Pw.
S. Karolus Lwanga dkk Mrt (M)
Kis.
9:1-8
Mzm.
68:2-3,4-5ac,6-7ab
Yoh.
16:29-33
Kis.
9:1-8
19:1 Ketika Apolos masih di
Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus.
Di situ didapatinya beberapa orang murid.
19:2 Katanya kepada mereka:
"Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?" Akan
tetapi mereka menjawab dia: "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar,
bahwa ada Roh Kudus."
19:3 Lalu kata Paulus kepada
mereka: "Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?"
Jawab mereka: "Dengan baptisan Yohanes."
19:4 Kata Paulus:
"Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia
berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang
kemudian dari padanya, yaitu Yesus."
19:5 Ketika mereka mendengar
hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.
19:6 Dan ketika Paulus
menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan
mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat.
19:7 Jumlah mereka adalah
kira-kira dua belas orang.
19:8 Selama tiga bulan Paulus
mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Oleh
pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah.
Yoh.
16:29-33
16:29 Kata murid-murid-Nya:
"Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata dan Engkau tidak memakai
kiasan.
16:30 Sekarang kami tahu,
bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya
kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah."
16:31 Jawab Yesus kepada
mereka: "Percayakah kamu sekarang?
16:32 Lihat, saatnya datang,
bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya
sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri,
sebab Bapa menyertai Aku.
16:33 Semuanya itu Kukatakan
kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu
menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.
Santo Karolus Lwanga, Martir Uganda
Kebenaran
dan keluhuran ajaran Yesus dibela mati-matian oleh para pengikut-Nya
dimana-mana meskipun hal itu mengakibatkan kematian. Di Afrika, terutama di
Uganda, pembelaan iman ini telah mengakibatkan pembunuhan banyak martir.
Penganiyaan dan pembunuhan atas
orang-orang Kristen itu disebabkan oleh ajaran Kristen yang dianggap sebagai
perintah utama pelaksanaan adat-istiadat kafir di Uganda. Ketika itu,
adat-istiadat disana masih tergolong sangat primitif. Perdagangan budak,
poligami dan pemerkosaan anak-anak dianggap hal yang biasa. Demikian juga
pelestarian adat-istiadat dan animisme masih dianggap sebagai perkara budaya
yang harus digalakkan.
Oleh karena itu kedatangan
misionaris-misionaris Katolik pada tahun 1879 untuk mewartakan Injil Kristus
dianggap sebagai penghalang keberlangsungan praktek adat-istiadat dan kebiasaan
buruk diatas. Akibatnya, penguasa setempat melancarkan aksi pembunuhan terhadap
para misionaris itu. Banyak juga pemuda-pemuda Uganda yang sudah menjadi
Kristen dibunuh. Karoluk Lwanga adalah salah seorang anak yang melayani raja
Muanga. Ia menggantikan temannya Yosef Mukasa. Muanga dikenal sebagai raja yang
bejat. Ia biasa memuaskan nafsu seksnya pada anak-anak lelaki yang melayaninya.
Melihat kebejatan Muanga ini, Karolus Lwanga selalu bersikap hati-hati. Ia juga
mengawaskan anak-anak Kristen Uganda yang sudah menjadi Kristen agar tidak
tercemar oleh perbuatan bejat Muanga. Raja Muanga sangat benci terhadap
ajaran-ajaran Kristen. Hasutan orang-orang Arab semakin menambah kebencian Muanga
terhadap keluhuran ajaran iman Kristen sekaligus misionarisnya. Anak-anak
Uganda yang sudah menjadi Kristen tidak terlepas dari berbagai ancaman. Namun
anak-anak ini semakin kuat imannya dan tidak menghiraukan segala bentuk ancaman
itu.
Pada tanggal 25 Maret 1886, raja
mendapati para pelayannya sedang mengikuti pelajaran agama dari seorang
misionaris. Ia sangat marah dan lalu membunuh anak-anak itu. Keesokan harinya,
ia mengumpulkan para ketua suku dan meminta pertimbangan mereka untuk menghukum
anak-anak Kristen yang lain. Hal ini sama sekali tidak menggentarkan hati
mereka. Mereka rela mati demi imannya.
Anak-anak Kristen yang belum dibunuh, termasuk di dalamnya Karolus Lwanga, ditangkap dan dipenjarakan. Karolus yang tertua segera mempermandikan dan mengajar mereka tentang ajaran-ajaran iman Kristen. Ia menguatkan hati mereka untuk menerima segala akibat yang paling buruk. Iman mereka teguh dan mereka bersedia menjalani hukuman bakar yang ditimpakan atas mereka.
Karolus dibunuh bersama kawan-kawannya demi membela iman Kristen. Mereka yakin bahwa Tuhan akan memberi mereka pahala di surga yang jauh lebih membahagiakan. Oleh Sri Paus Paulus VI, Karolus dinyatakan ‘kudus’ pada tahun 1964. Imankristiani.co.id
Anak-anak Kristen yang belum dibunuh, termasuk di dalamnya Karolus Lwanga, ditangkap dan dipenjarakan. Karolus yang tertua segera mempermandikan dan mengajar mereka tentang ajaran-ajaran iman Kristen. Ia menguatkan hati mereka untuk menerima segala akibat yang paling buruk. Iman mereka teguh dan mereka bersedia menjalani hukuman bakar yang ditimpakan atas mereka.
Karolus dibunuh bersama kawan-kawannya demi membela iman Kristen. Mereka yakin bahwa Tuhan akan memberi mereka pahala di surga yang jauh lebih membahagiakan. Oleh Sri Paus Paulus VI, Karolus dinyatakan ‘kudus’ pada tahun 1964. Imankristiani.co.id