Kamis, 02 Juli 2020

Berpikir Baik


Kamis Biasa Pekan XIII (H)
Am. 7:10-17
Mzm. 19:8,9,10,11
Mat. 9:1-8



Am. 7:10-17

7:10 Lalu Amazia, imam di Betel, menyuruh orang menghadap Yerobeam, raja Israel, dengan pesan: "Amos telah mengadakan persepakatan melawan tuanku di tengah-tengah kaum Israel; negeri ini tidak dapat lagi menahan segala perkataannya.
7:11 Sebab beginilah dikatakan Amos: Yerobeam akan mati terbunuh oleh pedang dan Israel pasti pergi dari tanahnya sebagai orang buangan."
7:12 Lalu berkatalah Amazia kepada Amos: "Pelihat, pergilah, enyahlah ke tanah Yehuda! Carilah makananmu di sana dan bernubuatlah di sana!
7:13 Tetapi jangan lagi bernubuat di Betel, sebab inilah tempat kudus raja, inilah bait suci kerajaan."
7:14 Jawab Amos kepada Amazia: "Aku ini bukan nabi dan aku ini tidak termasuk golongan nabi, melainkan aku ini seorang peternak dan pemungut buah ara hutan.
7:15 Tetapi TUHAN mengambil aku dari pekerjaan menggiring kambing domba, dan TUHAN berfirman kepadaku: Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel.
7:16 Maka sekarang, dengarlah firman TUHAN! Engkau berkata: Janganlah bernubuat menentang Israel, dan janganlah ucapkan perkataan menentang keturunan Ishak.
7:17 Sebab itu beginilah firman TUHAN: Isterimu akan bersundal di kota, dan anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan tewas oleh pedang; tanahmu akan dibagi-bagikan dengan memakai tali pengukur, engkau sendiri akan mati di tanah yang najis, dan Israel pasti pergi dari tanahnya sebagai orang buangan."


Mat. 9:1-8

9:1 Sesudah itu naiklah Yesus ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri.
9:2 Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni."
9:3 Maka berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: "Ia menghujat Allah."
9:4 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: "Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu?
9:5 Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah?
9:6 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" -- lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu --: "Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"
9:7 Dan orang itu pun bangun lalu pulang.
9:8 Maka orang banyak yang melihat hal itu takut lalu memuliakan Allah yang telah memberikan kuasa sedemikian itu kepada manusia.



Berpikir Baik

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan firman Tuhan mengenai pemikiran baik. Perumpamaan yang digunakan Yesus untuk memberikan nasihat adalah ketika Yesus menyembuhkan orang lumpuh, bahkan diawali dengan pengampunan atas kedosaan si lumpuh. Menyaksikan kebaikan, bahkan mukjizat tersebut, ahli Taurat malah berpikir buruk.
Ahli Taurat disebutkan, berarti bukan orang sembarangan. Mereka ahli dalam bidang yang sangat prestisius waktu itu. Bagaimana mereka banyak memiliki keistimewaan, namun sayang, sebagaimana kata Yesus, mereka hanya berpikir yang jahat dan buruk saja. Melihat kebaikan saja mereka berpikir jelek, apalagi jika ada perbuatan buruk. Ini adalah sikap batin. Pemikiran yang sangat berdampak pada perilaku dan nantinya hasil akhir yang sama buruknya.
Dalam kehidupan kita pun biasanya demikian mudah terjadi. Iri pada capaian pihak lain, sedih ketika rekan mendapatkan apa yang kita inginkan. Susah untuk bisa berbahagia dengan orang yang sedang senang. Malah sebaliknya, ketika orang menderita kecenderungan kita adalah malah kecewa. Ahli Taurat ini pun sejatinya iri melihat Yesus sangat fenomenal. Mereka abai ada aktivitas luar biasa ini. Jika mereka tidak dengki, akan melihat Allah yang berkarya di sana. Orang lumpuh berjalan itu pasti telah mereka pahami, ketahui, dan baca berkali ulang itu tindakan Mesianik.
Saudara terkasih, dalam hidup bersama kita pun mengalami yang sama. Perilaku kecewa melihat kebaikan atau capaian orang lain. Itulah dunia, dan enak, mudah, dan juga banyak teman. Berpikir positif itu jalan sunyi di tengah dunia. Emang tidak mudah, cenderung susah malah. Mengikuti Tuhan memang bukan kemudahan, jalan salib sebagai konsekuensi. Apa yang perlu dijalankan itu penuh dengan tantangan dan godaan.
Berpikir positif akan membawa konsekuensi positif pula. Kadang itu  tidak instan, perlu perjuangan dan kehendak yang kuat untuk dapat teguh dalam jalan sunyi namun penuh keajaiban ini. Pemikiran yang baik akan mengarahkan kita pada jalan yang benar. Hasil yang diperoleh pun akan jauh lebih menjanjikan. Sering kebaikan ini bukan instan, namun proses. Ada kesabaran, ketangguhan, dan tentu tanggung jawab untuk mencapainya. Siapkah memilih jalan kebaikan? BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar