Selasa, 07 April 2015

Penampakan Yesus kepada Maria Magdalena

SELASA DALAM OKTAF PASKAH (P)
Kis. 2:36-41
Mzm. 33:4-5,18-19,20-22
Yoh. 20:11-18


Kis. 2:36-41

2:36 Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."
2:37 Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"
2:38 Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
2:39 Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita."
2:40 Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: "Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini."
2:41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.

Yoh. 20:11-18

20:11 Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu,
20:12 dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring.
20:13 Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan."
20:14 Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
20:15 Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya."
20:16 Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru.
20:17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
20:18 Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.


Penampakan Yesus kepada Maria Magdalena

Saudara terkasih, iman kepercayaan kita ialah Yesus yang bangkit. Warta kebangkitan menjadi tema pokok hari-hari ini. Kali ini Gereja mengajak kita untuk merenungkan bagaimana Yesus mewartakan Diri-Nya kepada Maria Magdalena. Pikiran dan kesedihan ternyata mengubah banyak hal, kemampuan dan pengetahuan seolah berhenti. Maria Magdalena sering melakukan perbuatan yang bagi orang lain atau murid lain sebagai tindakan yang berlebihan, karena kasihnya kepada Yesus, kali ini pun salah mengenal Siapa Dia yang ada di taman itu.
Yesus datang dan mengenalkan diri. Pemikiran manusiawi yang secara refleks akan selalu mengikat atau lebih tepat dalam bahasa Jawa nggondheli, tidak mau melepas lagi ketika bertemu, Maria Magdalena melakukan itu, maka Yesus melarangnya untuk bertindak seperti itu. Perutusan kepada Maria Magdalena adalah memberitahukan kepada para rasul yang lain, termasuk Petrus sebagai rasul senior, bahwa Tuhan telah bangkit dan menyatakan banyak hal kepada dirinya.

Saudara terkasih, nggondeli, berkaitan pula dengan kelekatan, bagaimana dalam hidup kita sering lekat dengan banyak hal. Bisa karier, keluarga, kesenangan dan hobby, harta, atau bisa juga lekat dengan diri sendiri. Hati-hati kalau pelayanan dan perutusan kita juga telah menjadi kelekatan, sehingga bukan mewartakan lagi Yesus namun diri sendiri, atau pemikiran kita. Berat untuk melepaskan dan mendelegasikan ciri dari kelekatan. Persoalan demi persoalan bisa timbul kalau kita lekat dan nggondheli sesuatu, relasi kita dengan Tuhan dan sesama, cara pandang, dan motivasi kita dalam bertindak tentu tidak akan jernih. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar