Minggu, 26 Maret 2017

Tidak Ada yang Mustahil bagi-Nya

HARI RAYA KABAR SUKACITA (P)
Yes. 7:10-14,8,10
Mzm. 40:7-8a,8b-9,10,11
Ibr. 10:4-10
Luk. 1:26-38



Yes. 7:10-14,8,10

7:10 TUHAN melanjutkan firman-Nya kepada Ahas, kata-Nya:
7:11 "Mintalah suatu pertanda dari TUHAN, Allahmu, biarlah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah atau sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas."
7:12 Tetapi Ahas menjawab: "Aku tidak mau meminta, aku tidak mau mencobai TUHAN."
7:13 Lalu berkatalah nabi Yesaya: "Baiklah dengarkan, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga?
7:14 Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.
 8:10 Buatlah rancangan, tetapi akan gagal juga; ambillah keputusan, tetapi tidak terlaksana juga, sebab Allah menyertai kami.


Ibr. 10:4-10

10:4 Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.
10:5 Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki -- tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku --.
10:6 Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan.
10:7 Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."
10:8 Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" -- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat --.
10:9 Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.
10:10 Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.


Luk. 1:26-38

1:26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret,
1:27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.
1:28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."
1:29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.
1:30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
1:31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
1:32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,
1:33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
1:34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"
1:35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
1:36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.
1:37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
1:38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.



Tidak Ada yang Mustahil bagi-Nya

Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan kabar sukacita. Kabar yang mengagetkan Maria, namun satu hal yang pasti bisa menjadi teladan bagi kita adalah perkataan Maria,” Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Kepasrahan total, terbuka kepada kehendak Allah semata dalam hidupnya.
Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan itu pun bersyarat, yaitu sikap terbuka kita akan penyelenggaraan-Nya. Ada kesiapsediaan dari pihak manusia yang diwakili perawan Maria. Ini juga hendak mengatakan kalau Allah Tuhan tidak semena-mena di dalam memberikan sesuatu atau meminta sesuatu kepada manusia.
Kita patut berbangga memiliki Tuhan Allah yang demikian baik, dekat, dan akrab sebagaimana Tuhan Allah Bapa di surga. Ia bukan Tuhan pemarah yang tidak kenal belas kasihan, Ia tetap memberikan tawaran dan kita pun bebas untuk menerima atau menolak. Tawaran bahkan di dalam karya keselamatan Allah pun Tuhan melibatkan manusia dan memberikan tawaran, bukan memaksakan kehendak-Nya.
Saudara terkasih, dialog Maria dan malaikat juga menunjukkan kepada kita bagaimana relasi Tuhan Allah dan manusia yang bebas dan tidak memaksakan kekuasaan. Bisa saja Tuhan Allah memberikan begitu saja kepada Maria, tanpa perlu pemberitahuan, namun tidak demikian yang dilakukan Tuhan Allah. Suka cita itu menjadi penuh kala manusia juga menerimanya dengan suka cita karena diberi tahu oleh Tuhan melalui malaikat peran penting itu.

Tidak ada yang mustahil bagi-Nya. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar