HARI RAYA KEBANGKITAN TUHAN (P)
Ada dua peristiwa yang patut dirayakan pada Minggu Paskah.
Sebenarnya perayaan pagi dan sore memiliki makna yang berbeda, namun karena
alasan tertentu, dan bisa dipahami jika hanya melakukan Malam Paskah saja,
padahal alangkah lebih baiknya jika ketiga peristiwa penting itu diikuti semua.
Pagi, adalah saksi kebangkitan, di mana jenazah Yesus
dicari dan tidak diketemukan. Murid terguncang menyaksikan ini karena pemahaman
mereka yang masih belum sepenuhnya terbuka. Jika ini konspirasi, bagaimana
mungkin orang maling jenazah namun kain pembungkus dan penutupnya itu dilipat
rapi, kurang gawean, lebih cepat
bergegas agar tidak ketahuan bisa saja kainnya dibawa atau ditinggal begitu
saja. Ribuan tahun lalu, begitu sederhana pemikirannya namun demikian dalam
makna yang diajarkan. Tidak heran murid
(Maria Magdalena), bingung sehingga mengira Sang Guru sebagai penjaga
kebun. Mereka masih “buta” karena syok juga karena belum terbuka.
Perjumpaan dengan Yesus mengubah semuanya. Bagaimana
Maria menjadi tahu karena ada sapaan dari Guru Sejati. Yesus berinisiatif dan
datang menyapa. Upaya manusiawi ternyata tidak cukup mumpuni untuk itu.
Peran perempuan, ini sangat kontekstual di dalam
Gereja bahwa perempuan juga memiliki peran. Mengapa bukan Petrus atau Yohanes?
Tuhan memiliki rencana sesuai dengan kepribadian perempuan yang lebih tekun,
teliti, dan perhatian.
Sore:
Kisah Emaus, atau dikenal Emausan, di mana para
murid “lari” keluar Yerusalem. Sekali lagi perjupaan dengan Yesus yang menjadi
titik balik. Mereka kembali karena hatinya berkobar-kobar waktu Yesus yang “belum
mereka kenal” menjelaskan banyak hal.
Saudara terkasih, peran sentral Yesus dan
ketidakmengertian murid (kita) menjadi sangat penting. Inisiatif dari DIA, dan
kita terbuka mau atau tidak untuk menyambut-Nya. Keterbukaan hati kita sangat
mendesak untuk bisa berjumpa dengan DIA dalam cara pandang baru. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar