Senin, 03 Juni 2019

Kesaksian Kita


Senin Biasa Pekan Paskah VI (P)
Kis. 16:11-15
Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a,9b
Yoh. 15:26-16:4



Kis. 16:11-15

16:11 Lalu kami bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake, dan keesokan harinya tibalah kami di Neapolis;
16:12 dari situ kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan orang Roma. Di kota itu kami tinggal beberapa hari.
16:13 Pada hari Sabat kami ke luar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ; setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan yang ada berkumpul di situ.
16:14 Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus.
16:15 Sesudah ia dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya, ia mengajak kami, katanya: "Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku." Ia mendesak sampai kami menerimanya


Yoh. 15:26-16:4

15:26 Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.
15:27 Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku."
16:1 "Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku.
16:2 Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.
16:3 Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku.
16:4a Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu."




Kesaksian Kita

Saudara terkasih, hari ini  Bunda Gereja mengajak kita merenungkan Roh Penghibur dan tugas perutusan kita di dalamnya, Roh Penghibur yang “menggantikan” peran Tuhan Yesus di dunia ini akan memberikan kesaksian mengenai Penebus hingga akhir zaman nanti. Kita pun dipanggil dan diutus untuk mewartakan hal yang sama. Kesaksian selain Penghibur, kita pun demikian. Kita tidak hanya  ongkang-ongkang dan duduk manis. Kita juga perlu bersaksi.
Dalam kesaksian itu timbul juga kinsekuensi, di mana kita bisa mendapatkan masalah, kesulitan, dan permusuhan dari berbagai pihak. Dalam sebuah kontestasi politik, ada sebuah kelompok agama yang mau mendukung seorang capres dengan janji kemudahan mendirikan gereja. Menjadi aneh, ketika mendukung seorang pemimpin  bukan karena rekam jejak, prestasi, dan kinerjanya, namun demi mudah mendirikan gereja.
Apakah demikian ini benar secara spiritualitas? Sangat tidak benar, karena capres tersebut bersama dengan kelompok intoleran, selalu mengatakan negatif atas perbedaan, namun dengan mudah tiba-tiba merangkul, menjanjikan kemudahan, dan seterusnya. Padahal belum lama mereka berseru dengan lantang, kami menolak gereja, krestenisasi, dan label-label lainnya. Bagaimana mungkin mereka yang mendadak toleran ini bisa diyakini kebenarannya.
Benar bahwa Tuhan bisa meruntuhkan kesombongan, mengubah kerasnya batu, namun apakah perlu juga mengemis demi mudahnya mendirikan gereja? Padahal salah penolakan itu salah satu bentuk salib yang harus kita pikul. Mengapa malah mau dilepaskan? Ini salah satu hal yang hakiki, penolakan dunia itu bagian utuh atas iman kita.
Dalam bacaan Injil dinyatakan, jangan lupakan Sabda Tuhan yang mengingatkan kita, bahwa sangat mungkin kita ini dikucilkan. Pengasingan diri di kancah komunikasi hidup bersama termasuk juga kesulitan mendirikan rumah ibadah. Jangan kemudian malah terlena dan ikut arus memotong salib demi bisa aman dan nyaman di tengah dunia.
Perlu kita perhatikan, jika kita aman, nyaman, dan tenang di dalam dunia, jangan-jangan kita telah masuk perangkap si jahat, atau malah kita meminta si jahat untuk menjadi rekan seperjalanan dan merekalah yang menguasai kita? Hal yang sangat mungkin di dalam hidup kita yang abai akan kuasa Ilahi dalam proses hidup kita. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar