas nyata yaitu:
bertapa, berdoa dan bermeditasi, serta bermatiraga untuk memohon dari Tuhan
persatuan Gereja Ortodoks dengan Gereja Roma dalam kandang kebenaran.
Pada tahun 1609 ia ditahbiskan
menjadi imam; delapan tahun kemudian ia menjadi Uskup Polotsk. Yosafat ternyata
seorang uskup yang saleh dan keras terhadap dirinya sendiri, tapi murah hati
terhadap sesamanya. Ia seorang rasul yang rajin, terutama giat dalam usaha
untuk menciptakan persatuan Gereja. Hasilnya nyata: Rusia Putih kembali kepada
ikatan cintakasih Kristus di bawah pimpinan wakilnya, Sri Paus di Roma. Banyak
orang memusuhi dia karena iri hati terhadap semua usahanya itu. Meskipun
demikian ia tidak takut. Ia bersedia mempertaruhkan nyawanya demi cita-citanya
mempersatukan Gereja.
Pada bulan Oktober 1623, ia pergi
ke kota Witebesk, benteng orang skismatik dengan maksud menyampaikan kotbah
yang jelas mengenai persatuan Gereja Kristus. Sementara itu musuh-musuhnya
tetap mencari jalan untuk membunuhnya. Pada tanggal 12 Nopember sesudah Misa,
beberapa penjahat masuk ke dalam kediamannya dan secara kejam menyerang dan
membunuh pelayan-pelayannya. Uskup saleh ini tampil ke depan dan dengan berani
mengatakan: "Aku inilah yang kamu cari. Mengapa kamu membunuh
pelayan-pelayanku yang tak bersalah ini?" Yosafat kemudian dibunuh juga
dan jenazahnya dibuang ke dalam sungai Dvina.
Kemartirannya membuka mata banyak
orang skismatik yang kemudian bertobat dan bersatu kembali dengan Gereja Roma
yang benar. Di antaranya ada seorang Uskup Agung Ortodoks, pemimpin kaum
oposisi. BD.eLeSHa.
Sumber:ImanKatolik. or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar