Senin, 20 April 2015

Hidup Kekal

Senin Biasa Pekan III Paskah (P)
Kis. 6:8-15
Mzm. 119:23-24,26-27,29-30
Yoh. 6:22-29


Kis. 6:8-15

6:8 Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak.
6:9 Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini -- anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria -- bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus,
6:10 tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara.
6:11 Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan: "Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah."
6:12 Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; mereka menyergap Stefanus, menyeretnya dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama.
6:13 Lalu mereka memajukan saksi-saksi palsu yang berkata: "Orang ini terus-menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat,
6:14 sebab kami telah mendengar dia mengatakan, bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita."
6:15 Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.


Yoh. 6:22-29

6:21 Mereka mau menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tujui.
6:22 Pada keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain dari pada yang satu tadi dan bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat.
6:23 Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias dekat ke tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya.
6:24 Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus.
6:25 Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?"
6:26 Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.
6:27 Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."
6:28 Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?"
6:29 Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."


Hidup Kekal

Saudara terkasih, hidup kekal itu berkaitan secara langsung dengan Yesus. Hari ini kita diajak untuk merenungkan apa yang menjadi motivasi kita mengikuti DIA. Kisah di atas menyatakan bahwa banyak orang yang datang dan mencari DIA karena mereka telah kenyang dna merasakan enaknya ikut DIA, dalam arti tidak perlu bersusah payah dalam mengusahakan makan, atau perut pasti kenyang. Kisah di atas tidak bisa lepas dari kisah sebelumnya berkaitan dengan penggandaan roti.
Yesus meluruskan apa yang harus mereka jadi motivasi ialah mengenal DIA secara pribadi dan menyeluruh bukan semata akan keenakan dalam hal perut kenyang. Yesus meneruskan apa yang biasanya mereka pahami, bahwa hidup kekal berkaitan dengan pekerjaan atau melakukan aktivitas, budaya Yahudi mengenal kehidupan kekal berkaitan dengan melakukan Hukum Taurat dengan tekun dan tanpa cacat. Yesus kembali meluruskan hal ini. Melakukan kehendak Allah saja tidak cukup, apa yang perlu bagi mereka ialah percaya kepada-Nya.
Saudara terkasih, kita patut berbangga dan bersyukur memiliki Tuhan sebagai DIA, yang selalu mengenalkan diri, membimbing, dan meluruskan ketika kita melakukan kesalahan. Bapa Mahabaik bukan Bapa yang mengukum namun mengenalkan kebenaran dengan sabar dan berulang-ulang. Apa yang telah dimiliki tidak dihukum, namun dibenarkan. Sudahkah kita bersyukur atas adanya DIA?. BDD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar