Rabu, 22 Maret 2017

Santo Yusuf, Sang Teladan

HR. S. YUSUF, SUAMI SP MARIA (P)
2 Sam. 7:4-5,12-14,16
Mzm. 89:2-3,4-5,27,29
Rm. 4:13,16-18,22
Mat. 1:16,18-21,24



2 Sam. 7:4-5,12-14,16

7:4 Tetapi pada malam itu juga datanglah firman TUHAN kepada Natan, demikian:
7:5 "Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN: Masakan engkau yang mendirikan rumah bagi-Ku untuk Kudiami
7:12 Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya.
7:13 Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya.
7:14 Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia.
7:16 Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.


Rm. 4:13,16-18,22

4:13 Sebab bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran, berdasarkan iman
4:16 Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, --
4:17 seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" -- di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.
4:18 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.
4:22 Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.


Mat. 1:16,18-21,24

1:16 Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus
1:18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.
1:19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.
1:20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
1:21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."
1:24 Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya

  

Santo Yusuf, Sang Teladan

Hari ini  kita Gereja katolik merayakan Hari Raya S. Yusuf, seorang teladan luar biasa dalam Karya Keselamatan Allah. peran pribadi di balik layar yang mendukung kehadiran Yesus di dunia ini. Memang tidak banyak laporan Kitab Suci mengenai pribadinya. Namun dari kisah yang ada kita dapat belajar beberapa hal. Pertama, sosok tulus. Bagaimana ia mengambil Maria sebagai istri sedangkan Maria sedang mengandung. Bukan hal mudah berkaitan dengan keadaan waktu itu. Namun ia menjalaninya dengan tegar dan tulus hati.
Kedua, rendah hati. Ia menjalani semuanya dengan kerendahan hati sebagai hamba Allah yang melakukan apapun yang Tuhan kehendaki, hal ini patut kita contoh sehingga bisa menjadi pribadi yang rendah hati dan menjalankan tugas perutusan dari Tuhan semata.
Ketiga, tanggung jawab, bagaimana ia mendampingi Ibu Maria ketika mau bersalin sedangkan keadaan semua penginapan penuh, di kota lain, dan tentunya bekal yang terbatas. Ia mendampingi dengan setia, dan masih diulang ketika diperintahkan mengungsi ke Mesir. Bukan perjalanan mudah sebenarnya, namun ia jalani dengan tanggung jawab. Hidup di tanah asing sekian lama, kemudian balik lagi.
Keempat, tokoh balik layar, sangat kontekstual di mana era teknologi ini orang gemar akan tampilan, status di medsos, namun ia menjalani di balik layar. Tidak menonjol, bahkan kalah oleh Petrus yang lemah atau Yudas Iskariot yang penuh gejolak politis itu. Semua dijalani dengan suka cita.

Kiranya teladan Santo Yusuf bisa menjadi cermin bagi kehidupan kita sehari-hari, menjalankan perutusan masing-masing dengan penuh tanggung jawab, kerendahanhati, dan tidak perlu menonjolkan diri secara berlebih-lebihan.BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar