Minggu, 26 Maret 2017

Apa yang Dilihat Allah Belum Tentu Sama dengan yang Kita Lihat

HARI MINGGU PRAPASKAH IV (U)
1 Sam. 16:1,6-7,10-13
Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6
Ef. 5:8-14
Yoh. 9:1-41



1 Sam. 16:1,6-7,10-13

16:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku.
16:6 Ketika mereka itu masuk dan Samuel melihat Eliab, lalu pikirnya: "Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya."
16:7 Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.
16:10 Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai: "Semuanya ini tidak dipilih TUHAN."
16:11 Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari."
16:12 Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia."
16:13 Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.


Ef. 5:8-14

5:8 Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,
5:9 karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,
5:10 dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.
5:11 Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.
5:12 Sebab menyebutkan saja pun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan.
5:13 Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang.
5:14 Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu.


Yoh. 9:1-41

9:1 Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.
9:2 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"
9:3 Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.
9:4 Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja.
9:5 Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia."
9:6 Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi
9:7 dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.
9:8 Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata: "Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?"
9:9 Ada yang berkata: "Benar, dialah ini." Ada pula yang berkata: "Bukan, tetapi ia serupa dengan dia." Orang itu sendiri berkata: "Benar, akulah itu."
9:10 Kata mereka kepadanya: "Bagaimana matamu menjadi melek?"
9:11 Jawabnya: "Orang yang disebut Yesus itu mengaduk tanah, mengoleskannya pada mataku dan berkata kepadaku: Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku pergi dan setelah aku membasuh diriku, aku dapat melihat."
9:12 Lalu mereka berkata kepadanya: "Di manakah Dia?" Jawabnya: "Aku tidak tahu."
9:13 Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi.
9:14 Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu, adalah hari Sabat.
9:15 Karena itu orang-orang Farisi pun bertanya kepadanya, bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya: "Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat."
9:16 Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu: "Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat." Sebagian pula berkata: "Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mujizat yang demikian?" Maka timbullah pertentangan di antara mereka.
9:17 Lalu kata mereka pula kepada orang buta itu: "Dan engkau, apakah katamu tentang Dia, karena Ia telah memelekkan matamu?" Jawabnya: "Ia adalah seorang nabi."
9:18 Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya, bahwa tadinya ia buta dan baru dapat melihat lagi, sampai mereka memanggil orang tuanya
9:19 dan bertanya kepada mereka: "Inikah anakmu, yang kamu katakan bahwa ia lahir buta? Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?"
9:20 Jawab orang tua itu: "Yang kami tahu ialah, bahwa dia ini anak kami dan bahwa ia lahir buta,
9:21 tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu, dan siapa yang memelekkan matanya, kami tidak tahu juga. Tanyakanlah kepadanya sendiri, ia sudah dewasa, ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri."
9:22 Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengaku Dia sebagai Mesias, akan dikucilkan.
9:23 Itulah sebabnya maka orang tuanya berkata: "Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri."
9:24 Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya buta itu dan berkata kepadanya: "Katakanlah kebenaran di hadapan Allah; kami tahu bahwa orang itu orang berdosa."
9:25 Jawabnya: "Apakah orang itu orang berdosa, aku tidak tahu; tetapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat."
9:26 Kata mereka kepadanya: "Apakah yang diperbuat-Nya padamu? Bagaimana Ia memelekkan matamu?"
9:27 Jawabnya: "Telah kukatakan kepadamu, dan kamu tidak mendengarkannya; mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi? Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?"
9:28 Sambil mengejek mereka berkata kepadanya: "Engkau murid orang itu tetapi kami murid-murid Musa.
9:29 Kami tahu, bahwa Allah telah berfirman kepada Musa, tetapi tentang Dia itu kami tidak tahu dari mana Ia datang."
9:30 Jawab orang itu kepada mereka: "Aneh juga bahwa kamu tidak tahu dari mana Ia datang, sedangkan Ia telah memelekkan mataku.
9:31 Kita tahu, bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya.
9:32 Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta.
9:33 Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa."
9:34 Jawab mereka: "Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami?" Lalu mereka mengusir dia ke luar.
9:35 Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: "Percayakah engkau kepada Anak Manusia?"
9:36 Jawabnya: "Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepada-Nya."
9:37 Kata Yesus kepadanya: "Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!"
9:38 Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud menyembah-Nya.
9:39 Kata Yesus: "Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta."
9:40 Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya: "Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?"
9:41 Jawab Yesus kepada mereka: "Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu."




Apa yang Dilihat Allah Belum Tentu Sama dengan yang Kita Lihat

Saudara terkasih, Minggu Prapaskah IV ini kita diajak untuk merenungkan bagaimana Tuhan Allah melihat segala sesuatu itu baik, belum tentu sama sebagaimana yang kita nilai dan lihat. Dalam bacaan pertama pun menunjukkan jika nabi pun masih salah menilai dan melihat, apa yang dikehendaki Tuhan, bukan yang dimaui manusia.
Bacaan Injil jelas memperlihatkan bagaimana Allah menilai hati dan kedalaman manusia, bukan semata apa yang terlihat oleh indera manusiawi. Saat IA melihat orang buta, IA sembuhkan, meskipun bertentangan dengan Hukum Sabat. Pertanyaan selanjutnya ialah, benarkah Yesus melanggar Hukum Sabat? Tidak, karena IA menghendaki kebahagian, kesempurnaan, dan kebaikan manusia sebagai ciptaan Allah yang pada dasarnya adalah baik adanya. Ia melihat ornag yang menderita sebagai tidak baik, sedangkan Allah memandang manusia dan ciptaan lainnya kala Sabat sebagai baik adanya.
Bacaan-bacaan hari ini mengajak kita untuk melihat kedalaman hati, bukan semata penglihatan mata, tidak hanya karena mendengar dengan telinga, atau merasakan dengan lidah dan kulit kita. Itu tidak salah, namun belum cukup. Rasio kita tidak akan mampu mencerna apa yang Tuhan kehendaki. Kita perlu menyediakan hati nurni yang jernih agar bisa merasakan apa yang Tuhan kehendaki di dalam hidup kita. Mengandalkan diri sendiri dengan kemampuan dan juga pikiran sendiri bisa membuat orang salah, keliru, dan tersesat karena bisa berbeda dengan apa yang Tuhan kehendaki dan harapkan.
Allah hadir, menyapa, dan memberikan tawaran kepada manusia, tanggapan  manusia apapun tidak membuat Allah berubah kasih dan tawaran-Nya, hanya menunda untuk memberikan kesempatan kepada manusia yang bebal untuk berubah. Pengenalan akan Tuhan sangat membantu bagi manusia untuk bisa mengatakan ya Tuhan Allahku di dalam hidup ini. BD.eLeSHa.


Tidak Ada yang Mustahil bagi-Nya

HARI RAYA KABAR SUKACITA (P)
Yes. 7:10-14,8,10
Mzm. 40:7-8a,8b-9,10,11
Ibr. 10:4-10
Luk. 1:26-38



Yes. 7:10-14,8,10

7:10 TUHAN melanjutkan firman-Nya kepada Ahas, kata-Nya:
7:11 "Mintalah suatu pertanda dari TUHAN, Allahmu, biarlah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah atau sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas."
7:12 Tetapi Ahas menjawab: "Aku tidak mau meminta, aku tidak mau mencobai TUHAN."
7:13 Lalu berkatalah nabi Yesaya: "Baiklah dengarkan, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga?
7:14 Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.
 8:10 Buatlah rancangan, tetapi akan gagal juga; ambillah keputusan, tetapi tidak terlaksana juga, sebab Allah menyertai kami.


Ibr. 10:4-10

10:4 Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.
10:5 Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki -- tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku --.
10:6 Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan.
10:7 Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."
10:8 Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" -- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat --.
10:9 Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.
10:10 Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.


Luk. 1:26-38

1:26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret,
1:27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.
1:28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."
1:29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.
1:30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
1:31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
1:32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,
1:33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
1:34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"
1:35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
1:36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.
1:37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
1:38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.



Tidak Ada yang Mustahil bagi-Nya

Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan kabar sukacita. Kabar yang mengagetkan Maria, namun satu hal yang pasti bisa menjadi teladan bagi kita adalah perkataan Maria,” Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Kepasrahan total, terbuka kepada kehendak Allah semata dalam hidupnya.
Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan itu pun bersyarat, yaitu sikap terbuka kita akan penyelenggaraan-Nya. Ada kesiapsediaan dari pihak manusia yang diwakili perawan Maria. Ini juga hendak mengatakan kalau Allah Tuhan tidak semena-mena di dalam memberikan sesuatu atau meminta sesuatu kepada manusia.
Kita patut berbangga memiliki Tuhan Allah yang demikian baik, dekat, dan akrab sebagaimana Tuhan Allah Bapa di surga. Ia bukan Tuhan pemarah yang tidak kenal belas kasihan, Ia tetap memberikan tawaran dan kita pun bebas untuk menerima atau menolak. Tawaran bahkan di dalam karya keselamatan Allah pun Tuhan melibatkan manusia dan memberikan tawaran, bukan memaksakan kehendak-Nya.
Saudara terkasih, dialog Maria dan malaikat juga menunjukkan kepada kita bagaimana relasi Tuhan Allah dan manusia yang bebas dan tidak memaksakan kekuasaan. Bisa saja Tuhan Allah memberikan begitu saja kepada Maria, tanpa perlu pemberitahuan, namun tidak demikian yang dilakukan Tuhan Allah. Suka cita itu menjadi penuh kala manusia juga menerimanya dengan suka cita karena diberi tahu oleh Tuhan melalui malaikat peran penting itu.

Tidak ada yang mustahil bagi-Nya. BD.eLeSHa.

Hukum Kasih adalah Hukum yang Utama

Jumat Biasa Pekan III Prapaskah (U)
Hos. 14:2-10
Mzm. 81:6c-8a, 8bc-9,10-11ab,14,17
Mrk. 12:28b-34



Hos. 14:2-10

14:2 Bertobatlah, hai Israel, kepada TUHAN, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu.
14:3 Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada TUHAN! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami.
14:4 Asyur tidak dapat menyelamatkan kami; kami tidak mau mengendarai kuda, dan kami tidak akan berkata lagi: Ya, Allah kami! kepada buatan tangan kami. Karena Engkau menyayangi anak yatim."
14:5 Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka.
14:6 Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar.
14:7 Ranting-rantingnya akan merambak, semaraknya akan seperti pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon.
14:8 Mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku dan tumbuh seperti gandum; mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang termasyhur seperti anggur Libanon.
14:9 Efraim, apakah lagi sangkut paut-Ku dengan berhala-berhala? Akulah yang menjawab dan memperhatikan engkau! Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau, dari pada-Ku engkau mendapat buah.
14:10 Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan TUHAN adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ.

Mrk. 12:28b-34

12:28b"Hukum manakah yang paling utama?"
12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
12:32 Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.
12:33 Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."
12:34 Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.



Hukum Kasih adalah Hukum yang Utama

Saudara terkasih, kita pengikut Kristus memiliki kebaruan daripada hukum yang berlaku di zaman Yesus. Di mana kal itu hukum Taurat yang mengatur tertib hukum bersama. Yesus hadir untuk memperlengkapi dan memperdalam, serta mengoreksi apa yang tidak tepat. Seperti hukum balas dendam.
Hukum kasih memperlihatkan konsep horisontal dan vertikal di dalam kehidupan ini. Bagaimana manusia harus mengasihi Tuhan Allah Yang Esa lebih dari apapun juga, termasuk diri, keluarga, bahkan agama itu sendiri. Sekitar kita sering memberikan contoh bagaimana kadang Tuhan malah kalah oleh agama atau keluarga, termasuk di dalamnya konsep kaum Farisi yang mau mencobai Yesus.
Kedua, soal mengasihi sesama seperti diri sendiri. Bagaimana kita diajak untuk tidak egois dan hanya memikirkan diri sendiri. Sering kita lebih mencintai diri duku baru orang lain. Hal ini yang hendak Yesus luruskan, bagaimana mengasihi sesama sebagaimana kita mengasihi diri sendiri.

Saudara terkasih, kita yang diajak untuk bisa seimbang bagaimana mengasihi Tuhan Allah dan sesama secara serempak. Tidak ada yang lebih atau kurang, atau lebih menjadi prioritas atau nomor dua. Kita tidak bisa mengatakan mengasihi Tuhan Allah namun membenci sesama atau sebaliknya. Artinya jika orang mengaku mengasihi Tuhan Allah berarti ia juga mengasihi sesama. Bagaimana jika orang mengaku mengasihi Allah namun mengobarkan kebencian, perselisihan, atau kekerasan, apakah ini benar? Jelas saja salah. Mengasihi Allah tentu mengasihi sesama dan sebaliknya, jika mengasihi sesama tidak patut jika tidak mengasihi Allah. BD.eLeSHa.

Kuasa Mengusir Setan

Kamis Biasa Pekan III Prapaskah (U)
Yer. 7:23-28
Mzm. 95:1-2,6-7,8-9
Luk. 11:11:14-23


Yer. 7:23-28

7:23 hanya yang berikut inilah yang telah Kuperintahkan kepada mereka: Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia!
7:24 Tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau memberi perhatian, melainkan mereka mengikuti rancangan-rancangan dan kedegilan hatinya yang jahat, dan mereka memperlihatkan belakangnya dan bukan mukanya.
7:25 Dari sejak waktu nenek moyangmu keluar dari tanah Mesir sampai waktu ini, Aku mengutus kepada mereka hamba-hamba-Ku, para nabi, hari demi hari, terus-menerus,
7:26 tetapi mereka tidak mau mendengarkan kepada-Ku dan tidak mau memberi perhatian, bahkan mereka menegarkan tengkuknya, berbuat lebih jahat dari pada nenek moyang mereka.
7:27 Sekalipun engkau mengatakan kepada mereka segala perkara ini, mereka tidak akan mendengarkan perkataanmu, dan sekalipun engkau berseru kepada mereka, mereka tidak akan menjawab engkau.
7:28 Sebab itu, katakanlah kepada mereka: Inilah bangsa yang tidak mau mendengarkan suara TUHAN, Allah mereka, dan yang tidak mau menerima penghajaran! Ketulusan mereka sudah lenyap, sudah hapus dari mulut mereka."

Luk. 11:11:14-23

11:14 Pada suatu kali Yesus mengusir dari seorang suatu setan yang membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata. Maka heranlah orang banyak.
11:15 Tetapi ada di antara mereka yang berkata: "Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan."
11:16 Ada pula yang meminta suatu tanda dari sorga kepada-Nya, untuk mencobai Dia.
11:17 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh.
11:18 Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul.
11:19 Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu.
11:20 Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.
11:21 Apabila seorang yang kuat dan yang lengkap bersenjata menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya.
11:22 Tetapi jika seorang yang lebih kuat dari padanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata, yang diandalkannya, dan akan membagi-bagikan rampasannya.
11:23 Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan."



Kuasa Mengusir Setan

Saudara terkasih, tuduhan kalau Yesus mengusir setan dengan kuasa Beelzebul merupakan sebuah bentuk kepanikan karena kuasa Yesus yang luar biasa. Bagaimana tidak kalau mengusir setan dengan kuasa pengulu setan sendiri? Mengusir anak buah sendiri mana ada apalagi setan yang perlu banyak tenaga untuk menggoda bukan?
Kuasa Alla h di dalam Yesus yang dipakai untuk mengusir setan, apa artinya? Kerajaan Allah sudah hadir. Kita perlu bersatu dengan Yesus untuk mampu mengusir setan. Perumpamaan orang kuat dan kerjasama agar mampu menjaga rumah merupakan gambaran kebersamaan kita dengan Yesus. Ingat Yesus yang lebih berkuasa dan kita ikut di dalamnya. Bukan kekuatan dan kekuasaan kita, namun kuat dan kuasa-Nya Yesus.
Bagaimana Yesus menyatakan bahwa kita bisa bersama Yesus berarti bahwa kita mengumpulkan dan sebaliknya. Kita bersatu juga berarti bahwa kita mengumpulkan bukan tercerai berai. Salah satu ciri iman Kristiani adalah kebersamaan, persatuan, dan adanya persaudaraan. Jika hidup kita malah membuat perselisihan, membuat permusuhan, memperbesar perbedaan, dan mencari-cari kesalahan dan kekuarangan pihak lain, kita bisa merenungkan ikut Yesus atau Beelzebul.
Konkret dalam kehidupan bermasyarakat kita, ada orang yang menyeru nama Tuhan sekaligus menghujat sesama, kita tidak perlu menjawabnya namun merenungkan di dalam hati, apakah itu ciri orang beriman. Mana ada menghina ciptaan namun mengaku mencintai Sang Pencipta. BD.eLeSHa.


Rabu, 22 Maret 2017

Yesus dan Hukum

Rabu  Biasa Pekan III Prapaskah (U)
Ul. 4:1,5-9
Mzm. 147:12-13,15-16,19-20
Mat. 5:17-19



Ul. 4:1,5-9

4:1 "Maka sekarang, hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu.
4:5 Ingatlah, aku telah mengajarkan ketetapan dan peraturan kepadamu, seperti yang diperintahkan kepadaku oleh TUHAN, Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya.
4:6 Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa yang pada waktu mendengar segala ketetapan ini akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi.
4:7 Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti TUHAN, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya?
4:8 Dan bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum ini, yang kubentangkan kepadamu pada hari ini?
4:9 Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidupmu. Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semuanya itu,

Mat. 5:17-19

5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.



Yesus dan Hukum

Saudara terkasih, apa yang disampaikan Gereja hari ini adalah, soal hukum. Bagaimana Tuhan menghedaki kita menghormati hukum sebagai bentuk ketaatan kita terhadap  hukum. Hukum bukan menghambat hidup manusia namun memperkembangkan manusia.
Sering orang melihat hukum sebagai kekang, hukum sebagai penghambat, hukum sebagai penghalang kebebasan, namun apakah demikian? Sama sekali tidak, hukum justru menjamin kebebasan dan kepenuhan hak dan kewajiban setiap individu agar terjamin dan tidak terganggu oleh kepentingan dan kebebasan orang lain yang sama-sama bebasnya.
Yesus menyatakan itu karena pertanyaan soal Hukum Taurat, namun Yesus juga menghendaki lebih jauh bahwa kita bukan hidup demi hukum namun hukum dibuat untuk manusia. Hukum Taurat menjamin tertib hukum kehidupan bersama. Namun tidak cukup bahwa hidup sesuai hukum itu bisa menjamin keselamatan jika tidak melakukannya di dalam kehidupan sehari-hari, seperti keadilan, kebenaran, dan kasih sayang.

Sering legalitas buta mengalahkan kebenaran dan cenderung legalis dan prosedural. Kita sering menyaksikan koruptor, para bandit demokrasi bersembunyi atas kejahatannya di dalam hukum yang masih bisa dibeli, atau di balik prosedur, namun abai akan kebenaran dan keadilan. Inilah yang dikritik Tuhan. Hidup kita tidak cukup hanya taat hukum, namun juga berkualitas, mengawal kebenaran dan keadilan selain hukum yang ada. BD.eLeSHa.

Mengampuni dengan Segenap Hati

Selasa Biasa Pekan III Prapaskah (U)
Dan. 3:23,34-43
Mzm. 25:4bc-5ab,6-7bc,8-9
Mat. 18:21-35



Dan. 3:23,34-43

3:25 Katanya: "Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!
3:34 Janganlah kami Kautolak selamanya demi nama-Mu, dan janganlah Kaubatalkan perjanjian-Mu;
3:35 janganlah Kautarik kembali dari pada kami belas kasihan-Mu demi Abraham, kekasih-Mu, demi Ishak, hamba-Mu dan demi Israel, orang suci-Mu,
3:36 yang kepadanya telah Kaujanjikan untuk memperbanyak keturunan mereka laksana bintang-bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut.
3:37 Ya Tuhan, jumlah kami telah menjadi lebih kecil dari jumlah sekalian bangsa, dan sekarang kamipun dianggap rendah di seluruh bumi oleh karena segala dosa kami.
3:38 Dewasa inipun tidak ada pemuka, nabi atau penguasa, tiada korban bakaran atau korban sembelihan, korban sajian atau ukupan; tidak pula ada tempat untuk mempersembahkan buah bungaran kepada-Mu dan mendapat belas kasihan.
3:39 Tetapi semoga kami diterima baik, karena jiwa yang remuk redam dan roh yang rendah, seolah-olah kami datang membawa korban-korban bakaran domba dan lembu serta ribuan anak domba tambun.
3:40 Demikianlah hendaknya korban kami di hadapan-Mu pada hari ini berkenan seluruhnya kepada-Mu. Sebab tidak dikecewakanlah mereka yang percaya pada-Mu.
3:41 Kini kami mengikuti Engkau dengan segenap jiwa dan dengan takut kepada-Mu, dan wajah-Mu kami cari. Janganlah kami Kaupermalukan,
3:42 melainkan perlakukankanlah kami sesuai dengan kemurahan-Mu dan menurut besarnya belas kasihan-Mu.
3:43 Lepaskanlah kami sesuai dengan perbuatan-Mu yang ajaib, dan nyatakanlah kemuliaan nama-Mu, ya Tuhan.


Mat. 18:21-35

18:21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"
18:22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
18:23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
18:24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.
18:25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya.
18:26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.
18:27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
18:28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!
18:29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.
18:30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.
18:31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.
18:32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku.
18:33 Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?
18:34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
18:35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."




Mengampuni dengan Segenap Hati

Saudara terkasih, kita sering mudah mengatakan maaf, atau aku tidak mengingat lagi apa yang sudah terjadi, namun apakah demikian? Kenyataan itu hanya ada di mulut, tidak dari hati yang paling dalam. Beberapa hal bisa membuktikan itu. Ingat bagaimana atau lebih mudah mana antara maaf atau sori? Padahal sama namun mengucapkan permintaan maaf sangat berat. Ini karena kita masih enggan. Atau mengapa masih diungkit ketika ada masalah, padahal jelas-jelas berbeda masalah dan konteksnya.
Tuhan hari ini mengajak kita mengampuni hingga 70 kali tujuh kali, artinya tidak terbatas bukan semata 490 dan usai, tidak demikian. Pengampunan itu terus menerus karena kita pun sudah memperoleh pengampunan terlebih dahulu. Ada perimbangan dan keadilan. Mengapa demikian?
Kita cenderung meminta dan tidak pernah mau memberi. Ingat bagaimana pengampunan yang kita terima perlu juga kita berikan kepada sesama kita. Sifat manusiawi kita yang ingin Tuhan ubah agar semakin seperti Bapa di surga sempurna.

Mengampuni bukan semata dengan kata namun dari hati, salah satu yang pasti tidak mengingat lagi apalagi menjadi bahan membalaskan dendam dan mengungkit juga ada persoalan. Mengampuni berarti tidak lagi ada yang disimpan, bukan semata melupakan, namun sudah tidak ada lagi yang menjadi bagian hidup kita. Semua sudah lewat dan tidak penting lagi. Mengampuni juga melepaskan beban hidup kita yang tidak berguna, seperti membawa-bawa sampah di dalam hati kita. BD.eLeSHa.

Santo Yusuf, Sang Teladan

HR. S. YUSUF, SUAMI SP MARIA (P)
2 Sam. 7:4-5,12-14,16
Mzm. 89:2-3,4-5,27,29
Rm. 4:13,16-18,22
Mat. 1:16,18-21,24



2 Sam. 7:4-5,12-14,16

7:4 Tetapi pada malam itu juga datanglah firman TUHAN kepada Natan, demikian:
7:5 "Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN: Masakan engkau yang mendirikan rumah bagi-Ku untuk Kudiami
7:12 Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya.
7:13 Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya.
7:14 Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia.
7:16 Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.


Rm. 4:13,16-18,22

4:13 Sebab bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran, berdasarkan iman
4:16 Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, --
4:17 seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" -- di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.
4:18 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.
4:22 Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.


Mat. 1:16,18-21,24

1:16 Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus
1:18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.
1:19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.
1:20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
1:21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."
1:24 Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya

  

Santo Yusuf, Sang Teladan

Hari ini  kita Gereja katolik merayakan Hari Raya S. Yusuf, seorang teladan luar biasa dalam Karya Keselamatan Allah. peran pribadi di balik layar yang mendukung kehadiran Yesus di dunia ini. Memang tidak banyak laporan Kitab Suci mengenai pribadinya. Namun dari kisah yang ada kita dapat belajar beberapa hal. Pertama, sosok tulus. Bagaimana ia mengambil Maria sebagai istri sedangkan Maria sedang mengandung. Bukan hal mudah berkaitan dengan keadaan waktu itu. Namun ia menjalaninya dengan tegar dan tulus hati.
Kedua, rendah hati. Ia menjalani semuanya dengan kerendahan hati sebagai hamba Allah yang melakukan apapun yang Tuhan kehendaki, hal ini patut kita contoh sehingga bisa menjadi pribadi yang rendah hati dan menjalankan tugas perutusan dari Tuhan semata.
Ketiga, tanggung jawab, bagaimana ia mendampingi Ibu Maria ketika mau bersalin sedangkan keadaan semua penginapan penuh, di kota lain, dan tentunya bekal yang terbatas. Ia mendampingi dengan setia, dan masih diulang ketika diperintahkan mengungsi ke Mesir. Bukan perjalanan mudah sebenarnya, namun ia jalani dengan tanggung jawab. Hidup di tanah asing sekian lama, kemudian balik lagi.
Keempat, tokoh balik layar, sangat kontekstual di mana era teknologi ini orang gemar akan tampilan, status di medsos, namun ia menjalani di balik layar. Tidak menonjol, bahkan kalah oleh Petrus yang lemah atau Yudas Iskariot yang penuh gejolak politis itu. Semua dijalani dengan suka cita.

Kiranya teladan Santo Yusuf bisa menjadi cermin bagi kehidupan kita sehari-hari, menjalankan perutusan masing-masing dengan penuh tanggung jawab, kerendahanhati, dan tidak perlu menonjolkan diri secara berlebih-lebihan.BD.eLeSHa.