Jumat, 04 Maret 2016

Hukum yang Terutama dan Ketulusan Hati

Jumat Pekan Biasa III Prapaskah (U)
Hos. 14:2-10
Mzm. 81:6c-8a, 8bc-9,10-11ab, 14,17
Mrk. 12:28b-34


Hos. 14:2-10

14:2 Bertobatlah, hai Israel, kepada TUHAN, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu.
14:3 Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada TUHAN! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami.
14:4 Asyur tidak dapat menyelamatkan kami; kami tidak mau mengendarai kuda, dan kami tidak akan berkata lagi: Ya, Allah kami! kepada buatan tangan kami. Karena Engkau menyayangi anak yatim."
14:5 Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka.
14:6 Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar.
14:7 Ranting-rantingnya akan merambak, semaraknya akan seperti pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon.
14:8 Mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku dan tumbuh seperti gandum; mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang termasyhur seperti anggur Libanon.
14:9 Efraim, apakah lagi sangkut paut-Ku dengan berhala-berhala? Akulah yang menjawab dan memperhatikan engkau! Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau, dari pada-Ku engkau mendapat buah.
14:10 Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan TUHAN adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ.

Mrk. 12:28b-34

12:28b : "Hukum manakah yang paling utama?"
12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
12:32 Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.
12:33 Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."
12:34 Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.



Hukum yang Terutama dan Ketulusan Hati

Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan mengenai hukum yang terutama. Di sana ada pula dialog tulus dari salah satu ahli Taurat. Dia melihat Yesus secara obyektif dan bukan hanya soal pokoknya bukan Yesus sebagaimana biasanya dialami Yesus. Dia menilai Yesus benar sepanjang dia mengikuti tanya jawab Yesus dengan ahli Taurat atau orang Saduki selama ini, sama sekali bukan jebakan sebagaimana diajukan oleh ahli Taurat lainnya.
Budaya Yahudi biasa membicara dan mengaji mana yang lebih besar dan lebih kecil, termasuk dalam hukum. Tidak heran, ia bertanya mana yang lebih utama dan ada di bawahnya. Yesus bukan hanya mengatakan mana lebih utama, namun hukum yang lebih mendasar.
Saudara terkasih, hukum mengasihi Allah dan sesama sebagaimana ada di dalam Perjanjian Lama, bagi Yesus diajak untuk lebih memahami ajaran-Nya, yaitu panggilan Allah untuk sepenuh hati menjawab panggilan Allah dan sesama di dalam kasih.
Kasih kepada Allah dengan segenap hati,  pengertian, kekuatan, dan utuh dari manusia. Hanya Tuhan Allah yang layak untuk menerima itu semua. Kasih di sini bukan semata soal perasaan atau afeksi.  Kasih berbicara mengenai usaha untuk membangun hidup selaras dengan apa yang dikehendaki Allah, mendengarkan sabda-Nya, dan berpaut kepada-nya. Mengasihi Allah di dalam kehendak dan tindak nyata.
Pengetahuan dan penerimaan dari ahli Taurat ini menjadikan perlawanan dari rekan-rekan ahli Taurat makin tajam, namun berubah cara, mereka diam dan justru mengincar kematian-Nya bukan lagi bertanya dengan jebakan. Konflik berubah cara, dan jauh lebih serius untuk mengakhiri pengaruh Yesus.

Saudara terkasih, kita tentu tahu dengan baik bagaimana kita dipanggil untuk mengasihi Allah dan sesama. Ajakan kasih dengan tindak nyata dan kehendak sebagai satu kesatuan. Bukan hanya keinginan saja, namun diwujudnyatakan dalam tindakan sehari-hari. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar