Pw. S. Agnes, PrwMrt (M)
Ibr. 9:2-3,11-14
Mzm. 47:2-3,6-7,8-9
Mrk. 3:20-21
Ibr. 9:2-3,11-14
9:2 Sebab ada dipersiapkan suatu kemah,
yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan
roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus.
9:3
Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang
maha kudus
9:11 Tetapi Kristus telah datang sebagai
Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah
yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan
manusia, -- artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, --
9:12 dan Ia telah masuk satu kali untuk
selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba
jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan
dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
9:13 Sebab, jika darah domba jantan dan
darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis,
sehingga mereka disucikan secara lahiriah,
9:14 betapa lebihnya darah Kristus, yang
oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai
persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari
perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang
hidup
Mrk. 3:20-21
3:20 Kemudian Yesus masuk ke sebuah
rumah. Maka datanglah orang banyak berkerumun pula, sehingga makan pun mereka
tidak dapat.
3:21 Waktu kaum keluarga-Nya mendengar
hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras
lagi
Santa Agnes, Perawan dan Martir
Agnes hidup tahun 291-304. Ia terkenal sangat cantik dan simpatik.
Tidaklah mengherankan bila banyak pemuda yang jatuh hati padanya dan bertekad
mengawininya. Tetapi apa yang dialami pemuda pemuda itu? Mereka menyesal,
kecewa bahkan marah karena lamaran mereka ditolak. Agnes, gadis rupawan itu
berkaul tidak mau menikah karena ia telah berjanji untuk tetap perawan dan
setia kepada Kristus yang mencintainya. Pemuda pemuda frustasi itu
melaporkan Agnes kepada pengadilan Romawi dengan mengungkapkan identitasnya
sebagai seorang penganut agama Kristen yang taat.
Dihadapan pengadilan Romawi, Agnes diuji,
ditakut takuti bahkan dituduh menjalani kehidupan sebagai seorang
pelacur. Ia diancam dengan hukuman mati dan dipaksa membawakan kurban kepada
dewa dewa kafir Romawi. Tetapi Agnes tidak gentar sedikitpun menghadapi semua
ancaman dan siksaan itu. Ia dengan gagah berani menolak segala tuduhan atas
dirinya dan mempertahankan kemurnianya. Belenggu yang dikenakan pada tangannya
terlepas dengan sendirinya. Bagi dia Kristus adalah segala-galanya. Dia yakin
Kristus menyertainya dan tetap menjaga dirinya dari segala siksaan atas
dirinya.
Akhirnya tiada jalan lain untuk menaklukkan Agnes
selain membunuh dia dengan pedang. Kepalanya dipenggal setelah dia berdoa
kepada Yesus, mempelainya. jenazahnya di kebumikan di jalan Nomentana. Kemudian
diatas kuburnya didirikan sebuah gereja untuk menghormatinya.
Agnes dilukiskan sedang mendekap seekor anak domba (Agnus), lambang kemurnian, memegang daun palem sebagai lambang keberanian. Pada hari pestanya setiap tahun, dua ekor anak domba disembelih di Gereja santa Agnes di jalan Nomentana. Bulu domba itu dikirim kepada Sri Paus untuk diberkati dan dipakai untuk membuat hiasan atau mantel. Hiasan dan mantel itu kemudian dikembalikan kepada Uskup Agung dari Gereja itu untuk dipakai sebagai simbol kekuasaannya.BD.eLeSHa
Agnes dilukiskan sedang mendekap seekor anak domba (Agnus), lambang kemurnian, memegang daun palem sebagai lambang keberanian. Pada hari pestanya setiap tahun, dua ekor anak domba disembelih di Gereja santa Agnes di jalan Nomentana. Bulu domba itu dikirim kepada Sri Paus untuk diberkati dan dipakai untuk membuat hiasan atau mantel. Hiasan dan mantel itu kemudian dikembalikan kepada Uskup Agung dari Gereja itu untuk dipakai sebagai simbol kekuasaannya.BD.eLeSHa
Sumber: Imankatolik. org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar