Senin, 08 Juni 2020

Berbahagialah yang Membawa Damai


Senin Biasa Pekan X (H)
1 Raj. 17:1-6
Mzm. 121:2-3,4-5,7-8
Mat. 5:1-12




1 Raj. 17:1-6

17:1 Lalu berkatalah Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead, kepada Ahab: "Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan."
17:2 Kemudian datanglah firman TUHAN kepadanya:
17:3 "Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan.
17:4 Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana."
17:5 Lalu ia pergi dan ia melakukan seperti firman TUHAN; ia pergi dan diam di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan.
17:6 Pada waktu pagi dan petang burung-burung gagak membawa roti dan daging kepadanya, dan ia minum dari sungai itu.



Mat. 5:1-12

5:1 Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.
5:2 Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
5:3 "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
5:4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
5:5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
5:7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
5:9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
5:10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
5:11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
5:12 Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."



Berbahagialah yang Membawa Damai

Saudara terkasih, hari ini kita merenungkan firman Tuhan mengenai sabda bahagia. Bagaimana Tuhan menyatakan kita patut untuk membawa diri sebagai agen perubahan. Keadaan yang oleh dunia dinilai sebagai hal yang buruk, pesimis, dan tidak nyaman itu, sebagai kesempatan untuk melihat karya Allah. Badai pasti berlalu dan tidak ada pesta yang tidak pernah usai.
Kita sebagai anak dunia, dan juga anak bangsa sedang menghadapi pandemi. Semua saja tanpa kecuali. Tidak ada yang tidak terdampak atas aksi si kecil itu. Pemberitaan demi pemberitaan berseliweran. Ada yang positif dengan antusias penuh harapan, namun tidak sedikit yang menebarkan kecemasan dan ketakutan. Pesimisme yang mau ditawarkan demi mendapatkan sesuatu, kepentingan diri dan kelompok. Jabatan misalnya.
Sikap saling curiga dan menilai pihak lain sebagai pelaku kegagalan, tidak becus, dan sebagainya. Ada di mana-mana. Mau Indonesia atau negara lain. Tentu berbeda kisah, konteks, dan arah yang mau dituju. Perang fisik mungkin sudah makin jarang, hanya ada di Timur Tengah yang memang tidak pernah ada habis-habisnya. Ini semua juga soal hegemoni, kekuasaan, penindasan, dan pengakuan. Keakuan yang dikedepankan. Soal duka, kesulitan, penderitaan, dan bahkan kemiskinan dan kematian rakyat tidak menjadi pertimbangan. Inilah dunia, manusia, dan godaan untuk selalu menomorsatukan diri dan kelompoknya. Menjadikan pihak lain sebagai tumpuan untuk mencapai sesuatu.
Saudara terkasih, dalam sabda bahagia Tuhan Yesus menyatakan berbagailah yang membawa damai, karena akan disebut anak-anak Allah. Perselisihan, pertikaian, dan permusuhan menjadi gaya hidup dunia ini. Orang ingin  lebih dari yang lain. Penginnya menjadi yang ter ter dan ter. Nah kadang, di dalam membangun diri mencapai ter itu mengorbankan pihak lain. pemaksaan kehendak salah satunya. Bagaimana mau damai jika ada pemaksaan kehendak.
Mengalah demi kebaikan persama. Bukan berarti kalah atau takut, namun memberikan kesempatan kepada pihak lain memuaskan diri. Contoh sederhana, bagaimana jika kita dihujat dan balas menghujat? Ribut bukan? Itu bukan damai dan tentu bukan karya anak-anak Allah.
Doa Santo Fransiskus Asisi bagus untuk mengolah batin kita menjadi seluas samudra. Doakan dengan kesungguhan secara rutin, dan rasakan dampaknya. BD.eLeSHa.

1 komentar:

  1. The Complete Guide To Baccarat & How To Play In Baccarat
    The Basic Rules of choegocasino Baccarat — Learn to play baccarat. A worrione beginner's guide to the game of baccarat. Learn how to play 메리트 카지노 쿠폰 baccarat online and online.

    BalasHapus